Selain fasilitas pemurnian dan pengolahan konsentrat tembaga, lanjut Airlangga, Smelter Manyar akan dilengkapi dengan fasilitas pendukung, seperti precious metal refinery (PMR).
PMR berfungsi untuk mengolah lumpur anoda dari hasil olahan pemurnian konsentrat tembaga menjadi emas dan perak. Fasilitas ini diproyeksikan mampu menghasilkan rata-rata 35 ton hingga maksimal 60 ton emas per tahun.
“Fasilitas pendukung PMR memungkinkan proses produksi emas dari hulu ke hilir di dalam negeri yang akan memberikan nilai tambah bagi neraca perbankan Indonesia, tuturnya.
Presiden Direktur PTFI Tony Wenas mengatakan, PTFI akan terus mempastikan pembangunan smelter dapat memenuhi target linimasa kurva S yang telah disetujui pemerintah.
“Kami terus secara intensif berkoordinasi dengan para pemangku kepentingan dalam mengupayakan akselerasi perampungan Smelter Manyar,” ujar Tony.
Sebagai informasi, pembangunan Smelter Manyar hingga akhir Desember 2022 telah mengeluarkan biaya investasi sebesar 1,63 miliar dolar AS atau setara Rp 25 triliun dari nilai total investasi sebesar 3 miliar dolar AS atau setara Rp 45 triliun.
Smelter Manyar dengan desain single line terbesar di dunia akan mampu mengolah konsentrat tembaga dengan kapasitas produksi 1,7 juta dry metric ton (dmt) dan menghasilkan katoda tembaga hingga 600.000 ton per tahun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.