JAKARTA, KOMPAS.com - Pemilik maskapai Susi Air, Sudi Pudjiastuti murka terhadap Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang membakar pesawat dan menyandera pilotnya, Philips Mark Methrtens.
Kemarahan Susi kian menjadi-jadi ketika mengetahui KKB justru membunuh sejumlah personel TNI setelah sebelumnya berjanji akan bernegosiasi dalam pelepasan Philips.
Dari rentetan kejahatan yang dilakukan KKB tersebut, Susi pun mempertanyakan apa dosa dan salahnya kepada masyarakat Papua sampai-sampai KKB membakar pesawat dan menculik pilotnya.
Hal ini disampaikan Susi ketika berkomunikasi dengan aktivis sekaligus pendeta di Papua, Karel Phil Erari.
"Apa dosa saya? Apa salah saya? Saya marah sekali setelah tahu mereka bunuh juga pasukan TNI yang juga tidak mau ngapa-ngapain. Pasukan TNI itu dipersiapkan untuk mengevakuasi (Philips) kalau jadi diserahkan," kata Susi, dikutip dalam rekaman percakapan atas seizinnya, Sabtu (6/5/2023).
Baca juga: Kapolda Papua Ungkap Ada Beberapa Pejabat yang Diduga Danai KKB
Kepada Karel Phil, Susi menceritakan bahwa dirinya sudah 20 tahun menyediakan pesawat untuk membantu kebutuhan masyarakat Papua.
Bahkan, maskapainya setiap harinya terbang 70-90 kali ke gunung-gunung dengan membawa makanan hingga berbagai macam obat-obatan untuk masyarakat Papua.
Selain itu, dirinya juga mengaku acap kali memberikan obat-obatan, bahkan mencuci luka langung masyarakat Papua.
Hal ini seperti yang dilakukannya kepada masyarakat di Mamit, Distrik Kembu, Kabupaten Tolikara, Papua.
"Sudah hampir 20 tahun terbang di Papua, saya bantu masyarakat, tolong tanya di Mamit, saya kasih obat-obatan, tangan saya cuci luka orang-orang anak-anak Papua. Saya marah," ujar Susi.
Baca juga: 4 Prajurit TNI yang Gugur saat Cari Pilot Susi Air Dapat Kenaikan Pangkat Luar Biasa
Susi menyatakan, apabila keputusan pembebasan Philips ada pada dirinya, ia ingin menyelamatkan Philips dengan membom KKB langsung.
"Kalau saya suruh menyelamatkan pilot saya sendiri, saya akan minta bom sama TNI, saya bom semua sendiri, saya marah," tegas Susi.
Susi mengakui bahwa selama ini dirinya mencari makan di Papua.
Akan tetapi, ia mempertanyakan kejahatan apa yang telah diperbuatnya untuk masyarakat Papua sehingga KKB membakar pesawat dan menculik pilotnya.
Sebaliknya, ia justru mempertanyakan sikap KKB yang justru terkesan membiarkan begitu saja terhadap mereka yang hanya mencari untung saja di Papua.