Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Andang Subaharianto
Dosen

Antropolog, dosen di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember, Rektor UNTAG Banyuwangi, Sekjen PERTINASIA (Perkumpulan Perguruan Tinggi Nasionalis Indonesia)

Ajaran "Eling Lan Waspada" dan Pemilu 2024

Kompas.com - 12/08/2023, 08:31 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

AJARAN leluhur “eling lan waspada” (sadar dan waspada) dikutip oleh pemuda asal Banyuwangi, Sunandiantoro.

Ajaran yang sangat populer di kalangan masyarakat Jawa itu ditujukan kepada Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka sebagai bagian dari surat terbuka kepadanya (Kompas.com, 09/08/2023).

Saya kenal Sunandiantoro. Ia sarjana hukum lulusan Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Banyuwangi, yang kini berprofesi sebagai pengacara.

Semasa kuliah, Sunan – demikian panggilan populernya – bisa disebut aktivis mahasiswa. Selain aktif di organisasi Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), ia juga pernah menjadi ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UNTAG Banyuwangi.

Tak aneh bila Sunan merasa terusik oleh peristiwa politik mutakhir menjelang Pemilu 2024, khususnya uji materi batas usia capres di Mahkamah Konstitusi (MK).

Ada kasak-kusuk tak sedap yang menyertai uji materi tersebut, yakni siasat meloloskan Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Presiden Joko Widodo, sebagai calon wakil presiden. Gibran, yang kini berusia 35 tahun, digosipkan akan berpasangan dengan Prabowo Subianto.

Sebagai bagian dari keterusikannya, selain mengajukan gugatan ke MK, Sunan juga menulis surat terbuka kepada Gibran.

"Mas Gibran, tetap eling lan waspada (sadar dan waspada) karena diduga banyak politikus kutu loncat yang sedang mendekat untuk menjerumuskan Mas Gibran dan Bapak Jokowi sehingga terkesan berhadapan dengan Yang Mulia Ketua Mahkamah Konstitusi," kata Sunan (Kompas.com, 9/08/2023).

Saya tak menyoal uji materi usia capres di MK. Bukan ranah saya. Saya tertarik pesan Sunan kepada Gibran, yang memintanya tetap “eling lan waspada”.

Menjelang Pemilu 2024, saya melihat ajaran “eling lan waspada” penting bukan hanya buat Gibran. Sangat bijak pula disampaikan kepada para bakal calon presiden (bacapres), bahkan Presiden Joko Widodo.

Perlu juga bagi para calon anggota legislatif yang hendak berkompetisi pada Pemilu 2024, dan para elite politik lain. Bahkan, juga untuk rakyat Indonesia pada umumnya.

Ajaran “eling lan waspada” mengajarkan kebijaksanaan hidup. Ditulis oleh pujangga besar Raden Ngabehi Ronggo Warsito dalam bentuk sastra Jawa, Serat Kalatidha.

Secara lebih lengkap berbunyi, “begja-begjaning kang lali, luwih begja kang eling lawan waspada”.

Terjemahan bebasnya kurang lebih: ‘betapapun beruntung yang lupa, masih beruntung yang masih sadar dan waspada’.

Serat Kalatidha melukiskan “zaman edan”, kurun zaman yang ditandai dengan kata “edan” (gila). Keadaan yang serba terbolak-balik, sesuatu yang benar/baik/mulia/positif dikatakan dan dianggap salah/buruk/hina/negatif. Begitu pula sebaliknya. Bila tidak ikut gila, seseorang tidak akan mendapatkan bagian (kue).

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com