JAKARTA, KOMPAS.com - Pihak Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) memastikan, tidak ada warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban bentrokan antara angkatan bersenjata atau tentara Sudan dan paramiliter Rapid Support Forces (RSF) di Kota Khartoum.
“Hingga saat ini, tidak ada WNI yang menjadi korban peristiwa dimaksud,” ujar Direktur Perlindungan WNI Kemenlu Judha Nugraha dalam keterangannya, Minggu (16/4/2023) pagi.
Kemenlu mencatat, setidaknya ada 1.209 WNI yang saat ini menetap di Sudan.
Baca juga: Sudan Mencekam, Tentara dan Pasukan Paramiliter Bentrok Berebut Kekuasaan, 25 Tewas
Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Khartoum-Sudan, kata Judha, juga terus memantau situasi dan mengimbau kepada WNI di Sudan untuk waspada dan menghindari titik-titik rawan.
“KBRI juga terus mengintensifkan komunikasi dengan masyarakat Indonesia,” kata Judha.
Adapun masyarakat dapat menghubungi call center KBRI Sudan melalui nomor +249 90 797 8701 dan +249 90 007 9060.
Dikutip dari BBC, bentrokan antara tentara Sudan dengan paramiliter RSF pecah di Khartoum pada Sabtu (15/4/2023) waktu setempat.
Baca juga: Pesawat Saudi Diserang di Bandara Khartoum Sudan
Data terbaru, setidaknya 56 warga sipil terbunuh akibat peristiwa tersebut dan 595 orang mengalami luka-luka.
Judha mengatakan, bentrokan itu diduga disebabkan adanya perbedaan pendapat antara militer dan RSF terkait proses reformasi sektor keamanan dan integrasi RSF ke dalam militer Sudan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.