Selain itu, Nelwin menjelaskan, perseroan juga berhasil mencatatkan EBITDA sebesar 244 juta Dollar AS hingga September 2022, naik 10,1 persen dari periode September 2021 sebesar 221 juta Dollar AS.
“EBITDA margin PT PGE pada kuartal III-2022 mencapai 84,7 persen, naik cukup tinggi dibandingkan tiga tahun terakhir yang berkisar di angka 80 persen,” jelasnya.
Sementara itu, total utang PGE (baik utang jangka pendek dan jangka panjang) juga terus menurun, dari 1,18 miliar Dollar AS pada 2019 menjadi 931 juta Dollar AS pada kuartal III/2022.
Adapun, rasio total utang terhadap EBITDA tercatat 4,6 kali pada 2019 dan turun menjadi 3 kali per September 2022. Sementara itu, utang bersih terhadap EBITDA turun menjadi 2,2 kali per September 2022, dari 4 kali pada 2019.
Baca juga: Potensi Pasar Karbon Syariah
Untuk diketahui, Wakil Menteri BUMN I Pahala Mansury telah berkali-kali mengatakan, pihaknya tengah mendorong BUMN untuk mulai melakukan perdagangan karbon.
Perdagangan karbon adalah pembelian dan penjualan kredit karbon, di mana pembeli menghasilkan emisi karbon melebihi batas peraturan.
Kredit karbon adalah representasi dari hak bagi sebuah perusahaan untuk mengeluarkan sejumlah emisi karbon atau gas rumah kaca lainnya dalam proses industrinya.
Satu unit kredit karbon setara dengan penurunan emisi 1 ton karbon dioksida (CO2).
Indonesia telah menetapkan target penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 29 persen dengan kemampuan sendiri dan 41 persen dari dukungan internasional pada 2030.
Baca juga: Upaya Pemerintah Tekan Emisi Gas Rumah Kaca di Sektor Konstruksi
Sektor strategis yang menjadi prioritas utama adalah kehutanan, energi, dan transportasi yang telah mencakup 97 persen dari total target penurunan emisi Nationally Determined Contribution (NDC) Indonesia.
Patut diketahui, NDC merupakan komitmen setiap negara terhadap Persetujuan Paris untuk menurunkan emisi karbon di negara masing-masing.
Pada dokumen NDC tahun 2021, melalui long term strategy – low carbon and climate resilience (LTS – LTCCR), Indonesia juga telah berkomitmen untuk mencapai net zero emission (NZE) di tahun 2060.
Pahala mengatakan, ada banyak standar pemeringkatan dalam penilaian karbon.
Baca juga: Riset: Macet Jakarta Sumbang 961 Kg Karbon Dioksida Sepanjang 2022
Namun, kata dia, standar yang paling banyak dilakukan adalah nilai karbon yang diterapkan oleh Verra.
“Nilai carbon offset yang diperdagangkan sekitar 20 sampai 40 Dollar AS. BUMN bisa melakukan uji coba dengan harga setengahnya sebagai acuan,” ucap Pahala.