Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perbedaan Basis Massa Anies dan Cak Imin, Jadi Peluru Kemenangan atau Senjata Makan Tuan?

Kompas.com - 13/09/2023, 13:29 WIB
Achmad Nasrudin Yahya

Penulis

"Memang kalau kita lihat dari basis massa, dari segi karakter keduanya berbeda. Anies juga kelompok intelektualis yang bisa menggarap segi masyarakat menengah atas," kata Ujang kepada Kompas.com, Rabu (13/9/2023).

"Sedangkan Cak Imin bisa menggarap kelas bawah karena PKB grassroots-nya pedesaan. Saya melihat ini saling melengkapi," sambung dia.

Ujang menilai, poros kekuatan Anies dan Cak Imin cukup lengkap.

Mengingat, Anies yang diusung oleh Partai Nasdem mempunyai basis massa yang kuat dari kelompok nasionalis.

Baca juga: Anies Baswedan Sepakat Nama Poros Pendukungnya Tetap Koalisi Perubahan

Belum lagi kehadiran kelompok Islam lainnya, seperti Partai Ummat dan Partai Masyumi yang telah menyatakan dukungannya kepada Anies.

"Apalagi ditambah PKS jika nanti masuk. Itu di situ blok nasionalis ada, blok Islam tradisionalnya ada PKB, dan islam dari PKS juga ada," ujar Ujang.

"Jadi sebenarnya pasangan ini didukung oleh partai Islam, Masyumi, Ummat. Jadi semua kekuatan islam ya banyak juga di poros ini," pungkasnya.

Agar tak jadi senjata makan tuan

Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis Agung Baskoro mengatakan bahwa secara elektoral, basis massa Anies dan Cak Imin mempunyai dampak.

Dampak itu ada apabila keduanya mampu mewadahi aspirasi Islam perdesaan dan Islam perkotaan yang selama ini memiliki kekhasan masing-masing.

Pada tahap ini, Agung menuturkan, keduanya perlu mencari titik temu yang tepat agar tak menjadi senjata makan tuan alias bumerang politik.

"Utamanya kelak ketika harus merespon isi-isu keumatan maupun soal-soal kebangsaan," kata Agung.

Sedangkan secara institusional, duet Anies dan Cak Imin yang dibawa gerbong Nasdem, PKB, dan disusul PKS dinilai bisa saling melengkapi jika keduanya mampu melakukan kerja politik dan kerja publik secara konsisten.

Menimbang, lanjut Agung, capres lainnya juga akan bergerak dalam ruang lingkup demografi yang sama.

Dengan pertimbangan itu, Agung melanjutkan, Anies bisa saja fokus menggarap DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten sebagai basis utamanya. Sedangkan Cak Imin fokus ke Jawa Timur.

"Dengan demikian ceruk pemilih masing-masing bisa fokus dengan sosok yang diusung," ungkap Agung.

Agung menambahkan, pilpres pada dasarnya merupakan pertarungan figur, soal bagaimana rekam dan jejak, kualitas personal, dan visi-misi-program yang ditawarkan.

Dengan begitu, pasangan Anies dan Cak Imin bisa menjadi pelengkap saja apabila keduanya tak memiliki kebaruan yang ditawarkan kepada publik.

"Bila Anies-Cak Imin tak memiliki kebaruan dalam duet yang ditawarkan baik dalam konteks perubahan ataupun keberlanjutan, maka pasangan ini sekedar pelengkap dalam pilpres nanti," imbuh dia.

(Penulis: Adhyasta Dirgantara | Editor: Diamanty Meiliana)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Pengamat Pesimis Investor Mau Ikut Bangun Infrastruktur IKN

Pengamat Pesimis Investor Mau Ikut Bangun Infrastruktur IKN

Nasional
Wamenkes: 2.316 Rumah Sakit Sudah Siap Terapkan KRIS

Wamenkes: 2.316 Rumah Sakit Sudah Siap Terapkan KRIS

Nasional
Siap Pindah ke IKN, Mendagri Tito: Saya Pengalaman di Tempat Sulit, Enggak Ada Mal dan Restoran Layak

Siap Pindah ke IKN, Mendagri Tito: Saya Pengalaman di Tempat Sulit, Enggak Ada Mal dan Restoran Layak

Nasional
Marah hingga Tunjuk Nadiem, Anggota Komisi X Minta KPK Periksa Anggaran Kemendikbud

Marah hingga Tunjuk Nadiem, Anggota Komisi X Minta KPK Periksa Anggaran Kemendikbud

Nasional
Alasan 2 Bos IKN Mundur Dianggap Belum Klir, Pemerintah Diharap Jujur

Alasan 2 Bos IKN Mundur Dianggap Belum Klir, Pemerintah Diharap Jujur

Nasional
KPK Sita 91 Kendaraan Mewah Eks Bupati Kutai Kartanegara, Ada BMW, McLaren, sampai Lamborghini

KPK Sita 91 Kendaraan Mewah Eks Bupati Kutai Kartanegara, Ada BMW, McLaren, sampai Lamborghini

Nasional
Bos IKN Diduga Diminta Berhenti Terkait Investor, Bukan Inisiatif Mundur

Bos IKN Diduga Diminta Berhenti Terkait Investor, Bukan Inisiatif Mundur

Nasional
Wapres Yakin Ekonomi Syariah Tumbuh di Papua Barat Daya

Wapres Yakin Ekonomi Syariah Tumbuh di Papua Barat Daya

Nasional
Prabowo Temui Jokowi di Istana, Lapor Soal Kunjungan Luar Negeri

Prabowo Temui Jokowi di Istana, Lapor Soal Kunjungan Luar Negeri

Nasional
Pileg 2029, KPU Wajib Diskualifikasi Parpol yang Gagal Penuhi 30 Persen Caleg Perempuan

Pileg 2029, KPU Wajib Diskualifikasi Parpol yang Gagal Penuhi 30 Persen Caleg Perempuan

Nasional
Singgung Pemanggilan Hasto, Ribka: Ini Wajah Partai Lho, Masak Diam?

Singgung Pemanggilan Hasto, Ribka: Ini Wajah Partai Lho, Masak Diam?

Nasional
Sidang Lanjutan Dugaan Asusila, Ketua KPU dan Korban Kembali Satu Forum

Sidang Lanjutan Dugaan Asusila, Ketua KPU dan Korban Kembali Satu Forum

Nasional
Komisi I DPR Rapat soal Palestina, Prabowo Tak Hadir karena Ada Agenda dengan Jokowi

Komisi I DPR Rapat soal Palestina, Prabowo Tak Hadir karena Ada Agenda dengan Jokowi

Nasional
MK Anggap KPU Sengaja Abaikan Putusan MA soal Kuota 30 Persen Caleg Perempuan

MK Anggap KPU Sengaja Abaikan Putusan MA soal Kuota 30 Persen Caleg Perempuan

Nasional
Politisi PDI-P: Kebebasan Sudah Tidak Ada kalau RUU Polri Disahkan

Politisi PDI-P: Kebebasan Sudah Tidak Ada kalau RUU Polri Disahkan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com