Dia menyebutkan, prinsip dalam menyikapi konflik tersebut adalah menjadi panggilan bersama setiap negara di seluruh dunia ini untuk menciptakan perdamaian.
Dalam dialog itu, delegasi Ukraina yang dipimpin Oleksandr Merezhko mengungkapkan kekecewaan terhadap beberapa sistem terkait penyelesaian konflik dengan Rusia, terutama sistem di PBB yang seperti tidak berpihak kepada mereka.
Irine mengatakan, Indonesia sudah menjalin hubungan diplomatik dengan Ukraina sejak 1992. Parlemen Indonesia hingga kini pun masih memiliki hubungan friendship group dengan Ukraina.
“Beberapa kali ketuanya sudah berkomunikasi dengan Duta Besar (Dubes) dari Ukraina terkait konflik dengan Rusia,” papar Irine.
Selain Ukraina dan Rusia, negara observer lain yang hadir dalam Sidang Umum AIPA ke-44 adalah dari AS, Australia, Azerbaijan, Belarus, Kanada, China, Uni Eropa, Georgia, Jepang, Republic Korea, Moroko, Norwegia dan Timor-Leste yang sedang menunggu keanggotaan penuhnya di ASEAN.
Lalu tamu undangan di Sidang ini yakni dari Armenia, Turki, PBB, Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA), Freeland Foundation, International Conservation Caucus Foundation (ICCF), Parliamentary Centre of Asia (PCAsia) dan Food and Agriculture Organization (FAO).
Pada AIPA ke-44, Anggota BKSAP Charles Honoris turut memimpin dialog pertemuan antara delegasi dari AS dengan negara-negara anggota AIPA.
Baca juga: Fadli Zon Paparkan 6 Poin Strategis Usulan DPR untuk Resolusi AIPA Ke-44
Delegasi AS dipimpin Senator Tammy Duckworth yang merupakan veteran angkatan bersenjata negeri Paman Sam tersebut.
Charles mengatakan, pihaknya sepakat untuk mempererat kerja sama kawasan dengan AS sebagai salah satu negara yang memiliki perhatian besar terhadap kawasan Asia Tenggara.
Wakil Ketua Komisi IX DPR RI itu mengungkapkan, kerja sama itu mencakup berbagai bidang, seperti dari bidang politik, keamanan, ekonomi, dan lainnya.
“Banyak delegasi yang juga menyampaikan keinginan adanya keterlibatan yang lebih besar, dalam arti investasi, perdagangan dari AS kepada kawasan ini,” ucapnya.
Sidang Umum ke-44 pun menghasilkan 30 resolusi untuk berbagai bidang dari berbagai komisi yang akan diadopsi untuk kepentingan kawasan Asia Tenggara.
Baca juga: Pimpin Sidang AIPA Ke-44, Puan Ajak Anggota Kedepankan Semangat ASEAN Solidarity
Resolusi tersebut berasal dari Komisi Parlemen Wanita, Komisi Parlemen Muda atau Young Parliamentarians of AIPA (YPA), Komisi Urusan Politik, Komisi Ekonomi, Komisi Urusan Sosial, Komisi Urusan Organisasi, dan Komisi Urusan Organisasi.
Salah satu resolusi ada yang didedikasikan untuk Puan. Anggota parlemen negara-negara ASEAN menyepakati dengan bulat resolusi untuk menghargai Puan Maharani sebagai Presiden AIPA ke-44.
Anggota AIPA pun menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas kepemimpinan Puan untuk organisasi dan partisipasi serta kontribusinya yang berkelanjutan dalam pengembangan dan pertumbuhan AIPA.
Semua pembahasan dan hasil dari Sidang Umum AIPA ke-44 tersebut disepakati dalam persetujuan Joint Communique.
Setiap delegasi parlemen negara-negara ASEAN yang hadir memberikan persetujuan lewat penandatanganan kesepakatan Joint Communique itu.
Baca juga: Di Sidang AIPA Ke-44, DPR Bakal Dorong Pemerintah RI Ambil Langkah Out of The Box Jaga ASEAN
Sidang Umum AIPA ke-44 merupakan salah satu puncak keketuaan DPR RI di AIPA. Hal ini sejalan dengan keketuaan Indonesia di ASEAN tahun 2023.
Puan juga menyerahkan tongkat estafet Keketuan Indonesia di AIPA kepada Laos yang akan memegang Presidensi AIPA 2024.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.