Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapolda Papua Sebut Pembakaran Susi Air Tak Terkait Kasus Lukas Enembe

Kompas.com - 07/02/2023, 16:21 WIB
Syakirun Ni'am,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri menyatakan, peristiwa pembakaran pesawat maskapai Susi Air dengan nomor penerbangan SI 9368 tidak terkait dengan perkara Lukas Enembe.

Diketahui, pesawat Susi Air tersebut dibakar di Bandara Paro Nduga yang sedang membawa lima orang penumpang.

“Tidak ada (kaitan dengan perkara Lukas),” kata Mathius saat ditemui awak media di Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Selasa (7/2/2023).

Baca juga: Kemenhub: Pilot dan Penumpang Pesawat Susi Air di Nduga Masih dalam Pencarian

Mathius mengatakan, saat ini, pihaknya sedang menangani pembakaran pesawat tersebut.

Ia mengakui bahwa terdapat sedikit gangguan dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua. Polda Papua pun berusaha menangani persoalan tersebut.

Selain itu, pihaknya juga akan bertolak ke lokasi kejadian untuk memeriksa keadaan masyarakat di sana.

“Sedang kita tangani. Ya ada gangguan sedikit dari kelompok bersenjata,” ujar Mathius.

Baca juga: Pesawat Susi Air Diyakini Dibakar di Nduga Papua, Pihak Perusahaan Cek Dugaan Sabotase

Jenderal bintang dua tersebut mengaku belum mengetahui terkait adanya korban jiwa dalam aksi pembakaran pesawat Susi Air itu.

Ia hanya menyebutkan bahwa pembakaran itu terkait dengan adanya peristiwa pengancaman terhadap pekerja Puskesmas.

“Kita berusaha untuk evakuasi. Namun kemarin pesawat yang kita kirim tadi pagi ya dibakar,” tuturnya.

Diketahui, Pesawat tersebut disebut lepas landas dari Bandara Moses Kilangin, Mimika, Papua Tengah dengan tujuan Bandara Paro pada pukul 05.33 WIT.

Pihak Susi Air mengatakan pesawat berada di jalur runway dan tengah memastikan apakah terdapat kendala teknis.

"Tapi itu agaknya jauh dari dugaan kebakaran dan hal-hal teknis yang muncul dari pesawat itu sendiri karena posisinya mendarat dengan baik," ucap kuasa hukum maskapai Susi Air, Donal Fariz.

Baca juga: Pesawat Susi Air Diduga Dibakar di Bandara Paro Nduga, Kondisi Pilot dan Penumpang Belum Diketahui

Adapun Mathius datang ke Gedung Merah Putih karena diundang oleh Ketua KPK Firli Bahuri.

Selain pihak Polda Papua, KPK juga mengundang pimpinan Badan Intelijen Negara (BIN), TNI, dan lainnya. Mereka membahas situasi keamanan di Papua.

“Betul rapat mendengarkan laporan situasi di Papua. Papua dalam keadaan aman nyaman dan damai,” kata Firli saat dikonfirmasi.

Diberitakan sebelumnya, Lukas telah ditetapkan sebagai tersangka dugaan suap dan gratifikasi pada September 2022.

Ia diduga menerima suap dari Direktur PT Tabi Bangun Papua, Rijatono Lakka sebesar Rp 1 miliar untuk memilih perusahaan konstruksi itu sebagai pemenang lelang tiga proyek multi years di Papua.

Selain itu, Lukas juga diduga menerima gratifikasi sebesar Rp 50 miliar terkait dengan jabatannya sebagai gubernur.

Baca juga: Sepi Penumpang, Susi Air Tutup Rute Penerbangan Sumenep-Banyuwangi

KPK kesulitan memeriksa Lukas karena ia tidak bersikap kooperatif. Lukas mengaku sakit. Sementara itu, simpatisannya menjaga rumahnya dengan senjata tradisional.

Lukas ditangkap di salah satu rumah makan di Distrik Abepura, Jayapura, Papua pada Selasa (10/1/2023) siang waktu setempat.

Saat itu, ia baru menyantap papeda dan kuah ikan bersama keluarga dari kampungnya di Tolikara, seorang ajudan, dan sopirnya.

Ia kemudian diamankan di Mako Brimob Kotaraja. Tidak berselang lama, politikus Partai Demokrat itu dibawa ke Bandara Sentani, Kabupaten Jayapura.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com