JAKARTA, KOMPAS.com - Majelis Kehormatan Partai Gerindra mencopot Ketua DPC Gerindra Kota Semarang Joko Santoso dari jabatannya. Joko disebut melakukan intimidasi kepada kader PDI-P.
Ketua Majelis Kehormatan Partai Gerindra Habiburokhman mengungkapkan Joko Susanto terbukti melakukan intimidasi kepada korban.
Menurut Habiburokhman, tindakan Joko itu sudah termasuk melanggar sumpah jati diri kader Gerindra, di mana semua kader harus bersikap sopan dan rendah hati.
"Kami memeriksa langsung yang bersangkutan dan membandingkan dengan tim investigasi yang berada di Semarang. Joko terbukti melanggar Pasal 68 AD/ART Partai Gerindra. Dengan demikian, Joko diberhentikan sebagai Ketua DPC Kota Semarang," ujar Habiburokhman, seperti dikutip dari Kompas.id, Senin (11/9/2023).
Habiburokhman menilai Joko terbukti mengintimidasi korban lantaran membentak korban dengan kata yang tidak pantas.
Selain itu, kata dia, Joko juga memukul korban. Gerindra menyerahkan sepenuhnya kasus kekerasan tersebut ke pihak kepolisian.
"Tentu ini merupakan ranah hukum pidana yang harus diusut oleh pihak kepolisian. Gerindra hanya memutuskan dalam hal sanksi etik," tuturnya.
Sebelumnya, Ketua DPC Partai Gerindra Semarang, Jawa Tengah (Jateng), diduga melakukan pemukulan terhadap kader PDI-P Semarang pada Jumat (8/9/2023).
"Tadi malam, hari Jumat (8/9/2023) pukul 21.45 WIB, ada kawan kami, Mas Suparjiyanto, warga Kelurahan Bandarharjo, Semarang Utara, didatangi oleh Ketua DPC Gerindra," kata Ketua DPC PDI-P Semarang Hendrar Prihadi, Sabtu (9/9/2023).
"Kemudian tanpa babibu, Ketua Gerindra yang juga anggota DPRD Kota Semarang itu memukul kader kami," sambungnya.
Hendrar mengatakan, pihaknya telah melaporkan kejadian tersebut kepada Ketua DPD PDI-P Jawa Tengah Bambang Wuryantoro atau Bambang Pacul, dan Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto.
"Perintah Pak Sekjen pagi ini, kami diminta meredam emosi kawan-kawan supaya di Semarang tidak terjadi pertikaian yang keras antara partai kami dan Gerindra," ujar Hendrar.
"Pak Sekjen juga telah menyampaikan untuk melaporkan persoalan ini ke ranah hukum," lanjutnya.
Hendrar mengungkapkan, pemukulan itu terjadi diduga lantaran kadernya memasang bendera PDI-P di sekitar rumah Ketua DPC Gerindra Semarang.
"Alasannya karena kader kami memasang bendera di sekitar perkampungan yang di situ tinggal Ketua Gerindra namanya Mas JS," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.