Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bubarkan GP Mania, Immanuel Ebenezer Sebut Ganjar Tak Bernyali dan Nihil Gagasan Besar

Kompas.com - 09/02/2023, 14:42 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan ketua organisasi relawan Ganjar Pranowo Mania (GP Mania) Immanuel Ebenezer menilai, Ganjar tak cukup bernyali dan tidak punya gagasan besar untuk membangun bangsa Indonesia ke depan.

Inilah yang menjadi salah satu alasan dirinya membubarkan GP Mania yang semula mendukung Ganjar untuk maju sebagai calon presiden (capres) Pemilu 2024.

"Pertanyaannya, apakah benar Ganjar mau nyapres? Itu kan tidak terjawab sampai detik ini," kata Noel, sapaan karib Immanuel, dalam tayangan Sapa Pagi Kompas TV, Kamis (9/2/2023).

"Kita tidak melihat Ganjar itu punya gagasan besar buat bangsa ini. Jadi kita bingung saja sampai detik ini mau ngawal apanya dari Ganjar," tuturnya.

Baca juga: GP Mania Mengaku Sudah Izin ke Ganjar Sebelum Bubarkan Diri, Tak Ada Konflik

Noel mengaku paham bahwa Ganjar saat ini tak bisa banyak bermanuver lantaran PDI Perjuangan belum mengumumkan kandidat capres yang akan diusung.

Namun demikian, menurut Noel, seharusnya Gubernur Jawa Tengah itu tetap punya gagasan dan mimpi-mimpi untuk membangun Indonesia.

Ganjar pun disebut-sebut tak banyak menorehkan prestasi. Kebijakan-kebijakannya dinilai tak banyak dirasakan rakyat.

Bahkan, tingkat kemiskinan di Jawa Tengah masih tinggi selama hampir sepuluh tahun Ganjar memimpin.

Sebaliknya, kata Noel, orang nomor satu di Jateng itu justru sibuk tampil di media sosial layaknya seorang youtuber.

 

"Dan itu menjadi beban buat kawan-kawan, ngapain kita seperti menendang bola di tengah angin yang nggak ada artinya," ujar Noel.

Noel mengaku, ketika awal memberikan dukungan, dirinya memandang Ganjar sebagai sosok penerus Presiden Joko Widodo.

Namun, dugaan itu ternyata salah. Tak seperti Jokowi yang disebutnya fokus bekerja untuk negara, kata Noel, Ganjar bahkan tak punya keberanian untuk memimpin bangsa.

Baca juga: Meski GP Mania Tarik Dukungan, Ganjar Dinilai Tetap Punya Kans Jadi Capres PDI-P

"Harapan kita, ekspektasi kita, Ganjar ini sosok yang mampu melanjutkan kepemimpinan Jokowi, makanya kita dulu bilang Ganjar the next Jokowi. Ternyata itu tidak ada di Ganjar," katanya.

Noel pun menilai, Ganjar belum siap menjadi presiden setelah Jokowi lengser. Oleh karenanya, dia memutuskan untuk menarik dukungan dan membubarkan organisasi relawan pendukung Ganjar.

"Semoga saja setelah kritik saya ini Mas Ganjar semakin teradenalin untuk menyampaikan gagasan-gagasannya ke depan tentang Indonesia," tuturnya.

Baca juga: GP Mania Bubarkan Diri, Sinyal Jokowi Tarik Dukungan dari Ganjar?

Untuk diketahui, GP Mania sendiri lahir dari Jokowi Mania atau Joman, organisasi relawan Jokowi pada Pemilu 2014 dan Pemilu 2019 lalu.

Setelah berkontribusi mengantarkan Jokowi sebagai presiden dua periode, pada Oktober 2021, Joman berpindah haluan mendukung Ganjar Pranowo menjadi presiden 2024 dan menamakan diri GP Mania.

Adapun hingga kini PDI-P masih bungkam soal pencapresan Pemilu 2024. Nama Ganjar disebut-sebut potensial, bersaing dengan Ketua DPP PDI-P Puan Maharani.

Namun demikian, ditegaskan berulang kali oleh partai banteng bahwa keputusan terkait pencapresan ada di tangan ketua umum Megawati Soekarnoputri.

"Ini urusan gue!" kata Megawati saat berpidato dalam acara Hari Ulang Tahun (HUT) ke-50 PDI-P, Selasa (10/1/2023).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com