Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Balik Pertemuan 4 Mata Prabowo-Sandi Selama 3 Jam di Kertanegara...

Kompas.com - 15/01/2023, 07:09 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Rumah putih besar peninggalan keluarga Prabowo Subianto di Jalan Kertanegara Nomor 4, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, menjadi saksi pertemuan antara Ketua Umum Partai Gerindra itu dengan Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Sandiaga Uno, Selasa (10/1/2023) lalu.

Kopi Hambalang dan makana kuliner nusantara, menjadi suguhan yang diberikan tuan rumah kepada tamunya. Prabowo sendiri memilih untuk menyeruput teh chamomile dalam pertemuan empat mata yang berlangsung selama kurang lebih tiga jam itu.

"Saya dijamu oleh Pak Prabowo, mungkin ini pertemuan terlama kami," kata Sandiaga seusai kegiatan Workshop Peningkatan Komoditas Kreatif Unggulan Untuk Penciptaan Lapangan Kerja Baru di Desa Pesucen, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (14/1/2023).

Baca juga: Diskusi 3 Jam dengan Suguhan Kopi Hambalang, Sandiaga dan Prabowo Sepakat Harus Bersatu

Pertemuan keduanya cukup penting. Lantaran berlangsung di tengah kabar renggangnya hubungan Sandi dengan Partai Gerindra dan Prabowo, yang tidak lepas dari berhembusnya kabar rencana kepindahan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tersebut ke Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Ambisi Sandi untuk menjadi calon presiden saat pemilihan presiden di Pemilu 2024 mendatang, tentu menjadi tanda tanya bagi para elite Gerindra. Sebab, pada saat yang sama partai berlambang kepala Garuda itu berencana untuk kembali mengusung Prabowo di Pilpres 2024.

Di tengah pertemuan, Sandi sempat memberikan sebuah buku berjudul "1.500 Inspirasi: Jelajah Perjalanan Sandiaga Uno" kepada Prabowo. Dalam pembicaraan yang disebut Sandi berlangsung hangat, Prabowo menekankan agar Gerindra dan para elite di dalamnya harus bersatu padu.

Baca juga: Luruskan Kesalahpahaman, Sandiaga Sebut Prabowo Bakal Panggil Sejumlah Pimpinan Gerindra

Keduanya sepakat tidak boleh ada perpecahan di internal Gerindra seperti halnya pada masa penjajahan sebelum era kemerdekaan.

"Kita sepakat, bahwa kita harus bersatu padu, bekerja bersama dengan pola-pola percepatan, rekonsiliasi, 3 jam diskusi itu juga sambil melihat selama 3 tahun kita bekerja di dalam pemerintahan," jelas Sandiaga.

 

Setali tiga uang, Sandi juga menepis kabar yang menyebut hubungannya dengan Menteri Pertahanan itu tidak dalam kondisi yang baik-baik saja. 

Menurutnya, ada kesalahpahaman dalam pemberitaan yang beredar di publik. Kerenggangan itu, nilai dia, lantaran keduanya jarang bertemu akibat kesibukan masing-masing di Kabinet Indonesia Maju.

"Karena kita jarang bertemu, sibuk dengan kementerian satu sama lain," imbuh Sandiaga.

Elite Gerindra bakal dipanggil

Di sisi lain, Prabowo, sebut mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu, juga akan memanggil para elite Gerindra untuk meluruskan kesalahpahaman yang terjadi.

"Beliau akan memanggil tokoh-tokoh partai mengenai apa yang saya kerjakan, Karena saya banyak sekali menerima undangan untuk berkunjung,” kata Sandiaga.

Lebih jauh, Sandi juga menegaskan bahwa keduanya sama-sama sepakat bahwa segala hal terkait keputusan politik akan diputuskan oleh pimpinan dan ketua partai.

"Untuk urusan politik ini, tokoh partai yang memberikan statement. Saya tidak ingin saling berbalas melalui media. Karena seperti ini (bertemu Prabowo langsung) adab komunikasi yang baik,” jelas Sandiaga.

Baca juga: Gerindra Klaim Sandiaga Tetap Dukung Prabowo Jadi Capres

Terpisah, Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad menyebut bahwa dalam pertemuan itu Sandi menegaskan dukungannya kepada Prabowo sebagai capres. Ia pun mengatakan sejauh ini Sandi masih menjadi kader Gerindra.

"Yang saya tahu bahwa yang bersangkutan itu menyatakan bahwa masih tunduk kepada garis partai dan loyal kepada Pak Prabowo serta mendukung pencalonan Pak Prabowo sebagai presiden," kata Dasco di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (13/1/2023).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Anggap 'Presidential Club' Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

Anggap "Presidential Club" Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

Nasional
Dituntut 1 Tahun Penjara Kasus Pencemaran Nama Ahmad Sahroni, Adam Deni Ajukan Keberatan

Dituntut 1 Tahun Penjara Kasus Pencemaran Nama Ahmad Sahroni, Adam Deni Ajukan Keberatan

Nasional
Anies Mengaku Belum Bicara Lebih Lanjut Terkait Pilkada DKI Jakarta dengan Surya Paloh

Anies Mengaku Belum Bicara Lebih Lanjut Terkait Pilkada DKI Jakarta dengan Surya Paloh

Nasional
KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
Prabowo Tak Perlu Paksakan Semua Presiden Terlibat 'Presidential Club'

Prabowo Tak Perlu Paksakan Semua Presiden Terlibat "Presidential Club"

Nasional
'Presidential Club' Prabowo Diprediksi Jadi Ajang Dialog dan Nostalgia

"Presidential Club" Prabowo Diprediksi Jadi Ajang Dialog dan Nostalgia

Nasional
Gus Muhdlor Kenakan Rompi Oranye 'Tahanan KPK' Usai Diperiksa 7 Jam, Tangan Diborgol

Gus Muhdlor Kenakan Rompi Oranye "Tahanan KPK" Usai Diperiksa 7 Jam, Tangan Diborgol

Nasional
Adam Deni Hanya Dituntut 1 Tahun Penjara, Jaksa: Sudah Bermaafan dengan Sahroni

Adam Deni Hanya Dituntut 1 Tahun Penjara, Jaksa: Sudah Bermaafan dengan Sahroni

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo Diprediksi Bakal Bersifat Informal

Ide "Presidential Club" Prabowo Diprediksi Bakal Bersifat Informal

Nasional
Prabowo Mau Bentuk 'Presidential Club', Ma'ruf Amin: Perlu Upaya Lebih Keras

Prabowo Mau Bentuk "Presidential Club", Ma'ruf Amin: Perlu Upaya Lebih Keras

Nasional
Adam Deni Dituntut 1 Tahun Penjara dalam Kasus Dugaan Pencemaran Nama Baik Ahmad Sahroni

Adam Deni Dituntut 1 Tahun Penjara dalam Kasus Dugaan Pencemaran Nama Baik Ahmad Sahroni

Nasional
Polri Ungkap Peran 2 WN Nigeria dalam Kasus Penipuan Berkedok 'E-mail' Bisnis

Polri Ungkap Peran 2 WN Nigeria dalam Kasus Penipuan Berkedok "E-mail" Bisnis

Nasional
Hakim MK Pertanyakan KTA Kuasa Hukum Demokrat yang Kedaluwarsa

Hakim MK Pertanyakan KTA Kuasa Hukum Demokrat yang Kedaluwarsa

Nasional
Di Hadapan Wapres, Ketum MUI: Kalau Masih Ada Korupsi, Kesejahteraan Rakyat 'Nyantol'

Di Hadapan Wapres, Ketum MUI: Kalau Masih Ada Korupsi, Kesejahteraan Rakyat "Nyantol"

Nasional
Polri Tangkap 5 Tersangka Penipuan Berkedok 'E-mail' Palsu, 2 di Antaranya WN Nigeria

Polri Tangkap 5 Tersangka Penipuan Berkedok "E-mail" Palsu, 2 di Antaranya WN Nigeria

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com