Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Kematian Massal Terulang, Petugas Pemilu 2024 Bakal Dapat Pemeriksaan Kesehatan

Kompas.com - 20/11/2023, 17:15 WIB
Fika Nurul Ulya,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Para petugas Pemilu 2024 bakal mendapat layanan skrining dan perlindungan kesehatan dari pemerintah sebelum melakukan tugasnya.

Tujuannya, agar kejadian meninggalnya ratusan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) pada Pemilu 2019 tidak terulang. 

Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko mengatakan, inisiatif ini merupakan langkah bersama antara BPJS Kesehatan, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Komisi Pemilihan Umum (KPU), dan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).

"Ada feedback yang baik pada penyelenggaraan Pemilu yang lalu di mana banyak korban yang macam-macam orang menyikapinya. Satu, ada yang memang karena kecapean. Ada yang berpendapat bahwa ini sebuah upaya dari pemerintah meracuni, dan seterusnya," kata Moeldoko di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (20/11/2023).

Baca juga: Komnas HAM Ungkap Penyebab 485 Petugas KPPS Meninggal pada Pemilu 2019, Salah Satunya Beban Kerja Tak Manusiawi

Moeldoko menyampaikan, screening kesehatan merupakan upaya preventif sehingga petugas penyelenggara Pemilu lebih sehat dan sehat bugar saat melaksanakan tugasnya.

Nantinya sebelum pemeriksaan, petugas akan lebih dulu mengisi formulir yang disediakan oleh BPJS.

Jika terbukti kondisinya tidak sehat, maka akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Adapun jika petugas Pemilu belum terdaftar masuk keanggotaan BPJS Kesehatan, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) akan memerintahkan kepala daerah untuk mendaftarkannya.

"Tapi teman-teman enggak usah khawatir, upaya screening ini tidak mengganggu upaya petugas. Kedua, negara hadir, negara atau pemerintah turun tangan agar kejadian masa lalu tidak lagi terulang," ucap Moeldoko.

Baca juga: Cegah Kematian Massal Petugas KPPS, Komnas HAM Minta KPU Anggarkan Pemeriksaan Kesehatan

Sementara itu, Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Rahmat Bagja menyampaikan, screening kesehatan diperlukan mengingat banyaknya petugas Pemilu ad hock pada tahun depan.

Tercatat, ada 840.000 Tempat Pemungutan Suara (TPS) di seluruh Indonesia. Di tiap-tiap TPS, ada perwakilan dari KPU, Bawaslu, hingga saksi-saksi yang akan menjaga jalannya kondusivitas.

Menurut Bagja, pemeriksaan kesehatan merupakan bentuk perlindungan HAM, yaitu mengakui adanya hak kesehatan, serta melindungi dan memenuhi hak kesehatan tersebut.

"Sehingga hoax berita bohong, berita tentang diracuni dan hal yang lain-lain yang tidak perlu dalam penyelenggaraan Pemilu itu akan hilang dengan sendirinya," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mengenal Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran, Diisi Petinggi Gerindra

Mengenal Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran, Diisi Petinggi Gerindra

Nasional
Sebut Serangan ke Rafah Tragis, Prabowo Serukan Investigasi

Sebut Serangan ke Rafah Tragis, Prabowo Serukan Investigasi

Nasional
Refly Harun Sebut Putusan MA Sontoloyo, Tak Sesuai UU

Refly Harun Sebut Putusan MA Sontoloyo, Tak Sesuai UU

Nasional
Mendag Apresiasi Gerak Cepat Pertamina Patra Niaga Awasi Pengisian LPG 

Mendag Apresiasi Gerak Cepat Pertamina Patra Niaga Awasi Pengisian LPG 

Nasional
Menaker: Pancasila Jadi Bintang Penuntun Indonesia di Era Globalisasi

Menaker: Pancasila Jadi Bintang Penuntun Indonesia di Era Globalisasi

Nasional
Momen Jokowi 'Nge-Vlog' Pakai Baju Adat Jelang Upacara di Riau

Momen Jokowi "Nge-Vlog" Pakai Baju Adat Jelang Upacara di Riau

Nasional
Refleksi Hari Pancasila, Mahfud Harap Semua Pemimpin Tiru Bung Karno yang Mau Berkorban untuk Rakyat

Refleksi Hari Pancasila, Mahfud Harap Semua Pemimpin Tiru Bung Karno yang Mau Berkorban untuk Rakyat

Nasional
Singgung Kesejarahan Ende dengan Bung Karno, Megawati: Pancasila Lahir Tidak Melalui Jalan Mudah

Singgung Kesejarahan Ende dengan Bung Karno, Megawati: Pancasila Lahir Tidak Melalui Jalan Mudah

Nasional
Minta Tapera Tak Diterapkan, PDI-P: Rakyat Sedang Hadapi Persoalan yang Berat

Minta Tapera Tak Diterapkan, PDI-P: Rakyat Sedang Hadapi Persoalan yang Berat

Nasional
 Jokowi Targetkan Blok Rokan Produksi Lebih dari 200.000 Barel Minyak per Hari

Jokowi Targetkan Blok Rokan Produksi Lebih dari 200.000 Barel Minyak per Hari

Nasional
Aturan Intelkam di Draf RUU Polri Dinilai Tumpang Tindih dengan Tugas BIN dan BAIS TNI

Aturan Intelkam di Draf RUU Polri Dinilai Tumpang Tindih dengan Tugas BIN dan BAIS TNI

Nasional
Revisi UU TNI-Polri, PDI-P Ingatkan soal Dwifungsi ABRI

Revisi UU TNI-Polri, PDI-P Ingatkan soal Dwifungsi ABRI

Nasional
Antam Pastikan Keaslian dan Kemurnian Produk Emas Logam Mulia

Antam Pastikan Keaslian dan Kemurnian Produk Emas Logam Mulia

Nasional
Hasto PDI-P: Banteng Boleh Terluka, tapi Harus Tahan Banting

Hasto PDI-P: Banteng Boleh Terluka, tapi Harus Tahan Banting

Nasional
Sentil Penunjukan Pansel Capim KPK, PDI-P: Banyak yang Kita Tak Tahu 'Track Record' Pemberantasan Korupsinya

Sentil Penunjukan Pansel Capim KPK, PDI-P: Banyak yang Kita Tak Tahu "Track Record" Pemberantasan Korupsinya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com