Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IDI Pastikan Tak Akan Lindungi Pelaku "Bullying" di Lingkungan Kedokteran

Kompas.com - 22/07/2023, 18:46 WIB
Fika Nurul Ulya,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Adib Khumaidi memastikan, pihaknya tidak akan melindungi pelaku perundungan (bullying) di lingkungan kedokteran, termasuk dalam Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) atau dokter residen.

Ia menyatakan, pihaknya akan berkoordinasi untuk menindak oknum pelaku perundungan tersebut.

"Jika ada hal-hal yang berkaitan dengan bullying, maka yang harus kita tindak adalah para oknumnya. Dan oknum inilah yang perlu kami tegaskan kepada teman-teman, tidak ada proses kami untuk melindungi," kata Adib dalam konferensi pers secara daring, Sabtu (22/7/2023).

Baca juga: IDI Sebut Bullying di Kalangan Dokter Bukan Tradisi

Adib menyampaikan, penindakan perlu dilakukan karena masalah perundungan sudah melanggar kode etik kedokteran Indonesia. Terlebih, jika perundungan sudah berkaitan dengan tindakan kriminal.

Adib menyatakan, akan menindak tegas pelaku bullying di dunia kedokteran.

"Maka kami sangat tegas menindak jika ada oknum yang melakukan, sehingga pelaporan yang didapat dan sudah tersampaikan sebagai info ke media, kami akan menindaklanjuti dengan tegas jika memang betul informasi yang disampaikan," beber Adib.

Menurut Adib, bullying merupakan satu dari tiga tindakan yang tidak bisa ditoleransi di dunia kedokteran. Adapun ketiga tindakan tersebut, meliputi kekerasan fisik, masalah penyalahgunaan uang, dan pelecehan seksual.

Baca juga: Juniors Doctors Bakal Sediakan Hotline Pengaduan Bullying ke Dokter Residen

Bullying biasanya diliputi oleh kekerasan fisik dan penyalahgunaan uang. Pelaku tidak segan-segan meminta uang kepada dokter junior untuk menuruti keinginannya.

"Tiga hal yang saya kira tidak bisa ditoleransi, sehingga kami dari IDI, dua tahun yang lalu sudah membuat fatwa, terkait fatwa etik terkait bullying, karena ini melanggar etik," beber dia.

Lebih lanjut Adib menyampaikan, tindakan bullying di pendidikan kedokteran menjadi perhatian bagi organisasi profesi. Ia mengeklaim, sudah memberi concern serius pada perilaku bullying sejak awal kepengurusannya.

Adib mengatakan, IDI telah membuka komunikasi dengan institusi pendidikan dan kolegium, mengingat Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) atau dokter residen berada di ranah keduanya.

Ia meminta institusi pendidikan dan kolegium untuk proaktif menindaklanjuti perilaku perundungan yang terjadi di lapangan. Sekaligus, memperhatikan agar proses pendidikan terkonsentrasi pada peningkatan kualitas dan mutu dokter tanpa ada kekerasan fisik.

"Kami sudah memberikan satu concer terhadap masalah ini, karena kami juga tidak ingin mendengar ada adik-adik yang kesulitan di dalam pendidikan. Dan apalagi putus di tengah jalan hanya karena hal-hal yang berkaitan dengan bullying," jelasnya.

Sebelumnya diberitakan, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, para dokter residen yang mendapat perundungan kerap dijadikan asisten atau pembantu pribadi dokter senior.

Tugasnya jauh dari pendidikan calon dokter spesialis yang harusnya diterima.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jemaah Haji Diimbau Tidak Umrah Sunah Berlebihan, Masih Ada Puncak Haji

Jemaah Haji Diimbau Tidak Umrah Sunah Berlebihan, Masih Ada Puncak Haji

Nasional
Polisi Arab Saudi Tangkap 37 WNI Pakai Visa Ziarah untuk Berhaji di Madinah

Polisi Arab Saudi Tangkap 37 WNI Pakai Visa Ziarah untuk Berhaji di Madinah

Nasional
Temani Jokowi Peringati Hari Pancasila, AHY: Jangan Hanya Peringati, tapi Dijiwai

Temani Jokowi Peringati Hari Pancasila, AHY: Jangan Hanya Peringati, tapi Dijiwai

Nasional
Tak Persoalkan Anies dan Sudirman Said Ingin Maju Pilkada Jakarta, Refly Harun: Kompetisinya Sehat

Tak Persoalkan Anies dan Sudirman Said Ingin Maju Pilkada Jakarta, Refly Harun: Kompetisinya Sehat

Nasional
Peringati Hari Lahir Pancasila, AHY: Pancasila Harus Diterapkan dalam Kehidupan Bernegara

Peringati Hari Lahir Pancasila, AHY: Pancasila Harus Diterapkan dalam Kehidupan Bernegara

Nasional
Prabowo Sebut Diperintah Jokowi untuk Bantu Evakuasi Warga Gaza

Prabowo Sebut Diperintah Jokowi untuk Bantu Evakuasi Warga Gaza

Nasional
Simpul Relawan Dorong Anies Baswedan Maju Pilkada Jakarta 2024

Simpul Relawan Dorong Anies Baswedan Maju Pilkada Jakarta 2024

Nasional
Pemerintah Klaim Dewan Media Sosial Bisa Jadi Forum Literasi Digital

Pemerintah Klaim Dewan Media Sosial Bisa Jadi Forum Literasi Digital

Nasional
Prabowo Kembali Serukan Gencatan Senjata untuk Selesaikan Konflik di Gaza

Prabowo Kembali Serukan Gencatan Senjata untuk Selesaikan Konflik di Gaza

Nasional
Kloter Terakhir Jemaah Haji Indonesia di Madinah Berangkat ke Mekkah

Kloter Terakhir Jemaah Haji Indonesia di Madinah Berangkat ke Mekkah

Nasional
PKB Beri Rekomendasi Willem Wandik Maju Pilkada Papua Tengah

PKB Beri Rekomendasi Willem Wandik Maju Pilkada Papua Tengah

Nasional
Mengenal Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran, Diisi Petinggi Gerindra

Mengenal Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran, Diisi Petinggi Gerindra

Nasional
Sebut Serangan ke Rafah Tragis, Prabowo Serukan Investigasi

Sebut Serangan ke Rafah Tragis, Prabowo Serukan Investigasi

Nasional
Refly Harun Sebut Putusan MA Sontoloyo, Tak Sesuai UU

Refly Harun Sebut Putusan MA Sontoloyo, Tak Sesuai UU

Nasional
Mendag Apresiasi Gerak Cepat Pertamina Patra Niaga Awasi Pengisian LPG 

Mendag Apresiasi Gerak Cepat Pertamina Patra Niaga Awasi Pengisian LPG 

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com