Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Prof. Dr. Ermaya
Dewan Pakar Bidang Geopolitik dan Geostrategi BPIP RI

Dewan Pakar Bidang Geopolitik dan Geostrategi BPIP RI.

Geopolitik Indonesia Menguatkan Perdamaian Dunia

Kompas.com - 05/04/2023, 17:26 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PIDATONYA begitu berkobar-kobar, penuh energi yang menyala-nyala. Dalam pidatonya ini, Bung Karno mengajak semua negara peserta KTT Non Blok di Kairo, 1964, untuk memantapkan ideologi kebangsaan.

Pada kumpulan pidatonya yang terhimpun dalam buku Masa Konfrontasi: Pidato Presiden Sukarno pada Konferensi Kedua Negara-Negara Non-Blok di Kairo, betapa tegas terlihat bahwa ideologi kebangsaan adalah keniscayaan.

Ideologi kebangsaan inilah semacam energi yang membangkitkan semangat kebangkitan sebagai bangsa yang berdaulat dan merdeka sepenuhnya.

Bung Karno memang pemompa semangat itu terhadap negara-negara KTT Non Blok, yang rata-rata “bekas” negara-negara terjajah. Hal ini agar merdeka seutuhnya dari kolonialisme guna menuju dunia baru.

Bung Karno mengingatkan betapa ideologi kebangsaan ini mampu membuat bangsa kokoh, berdaulat, independen, tanpa direcoki oleh geopolitik dan geostrategi kepentingan negara-negara adikuasa.

Dari dasar inilah Indonesia penuh kewibawaan memainkan peranan bebas aktif dalam kancah geopolitik dan geostrategi global.

Dengan demikian, Bung Karno menyampaikan gugahan terhadap negara-negara KTT Non Blok –yang kebanyakan sebagai negara-negara berkembang—untuk memantapkan idelogi kebangsaan, karena Indonesia telah selangkah di depan dalam mengejawantahkan apa itu ideologi dan apa itu kebangsaan.

Ideologi kebangsaan

Ideologi adalah cara pandang dan karakter berpikir dalam mewujudkan cita-cita. Dalam kontek ini, pemikir kenamaan Ramlan Surbakti membagi dua fungsi utama ideologi, yakni sebagai tujuan atau cita-cita yang hendak dicapai secara bersama oleh suatu masyarakat, dan sebagai pemersatu masyarakat dan karenanya sebagai prosedur penyelesaian konflik yang terjadi dalam masyarakat (1999).

Bersama itu ideologi juga mempunyai dimensi realitas. Dimensi ini adalah nilai yang terkandung dalam dirinya, bersumber dari nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat, terutama pada waktu ideologi itu lahir, sehingga mereka betul-betul merasakan dan menghayati bahwa nilai-nilai dasar itu adalah milik mereka bersama.

Dalam ideologi negara Indonesia yang bernama Pancasila, mengandung sifat dimensi realitas ini dalam dirinya.

Demikian pula dalam dimensi idealisme, ideologi itu mengandung cita-cita yang ingin dicapai dalam berbagai bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Pancasila memenuhi dimensi idealisme ini. Termasuk pula ketika ideologi mempunyai dimensi fleksibilitas, yang mana ideologi selalu memberikan penyegaran, memelihara, dan memperkuat relevansinya dari waktu ke waktu sehingga bersifat dinamis, demokrastis.

Pancasila memiliki dimensi ini karena memelihara, memperkuat relevansinya dari masa ke masa.

Kemudian berkaitan dengan kebangsaan. Kebangsaan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan identitas suatu bangsa mulai dari semangat membela bangsa, sikap cinta akan bangsa itu sendiri.

Indonesia mempunyai konsep wawasan kebangsaan, yang bertujuan membangun dan mengembangkan persatuan dan kesatuan. Ini penting untuk memperkuat rasa menjiwai semangat bangsa.

Indonesia mempunyai empat pilar kebangsaan yang meliputi Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika adalah satu kesatuan dalam mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur.

Pilar-pilar ini harus kokoh, karena ini menyangkut pada sistem keyakinan dan filosofis sebagai dasar hidup dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Pilar yang berupa sistem keyakinan ini harus memastikan negara-bangsa juga tetap kokoh, memastikan terwujudnya ketertiban, keamanan, dan kenyamanan, serta mampu mencapai kesejahteraan dan keadilan yang diharapkan oleh warga bangsa.

Pancasila sebagai pilar negara-bangsa Indonesia, harus kokoh pula selain telah sesuai dengan kondisi negara-bangsa yang besar dan luas.

Oleh kerena itu, Pancasila diangkat sebagai pilar bangsa Indonesia karena dianggap sesuai dengan kondisi negara-bangsa Indonesia yang pluralistik dan cukup luas dan besar.

Dibutuhkan dasar pemikiran yang kuat dan dapat dipertanggungjawabkan agar dapat diterima oleh seluruh warga bangsa.

Inilah mengapa bangsa Indonesia menetapkan Pancasila sebagai pilar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, karena sesuai dengan kondisi negara-bangsa yang pluralistik dan besar seperti Indonesia.

Juga mampu mengakomodasi keanekaragaman yang ada di negara-bangsa Indonesia.

Pancasila juga memiliki konsep, prinsip, dan nilai yang merupakan kristalisasi dari sistem keyakinan yang terdapat di seluruh wilayah Indonesia, yang menjamin kokohnya Pancasila sebagai pilar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Dengan demikian, diterimanya Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi nasional, berarti nilai-nilai Pancasila harus dijadikan landasan utama dan dasar dalam penyelenggaraan negara Indonesia.

Pancasila sebagai ideologi dan falsafah negara harus diwujudkan secara nyata dalam kehidupan sehari-hari.

Peran bebas aktif

Dari dasar-dasar kekuatan ideologi kebangsaan itu pula ketika terjadi perang Rusia-Ukraina, Indonesia memainkan peranan poltik bebas aktif yang demikian cemerlang.

Hal ini masih berkilau kita ingat pada 29 Juni 2022, Presiden RI Joko Widodo berkunjung ke Ukraina, dan sehari berikutnya datang ke Rusia, guna memainkan peran politik bebas aktif demi menjembatani perang Ukraina-Rusia. Ini menandakan pemikiran geopolitik Indonesia menguatkan perdamaian dunia.

Dari pemikiran geopolitik yang diamanatkan oleh Bung Karno pula memperjelas Indonesia bisa memainkan peran untuk penguatan perdamaian dan keamanan internasional, agar perang dihentikan dan tidak berlarut-larut.

Sehingga peran ini membuat Indonesia bisa pula menekankan aspek geostrategi; di mana telah masuk unsur prediksi untuk masa yang akan datang. Inilah mengapa pemikiran geopolitik Indonesia penuh keseimbangan tentang hubungan antarnegara.

Dan Indonesia yang selalu menjadikan pemikiran geostrategi dan geopolitik mendasari perannya dalam dunia internasional, tidak bisa serta merta menerima pengertian “damai” dari otoritas dunia tanpa memperhatikan sifat martabat dan daulat.

Oleh karena itu, Indonesia mempunyai kekuatan ideologi kebangsaan tatkala menjadi “juru damai”, tidak takut perang. Ini penting pasang kuda-kuda, berjaga-jaga, bilamana suatu saat dipaksa tunduk oleh hegemoni dunia.

Geopolitik dan geostrategi telah memperjelas semua itu, sehingga pemikiran dari sini menentukan sikap peranan Indonesia dalam pergaulan global tidak boleh tergantung-gantung.

Oleh karenanya dalam keadaan membangun pertahanan dan ketahanan ini pula, kedaulatan dan kewibaan harus ditegakkan.

Maka geopolitik tidak lagi sekadar untuk memperoleh pengetahuan atau fakta-fakta akurat tentang gejala politik di dalam dan luar negara.

Melainkan pula mengarahkan lebih lanjut pada penentuan kebijaksanaan tentang bagaimana seharusnya atau sebaiknya sesuatu dilakukan.

Bersamaan dari sini Indonesia yang mengukuhkan ideologi kebangsaannya adalah Pancasila, menjadi pondasi tempat berpijak gerakan politik bebas aktif dalam kancah internasional.

Sehingga negara-negara lain yang memainkan peranan internasional dalam konstelasi geopolitik dan geostrateginya, tetap dipandang Indonesia sebagai bagian pergaulan bangsa-bangsa menjaga perdamaian dunia, mencegah terjadinya perang.

Harapan perang berakhir

Perang boleh jadi ada waktu berakhirnya. Perang Kurukshetra yang sangat dahsyat pun, sebuah pertempuran yang menelan jutaan tentara mati, cuma memakan waktu selama 18 hari.

Bahkan Perang Troya, sebuah perang yang tidak hanya melibatkan Raja Sparta, juga Dewa Zeus, Dewi Athena, Dewi Hera, dan Dewi Aphrodite, hanya memakan waktu 7 hari.

Perang tersebut, memang dalam mitologi India dan Yunani bisa diasumikan mitos. Tapi perang yang paling nyata di dunia ini pun, ada batasnya.

Perang Dunia I terjadi dari 28 Juli 1914 – 11 November 1918, dan Perang Dunia II terjadi pada 1 September 1939 – 2 September 1945.

Kendati demikian, warga dunia serasa pesimis terhadap terjadinya Perang Rusia-Ukrania yang sudah berlangsung satu tahun belum juga terlihat tanda-tanda perang berakhir.

Dalam konteks ini, apa yang pernah dicibirkan Albert Einstein –seorang perumus bom atom yang dipakai Perang Dunia 2—bahwa ia tidak tahu dengan senjata apa Perang Dunia 3 dipertarungkan, “tapi Perang Dunia 4 akan bertarung dengan tongkat dan batu."

Sekurang-kurangnya bila Perang Rusia-Ukraina tidak diharapkan menjadi Perang Dunia 3, namun ketika terus berlajut, selain menimbulkan jutaan korban, juga bisa mengganggu tananan dunia. Sekaligus ini menandakan bahwa manusia modern mempunyai sifat hancur menghancurkan.

Sebab itu kedatangan Presiden China Xi Jinping ke Moskow dan bertemu dengan Pemimpin Rusia Vladimir Putin, pada 20 Maret 2023, dengan tujuan perdamaian untuk akhiri perang di Ukraina, mengusung harapan warga dunia yang cinta damai.

Namun persoalannya kata “damai” tidak semata bersemayam dari olah pikir dan olah rasa dalam mencari makna dan nilai hidup kerukunan.

Melainkan ia muncul justru dari pengertian keseimbangan “kekuasaan” dunia, demi sebuah kepentingan.

Kepentingan akan hal itu yang paling dekat dilihat, adalah China dapat menjadi perantara kekuatan global, maka Amerika Serikat (AS) dalam bahaya karena kehilangan tempatnya sebagai pemimpin tak terbantahkan dalam diplomasi internasional. Karuan saja pertemuan Xi Jinping dan Vladimir Putin mendapat sorotan tajam dari AS.

Dari itu dalam memahami “damai” pada kepentingan geopolitik dan geostrategi, muncul pengertian baru, yang antara lain bernama “mempersiapkan perang” –sebuah pengalaman brutal dan getir yang sudah dilakukan manusia sejak abad ke 5.

Maka untuk sesuatu yang berharga, haruskah ingin damai sekaligus mempersiapkan perang?

Geopolitik dan geostrategi sebetulnya bergulat pula dengan pengertian-pengertian peka dan menyeluruh untuk pertanyaan yang mengerikan itu.

Persiapan perang, dalam pengertiannya yang paling halus, menjadi diskursif yang terus mengapung dalam doktrin-doktrin geopolitik dan geostrategi.

Dan diskursif dari ini, menjadi sebuah wacana “perang” yang paling murah ongkosnya ketimbang menggerakkan mesin-mesin perang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Nasional
Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com