Pengamat intelijen dan pertahanan Ngasiman Djoyonegoro mengatakan, gugurnya Pratu Miftahul Arifin harus dijadikan evaluasi bagi TNI.
Pertama, kata dia, sumber daya manusia (SDM) tempur TNI perlu dievaluasi secara lebih mendalam.
“Seharusnya korban jiwa bisa diminimalisir jika personel TNI siap tempur, terlebih yang menjadi korban adalah pasukan khusus (Kostrad),” kata Simon, panggilan akrabnya, saat dihubungi, Senin (17/4/2023) pagi.
Simon mengatakan bahwa kualitas personel merupakan cerminan dari proses rekrutmen, penggemblengan hingga pembinaan.
Baca juga: Kapolri Ungkap Hampir 1.000 Personel TNI-Polri Diterjunkan untuk Bebaskan Pilot Susi Air
Kedua, menurut Simon, operasi pencarian Pilot Susir Air ini perlu dievaluasi, termasuk operasi-operasi di daerah rawan konflik lain.
“TNI juga harus mengevaluasi sistem komando di daerah yang rawan konflik. Ini menyangkut pemilihan personel berdasarkan kapabilitas, informasi intelijen, dukungan alutsista, dan sistem pengambilan keputusan dalam operasi,” kata Simon.
Terlebih, operasi pencarian pilot Philips belakangan ini semakin intensif.
Julius tidak menampik eskalasi konflik antara aparat dan KKB akhir-akhir ini karena berkaitan penyelamatan pilot Philips.
“Semakin intensif, karena kami lebih intensif. Sudah mulai mendekat ke area. Sudah ketahuan areanya,” kata Julius usai konferensi pers di Mabes TNI, kemarin.
Namun, Julius menegaskan bahwa operasi pencarian pilot Susi Air tetap dilanjutkan.
“Tetap dilanjutkan, perintah Panglima TNI jelas, tegas, tidak usah ragu-ragu,” kata Julius.
Julius mengatakan, Panglima Yudo akan mengevaluasi operasi pencarian pilot Susi Air.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.