JAKARTA, KOMPAS.com - Bendahara Umum PDI-P Olly Dondokambey menduga, isu kontrak politik Ketua Umum Megawati Soekarnoputri dan Ganjar Pranowo sengaja diembuskan lawan politik untuk menggerus elektabilitas partai berlogo banteng itu.
"Saya kira enggak ada kontrak-kontrak begitu," kata Olly dalam program KAMAR ROSI yang ditayangkan YouTube Kompas TV, Rabu (7/6/2023) petang.
Sebelumnya, muncul isu bahwa ada kontrak politik antara Megawati dan Ganjar di Istana Batu Tulis, Bogor, Jawa Barat, 21 April.
Baca juga: Raih Penghargaan Ramon Magsaysay, Watchdoc: Jadi Kontrak Politik-Moral agar Konsisten
Dalam wawancara itu, Olly juga menampik pertanyaan dari Rosianna Silalahi terkait perjanjian kontrak bahwa jika Ganjar menjadi presiden, pemilihan menteri atas seizin Megawati.
"Enggak adalah. Tetapi realita kan seperti itu bahwa persentase menteri dari partai politik pasti atas izin ketua umum," ujar Gubernur Sulawesi Utara itu.
Olly mengatakan, ada kecemburuan dari lawan politik sehingga mengembuskan isu tersebut. Sebab, elektabilitas PDI-P tidak pernah kurang dari 20 persen.
"Ini kan ada kecemburuan. Caranya bagaimana supaya PDI-P turun surveinya, tentu harus dikomposi cerita segala macam. itu kan strategi dalam pertarungan," ujar Olly.
Olly mengatakan, menjelang deklarasi calon presiden di Istana Batu Tulis, Megawati berpesan kepada Ganjar agar tidak melihat "kemewahan" Istana Negara seandainya Gubernur Jawa Tengah itu menjadi presiden.
"Salah satu yang paling saya dengar bagaimana Ibu Mega mengarahkan Ganjar, 'Jangan kau lihat kemewahan Istana, yang kau harus lihat sisi gelapnya Istana, supaya kamu tahu persoalan-persoalan yang ada di masyarakat'," kata Olly.
"Itu yang Bu Mega katakan selalu, kepada kami pun," tutur Olly.
Baca juga: Serba-serbi Rakernas PDI-P: Kompaknya Mega-Jokowi dan Masuknya AHY di Bursa Cawapres Ganjar
Pesan semacam itu, kata Olly, juga disampaikan Megawati saat Ganjar menjadi gubernur.
"Jangan kau lihat kekuasaan yang kau punya, kau harus lihat hal-hal lain di lingkaran-lingkaranmu," ucap Olly menirukan omongan Megawati.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.