JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Sekretaris Dewan Syura Partai Kebangkitan Bangsa Maman Imanulhaq menyindir rezim Presiden Joko Widodo yang dianggap rakus kekuasaan.
Dalam pidatonya ketika menghadiri acara peluncuran Jurkam Amin di Gedung Joang 45, Jakarta Pusat, Maman menyindir bahwa ada pihak yang terus membangun tembok tinggi tatkala angin bertiup.
Ia mengapresiasi aktivis Jumhur Hidayat yang sudah beberapa tahun belakangan mengambil sikap oposisi atas kekuasaan Jokowi.
Baca juga: Prabowo Berisiko Dicap Langgengkan Dinasti Keluarga Jokowi jika Pilih Gibran Jadi Cawapres
Sementara itu, pada Pilpres 2019, Maman masih bekerja untuk pemenangan Jokowi-Ma'ruf Amin.
"Problemnya adalah yang membangun tembok hari ini makin tinggi. Saya dengan Pak Jumhur dulu bareng sama-sama mendukung Jokowi, kita ngobrol, punya kantor sendiri di Menteng, tiba-tiba Pak Jumhur duluan sadar daripada saya," kata Maman, Rabu (18/10/2023).
"Baru kelihatan bahwa status quo. Bahwa ada orang-orang yang mengambil keuntungan, bahwa pengelolaan sumber daya alam, bahwa ada orang yang mengakali anggaran termasuk undang-undang, itu sudah berkumpul di sana semuanya," ujar dia.
Baca juga: PDI-P Dinilai Mulai Pisahkan Ganjar dari Bayang-bayang Jokowi
Maman mengatakan, gejala itulah yang membuat mereka merasa perlu menumbuhkan kesadaran perlunya muncul calon presiden dan wakil presiden alternatif.
Ia mengutip ayat Al Quran yang pada intinya menyampaikan bahwa kekuasaan harus berputar, tidak boleh dipegang oleh orang-orang yang itu-itu saja.
"Ada dua kubu yang hari ini bertengkar, berseteru, antara Jokowi dan Megawati, kalau ini dibiarkan terus-menerus seolah-olah negara ini akan dikuasai," kata Maman.
Baca juga: PDI-P Beri Tahu Pengumuman Cawapres Ganjar ke Jokowi Lewat Seskab
Ia menjelaskan bagaimana Jokowi dan Megawati yang dari permukaan kelihatan satu partai politik, tetapi justru kini berada pada posisi berseberangan.
"Saya masih ingat di Solo, ada Presiden, ada Mbak Puan, ada Prabowo, ada Airlangga, ada Zulhas, lalu tiba-tiba Mbak Puan bilang, partai berdarah-darah yang menjadi menteri malah ketua relawan," kata Maman soal terpilihnya Ketua Umum Pro Jokowi (Projo) Budi Arie Setiadi sebagai Menkominfo belum lama ini.
Maman mengeklaim, politik transaksional seperti itu tidak akan terjadi jika bakal capres-cawapres yang mereka usung, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, terpilih.
"Kalaupun nanti ada yang jadi menteri atau apa pun, saya sudah ngobrol dengan Mas Anies dan Muhaimin. Pilihan kita adalah siapa yang bisa membawa yang terbaik bagi bangsa ini, itu yang berhak untuk tampil," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.