Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dr. H. Mahyudin. ST, MM
Pimpinan DPD

Wakil Ketua DPD- RI periode 2019-2024

Refleksi 2022: Antara Keberhasilan Kendalikan Pandemi dan Sukses G20

Kompas.com - 02/01/2023, 09:17 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

TAHUN Macan Air 2022 telah melalui kita. Awal 2023, tidak ada salahnya kita sebagai bangsa melakukan refleksi, menengok kembali berbagai pencapaian dan tantangan yang telah dilalui selama satu tahun lalu.

Mengambil berbagai hikmah dan pelajaran sebagai bekal perjalanan, sehingga lebih kuat mengarungi tahun 2023.

Tahun 2022 telah pergi dengan membawa beberapa episode penting dalam kehidupan berbangsa, di antaranya pandemi Covid-19 mulai perlahan meninggalkan kita.

Berbagai event yang melibatkan kerumunan, seperti kegiatan olah raga sudah boleh dihadiri penonton, perayaan hari besar keagamaan mulai dilakukan seperti sebelum pandemi, kegiatan mudik sudah tak menghadapi pembatasan, dan berbagai kegiatan lainnya.

Berbagai kegiatan yang tadinya bersifat online, mulai kembali dilakukan secara offline, seperti masa sebelum pandemi. Sudah banyak perkantoran dan perusahaan yang kembali menerapkan kehadiran fisik bagi karyawannya.

Begitu pula di sektor pendidikan, anak-anak kita sudah mulai melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara tatap muka.

Pandemi Covid-19 terkendali

Kita patut angkat topi atas kerja keras pemerintahan di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang telah mampu mengendalikan pandemi, tanpa merusak kehidupan ekonomi nasional.

Keberhasilan penanganan pandemi serta berjalannya roda ekonomi banyak menuai pujian dunia. Salah satunya dalam rilis data Johns Hopkins University yang menyatakan Indonesia sebagai salah satu negara terbaik di dunia dalam menangani Pandemi Covid-19.

Walaupun pandemi telah mampu diredam dengan baik, namun pemerintah terlihat terus waspada. Sepanjang 2022, pemerintah tetap menerapkan standar prosedural pandemi dalam bentuk Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), meski dalam skala paling minimal, seperti tetap memakai masker dan menjaga jarak aman antar warga.

Hingga akhirnya Presiden Jokowi memutuskan untuk menghentikan PPKM mulai Jumat (30/12/2022). Seiring dengan makin kecilnya angka positivity rate mingguan, bed occupancy rate, serta angka kematian.

Dengan dicabutnya kebijakan itu, maka sudah tidak ada lagi pembatasan kerumunan dan pergerakan masyarakat.

Makin terkendalinya pandemi Covid-19 menjadi angin segar bagi recovery ekonomi nasional yang sempat mengalami resesi saat pandemi.

Sepanjang 2022, perekonomian nasional ditandai dengan tren pertumbuhan positif dari 5,01 persen kuartal I naik menjadi 5,72 persen kuartal III.

Kondisi ekonomi domestik yang stabil tahun 2022 patut kita syukuri. Walaupun secara bersamaan perekonomian global sedang menghadapi ketidakpastian seperti krisis energi, pangan, dan inflasi tinggi setelah meletusnya perang Rusia dengan Ukraina.

Pertumbuhan ekonomi dunia tahun 2022 hanya mencapai 3,2 persen, berimbas dengan adanya 16 negara yang menjadi "pasien" IMF dan 28 negara lainnya mengantre untuk mendapatkan bantuan pendanaan dari IMF.

Keberhasilan kinerja perekonomian Indonesia di tengah ketidakpastian ekonomi global inilah yang mendorong IMF dan Bank Dunia melihat Indonesia sebagai titik terang di tengah wajah dunia yang suram.

Pencapaian kinerja ekonomi bangsa ini menghadapi masa sulit pandemi dan geopolitik akibat perang Rusia-Ukraina sepanjang 2022 patut disyukuri oleh semua elemen masyarakat.

Sikap bersyukur setidaknya telah terlihat dari tingginya tingkat kepuasan masyarakat atas kerja pemerintah.

Sukses Presidensi G20

Tahun 2022 juga menjadi penanda keberhasilan Indonesia dalam percaturan politik internasional, sebagai Presiden G20.

Suksesnya pelaksanaan pertemuan puncak G20 di Bali 15-16 November 2022, menjadi sorotan utama dunia.

Mengingat pertemuan puncak tersebut berlangsung di tengah situasi ekonomi dan geopolitik global yang penuh ketegangan dan ketidakpastian akibat pandemi dan perang Rusia dan Ukraina.

Kita bersyukur posisi sebagai Presidensi G20, telah memberikan kesempatan bagi Indonesia untuk menunjukkan capaian dalam menangani pandemi, meningkatkan kepercayaan investor terhadap ketahanan ekonomi di dalam negeri, serta potensi Indonesia dalam mempraktikkan kepemimpinan global di tengah berkecamuknya perang Rusia dan Ukraina.

Sejak memegang Presidensi G20 pada 1 Desember 2021, Indonesia mampu menggaungkan ide yang diusung dalam tema 'Recover Together Recover Stronger'.

Tema itu setidaknya telah memberi pesan yang sangat dalam bagi global untuk bersama pulih dari pandemi, sebagaimana Indonesia yang telah berhasil bangkit setelah sempat dihantam resesi akibat pandemi.

Telah banyak hal positif yang tercapai selama Indonesia memimpin G20 dan membuahkan pujian dari komunitas internasional.

Di mana untuk pertama kalinya G20 dapat menghadirkan daftar kerja sama konkret, seperti memperkuat ketahanan kesehatan global, antara lain melalui dibentuknya Pandemic Fund, yang jumlahnya terus bertambah.

G20 juga berkomitmen untuk melakukan transisi energi, termasuk melalui kolaborasi pendanaan teknologi.

Pertemuan puncak G20 secara umum juga menghasilkan kesepakatan seluruh negara terhadap 52 poin ‘Leader’s Declaration’ yang dibacakan pada forum tersebut.

Secara garis besar poin-poin tersebut terdiri dari permasalahan global mengenai ketegangan geopolitik, kesehatan, perubahan iklim, isu krisis pangan, hingga transformasi digital.

Melalui kesepakatan ini, seluruh anggota G20 berkomitmen untuk berusaha bersama-sama pulih dari krisis yang tengah dihadapi sesuai dengan tema ‘Recover Together, Recover Stronger’.

Keberhasilan pemerintah dalam penyelenggaraan pertemuan puncak pemimpin kelompok negara G-20, tentu akan meningkatkan peran strategis Indonesia dalam tingkat global yang diharapkan membawa dampak positif bukan saja dalam kepemimpinan global, namun juga dalam perekonomian nasional, terutama peningkatan investasi dan perdagangan, yang hasilnya akan dituai pada 2023 nanti.

Situasi Pandami Covid-19 yang makin terkendali, peran kepemimpinan global Indonesia yang meningkat, dan tren pertumbuhan ekonomi positif sepanjang 2022 merupakan modal berharga untuk memasuki tahun 2023 dengan penuh optimistis.

Namun modal besar itu harus pula dibarengi dengan makin kuatnya bangsa ini bersatu dalam menghadapi berbagai tantangan tahun 2023 ini. Mengingat gerak kemajuan bangsa ini dalam menghadapi tantangan, harus dikerjakan bersama-sama.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com