JAKARTA, KOMPAS.com - Pemikir kebhinekaan Sukidi mengingatkan pentingnya persaudaraan kemanusiaan yang bersifat universal.
Menurut Sukidi, kebhinekaan merupakan kehendak dan rahmat Tuhan agar hidup manusia lebih baik.
Adanya perbedaan ditujukan agar manusia saling mengenal satu sama lain dengan berpegang pada pemahaman tentang kesetaraan umat manusia.
Pesan ini Sukidi sampaikan saat berceramah di masjid terbesar di pusat Kota Tokyo, Tokyo Camii, Jepang, Jumat (14/4/2023).
Baca juga: Ceramah di Jepang, Doktor Harvard Sukidi Terangkan Cinta Kasih dalam Islam
“Spirit respek yang setara kepada semua menjadi fondasi nilai kebajikan utama bagi umat Islam untuk mewujudkan persaudaraan kemanusiaan yang universal,” ujar Sukidi dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Sabtu (15/4/2023).
Sukidi menuturkan, persaudaraan umat manusia yang universal mengacu pada wasiat salah satu empat khalifah, Ali bin Abi Thalib kepada Gubernur Mesir Malik Al Ashtar.
Ali meminta Malik menanamkan belas kasih, cinta dan kebaikan kepada rakyatnya, apapun agama mereka.
“Ingatlah bahwa warga negara terdiri atas dua kategori, mereka adalah saudaramu dalam agama (imma akhun laka fi al-din) atau mereka adalah saudaramu dalam kemanusiaan (aw nazirun laka fi al-khalq),” bunyi pesan tersebut.
Baca juga: KPK Akan Dalami Aspek Tindakan Bupati Nonaktif Kepulauan Meranti Gadaikan Kantor Rp 100 M
Sukidi memandang, etika yang berdasar pada belas kasih, cinta, dan kebaikan kepada sesama harus menjadi dasar fondasi persaudaraan kemanusiaan.
Semua manusia, kata dia, merupakan saudara satu sama lain, entah atas dasar kesamaan agama maupun kesamaan makhluk Tuhan.
Sukidi meyakini bahwa persaudaraan kemanusiaan yang universal merupakan keniscayaan sejarah.
“Nilai-nilai utama ini harus menjadi fondasi yang kokoh pada terwujudnya persaudaraan kemanusiaan yang universal,” kata Sukidi.
Menghadapi situasi dunia yang carut marut akibat perang, Sukidi mengajak umat Islam menempatkan ikatan persaudaraan kemanusiaan yang universal pada pusat aktivitas kehidupan.
Ia memandang, ikatan kemanusiaan yang luhur dan kesadaran hidup yang saling bergantung, manusia bisa berkolaborasi mengurangi penderitaan dan kesengsaraan kaum fakir, miskin, dan lemah.
Tujuannya, agar mereka juga bisa berdiri dan setara dengan manusia pada umumnya yang mulia dan bermartabat.
“Inilah wujud persaudaraan kemanusiaan yang otentik dan universal,” kata Sukidi.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.