Lebih lanjut, Syaikhu menjelaskan, pelaksanaan ibadah kurban menjadi momentum yang sangat tepat untuk mengimplementasikan semangat kolaborasi antara sesama anak bangsa.
Selain menjadi bentuk keimanan umat Islam kepada Allah SWT, ibadah kurban juga membantu sesama anak bangsa yang sedang menghadapi kesulitan hidup.
Syaikhu mengatakan, kurban memiliki dimensi sosial mendalam dalam wujud binatang sembelihan yang dikeluarkan sebagai bentuk pengorbanan.
Dalam hal ini, sebagian rezeki dikorbankan untuk berbagi kebahagiaan daging sapi atau kambing dengan anggota masyarakat yang berada di sekitar lokasi penyembelihan.
Baca juga: Nasdem-Demokrat Tak Satu Suara Soal Cawapres Anies, PKS Pilih di Tengah
“Berkurban juga harus diaktualisasikan dalam bentuk pengembangan kepedulian sosial, semangat berbagi, dan sikap mengasihi sesama tetangga dan masyarakat sekitar,” terangnya.
Bahkan, kata dia, Nabi Muhammad SAW selalu menyembelih hewan kurbannya setiap Idul Adha. Kemudian, Nabi mendistribusikan daging kepada kaum fakir dan miskin, sedangkan daging yang disisakan untuk keluarganya hanya sedikit.
Dengan begitu, semua masyarakat mendapatkan kegembiraan dalam setiap pelaksanaan pemotongan hewan kurban.
Syaikhu juga berharap, kesadaran Nabi Ibrahim AS dan putranya Nabi Ismail AS bisa menjadi inspirasi bagi para pemimpin di semua level kepemimpinan, mulai dari tingkat RT/RW hingga pemerintahan tertinggi untuk mengorbankan ego pribadi, keluarga, kelompok demi kepentingan persatuan dan kesatuan bangsa dan negara.
“Para pemimpin diharapkan untuk selalu memprioritaskan kepentingan publik ketimbang pribadi dan kelompoknya, meskipun dia harus mengorbankan dirinya sendiri,” katanya.
Baca juga: PKS: Anies Umumkan Cawapres Sepulang dari Haji
Mantan Wakil Wali Kota Bekasi itu menyebutkan, kekokohan keimanan Nabi Ismail AS terbukti dengan dihadirkannya seekor hewan kurban sebagai pengganti dirinya.
“Peristiwa tersebut kemudian diabadikan dalam Al-Qur'an dengan sangat indah, seperti yang terdapat dalam Surat As-Saffat: 100-102,” terangnya.
Menurutnya, pemimpin harus memiliki keimanan kokoh untuk mengikis setiap ego dan nafsu pribadi yang berlebihan, jujur dalam setiap langkah, dan transparan dalam bersikap.
Dengan begitu, kebijakan yang dibuatnya akan memberikan dampak bagi kehidupan masyarakat dalam menjaga dan melindungi masyarakat dari dampak pandemi Covid-19 dan ketidakpastian yang tinggi.
“Saat krisis seperti saat ini, para pemimpin hendaknya memberikan keteladanan dengan mengutamakan nasib dan keselamatan bangsa dan negara,” ujarnya.
Syaikhu juga meminta para pemimpin untuk memastikan daya beli dan konsumsi masyarakat tersedia, kemudian menyalurkan semua bantuan kepada masyarakat yang berhak menerimanya.
Baca juga: PKS Minta Pemerintah dan Fraksi Koalisinya Kompak Selesaikan RUU Perampasan Aset