JAKARTA, KOMPAS.com - Bakal calon presiden (bacapres) Anies Baswedan menceritakan dirinya pernah berutang untuk membiayai pencalonannya sebagai Gubernur DKI Jakarta pada pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2017 lalu.
Hal itu dia sampaikan dalam acara Ideafest 2023 di Senayan JCC, Jakarta, Sabtu (30/9/2023).
Awalnya, panelis menanyakan bagaimana pandangan Anies soal politik balik modal yang kini sering terjadi akibat pembiayaan pemilihan umum yang cukup mahal.
"Tidak setuju dengan pandangan balik modal, bahwa itu harus dibiayai iya, dan ketika harus dibiayai untuk apa? Misalnya untuk apa, untuk kabupaten ini menjadi lebih baik, kota ini menjadi baik, bukan sebagai utang," kata Anies.
Ia kemudian menjelaskan pada saat Pilkada DKI Jakarta, ia meminta berutang untuk pembiayaan politik dengan syarat.
Syaratnya, jika kalah dalam Pilkada DKI, Anies akan membayar utang secara penuh. Namun jika menang, utang pembiayaan kampanye itu dianggap lunas.
"Kenapa begitu? Karena kalau saya kalah, saya akan bekerja di luar pemerintahan, kalau di luar pemerintahan saya boleh cari uang untuk menutup utang saya," kata Anies.
"Tapi kalau saya menang, saya tidak mau berada di pemerintahan untuk membayar biaya politik itu, oke, clear di situ," imbuh dia.
Baca juga: Gerindra: Perjanjian Utang Piutang Rp 50 Miliar Anies-Sandi Bukan Konsumsi Publik
Anies mengatakan, dia sebenarnya tak ingin mengungkit soal utang tersebut. Namun ia terpaksa harus menjelaskan karena ada dokumen piutang yang sempat dibocorkan di sosial media.
Selain itu, dia menjelaskan utang tersebut untuk menunjukkan bahwa biaya politik di Indonesia saat ini cukup mahal dan harus diatur ulang.
"Tapi saya tunjukan bahwa iya biayanya mahal, tapi kalau itu tidak diatur, diatur apa? Diatur batasannya, sealingnya itu harus ada, kenapa? Kalau tidak ada sealing itu infinit, tidak ada batas itu," pungkas dia.
Isu soal utang Anies pada Pilkada DKI 2017 ini mencuat pada Februari 2023. Ketika itu, beredar dokumen perjanjian soal pembiayaan kampanye pasangan Anies-Sandiaga. Sandiaga disebut menggelontorkan dana Rp 50 miliar untuk kampanye pasangan ini.
Sandiaga membenarkan adanya perjanjian itu. Namun, Sandi memutuskan tak lagi mengungkit masalah utang piutang itu.
Sementara kubu Anies juga menyatakan utang itu dianggap lunas karena Anies-Sandi akhirnay keluar sebagai pemenang.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.