Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Megawati: Tak Berniat Sombong, Anak Presiden yang Lahir di Istana Hanya Saya

Kompas.com - 14/01/2023, 06:50 WIB
Achmad Nasrudin Yahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum PDI Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri menceritakan kelahiran dirinya ketika Indonesia tengah berjuang mempertahankan kemerdekaan dari Belanda.

Awalnya, Megawati bercerita, kelahiran dirinya pada 23 Januari 1947 di Istana Kepresidenan Yogyakarta langsung disusul munculnya sebuah pengumuman iklan.

"Bukan mau menyombongkan diri, dari saya lahir itu saja disebut sudah anak presiden. Itu ada lho pengumumannya, saya endak tahu saya simpan di mana, jadi iklan, rupanya dulu pakai iklan, saya dapat," kata Megawati dalam acara Rosi di Kompas TV, dikutip Sabtu (14/1/2023).

Seingatnya, Megawati mengatakan, isi pengumuman iklan itu mengenai ucap syukur atas kelahiran anak perempuan pertama ayahnya yang tak lain adalah Presiden pertama Soekarno.

"Kan dulu Presiden (Soekarno) saja paduka yang mulia dengan mengucapkan rasa apa begitu. Ingat saya begitu telah lahir anak perempuan bla bla bla," ujar Megawati.

Baca juga: Megawati: Kalau Mau Jadi Bupati-Presiden, Harus Tahu Apa yang Dikerjakan

Megawati pun menyebut dirinya menjadi satu-satunya anak Presiden Indonesia yang dilahirkan di Istana Kepresidenan.

Menurutnya, tidak ada anak Presiden Indonesia selain dirinya yang lahir di Istana Kepresidenan.

Baca juga: Megawati: Enggak Ada Perpanjangan atau Penundaan Pemilu, Enggak Usah Mikir!

Oleh sebab itu, Megawati pun merasa bahwa kelahirannya di Istana Kepresidenan membuatnya mempunyai cara pandang yang berbeda dengan dunia politik.

"Dengan begitu mungkin ya membuat saya itu melihat berpolitik mungkin beda sama orang. Karena artinya apa? kembali, saya tidak berniat menyombongkan diri, ini karena kalau dilihat anak presiden yang lahir di Istana itu hanya dari bapak saya lho," terang Presiden kelima itu.

"Presiden pertama Republik Indonesia dengan segala hormat pada yang lain, enggak ada lho yang melahirkan di Istana, coba saja lihat kalau saya ini ngomongnya benar enggak," sambung Megawati.

Megawati juga bercerita mengenai beberapa tahun setelah kelahirannya di Istana Kepresidenan langsung meletus Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta.

Peristiwa ini merupakan pendudukan Belanda terhadap Yogyakarta yang kala itu berstatus sebagai ibu kota negara Indonesia.

Dalam serangan tersebut, Megawati bercerita, bahwa sang ibu, Fatmawati, membuka dapur umum di Istana Kepresidenan untuk meracik makanan yang diperuntukan bagi para pejuang.

Bahkan, Megawati, Fatmawati yang notabene ibu negara turun langsung ke pasar untuk membeli bahan makanan yang siap untuk diolah.

"Mana ada first lady (Fatmawati) pergi ke pasar. Saya waktu Hari Ibu karena di Bengkulu diminta memberikan masukan mengenai siapa Ibu Fatmawati. Jadi saya bilang, Ibu saya dulu mengapa kata saya ibu saya hampir saja keguguran karena ibu saya waktu itu sampai ada sebutan Serangan 1 Maret," jelas Megawati.

"Waktu itu kan Yogya dihantam oleh Belanda yang waktu itu masuk berbarengan dengan Sekutu, makanya mesti tahu sejarah. Jadi ibu saya bikin dapur umum di Istana," imbuh Megawati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pesan Panglima TNI untuk Pilkada 2024: Jika Situasi Mendesak, Tugas Prajurit Melumpuhkan, Bukan Mematikan

Pesan Panglima TNI untuk Pilkada 2024: Jika Situasi Mendesak, Tugas Prajurit Melumpuhkan, Bukan Mematikan

Nasional
Pemerintah Akui Tak Bisa Pulihkan Data Kementerian/Lembaga Terdampak Peretasan PDN

Pemerintah Akui Tak Bisa Pulihkan Data Kementerian/Lembaga Terdampak Peretasan PDN

Nasional
Pilkada 2024, TNI Siapkan Personel Cadangan dan Alutsista jika Situasi Mendesak

Pilkada 2024, TNI Siapkan Personel Cadangan dan Alutsista jika Situasi Mendesak

Nasional
Soal Anggota Dewan Main Judi Online, Johan Budi: Bukan Lagi Sekadar Kode Etik, tapi Sudah Pidana

Soal Anggota Dewan Main Judi Online, Johan Budi: Bukan Lagi Sekadar Kode Etik, tapi Sudah Pidana

Nasional
Belum Ada Pendaftar di Hari Pertama Pendaftaran Capim dan Dewas KPK

Belum Ada Pendaftar di Hari Pertama Pendaftaran Capim dan Dewas KPK

Nasional
Puan Bicara Peluang PDI-P Usung Kader Sendiri di Pilkada Jakarta, Sebut Banyak yang Menonjol

Puan Bicara Peluang PDI-P Usung Kader Sendiri di Pilkada Jakarta, Sebut Banyak yang Menonjol

Nasional
Wasekjen PKB Ingatkan Duet Anies-Sohibul di Jakarta Berisiko 'Deadlock'

Wasekjen PKB Ingatkan Duet Anies-Sohibul di Jakarta Berisiko "Deadlock"

Nasional
Soroti Minimnya Kamar di RSUD Mas Amsyar, Jokowi: Hanya 53, Seharusnya Bisa di Atas 100

Soroti Minimnya Kamar di RSUD Mas Amsyar, Jokowi: Hanya 53, Seharusnya Bisa di Atas 100

Nasional
PKB Belum Tentu Dukung Anies Usai PKS Umumkan Duet dengan Sohibul Iman

PKB Belum Tentu Dukung Anies Usai PKS Umumkan Duet dengan Sohibul Iman

Nasional
Mantan Kabareskrim: Saya Tidak Yakin Judi Online Akan Terberantas

Mantan Kabareskrim: Saya Tidak Yakin Judi Online Akan Terberantas

Nasional
PPATK Ungkap Perputaran Uang Judi 'Online' Anggota Legislatif Capai Ratusan Miliar

PPATK Ungkap Perputaran Uang Judi "Online" Anggota Legislatif Capai Ratusan Miliar

Nasional
KIM Siapkan Pesaing Anies pada Pilkada Jakarta, Ridwan Kamil dan Kaesang Masuk Nominasi

KIM Siapkan Pesaing Anies pada Pilkada Jakarta, Ridwan Kamil dan Kaesang Masuk Nominasi

Nasional
KPK Ungkap Awal Mula Dugaan Korupsi Bansos Presiden Terbongkar

KPK Ungkap Awal Mula Dugaan Korupsi Bansos Presiden Terbongkar

Nasional
Akui Di-bully karena Izin Tambang, PBNU: Enggak Apa-apa, 'Jer Basuki Mawa Bea'

Akui Di-bully karena Izin Tambang, PBNU: Enggak Apa-apa, "Jer Basuki Mawa Bea"

Nasional
KPU Minta Pemda Fasilitasi Pemilih yang Baru Berusia 17 Tahun pada Pilkada 2024

KPU Minta Pemda Fasilitasi Pemilih yang Baru Berusia 17 Tahun pada Pilkada 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com