Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 29/12/2022, 07:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

HARI-hari akhir Desember tahun 2022, banyak orang menjadi lebih waspada terhadap bencana banjir. Pasalnya, dua instansi peramal cuaca, yaitu BRIN dan BMKG, memprakirakan akan terjadi hujan lebat mulai 28 Desember 2022 hingga awal Januari 2023.

Perbedaan ramalan kedua instansi itu tentang ada tidaknya badai, yang viral di media sosial, bahkan membuat banyak orang lebih paham tentang cuaca ekstrem.

Himbauan Penjabat Gubernur DKI Heru Budi Hartono kepada dunia usaha agar karyawannya bekerja di rumah (work from home, WFH) supaya tidak mengalami pemborosan biaya karena jalanan macet akibat banjir, tentunya membuat banyak orang tambah paham dan waspada terhadap banjir.

Kita tentu tidak ingin kejadian beberapa tahun lalu terulang lagi. Sejak dini hari tanggal 1 Januari 2020 itu, saat banyak orang masih terlelap setelah begadang menyambut Tahun Baru, hujan lebat mengguyur Jakarta dan sekitarnya.

Banjir besar menggenangi sebagian wilayah kota, karena curah hujan yang tinggi, tertinggi sejak 24 tahun sebelumnya. Bencana pun terjadi, tanpa ada peringatan sebelumnya.

Memitigasi risiko

Belajar dari pengalaman pahit itu, kita ingin banjir dapat terkendali dengan lebih waspada. Dengan kewaspadaan yang lebih baik, bencana banjir diharapkan tidak terjadi.

Pemerintah daerah sejak satu-dua bulan yang lalu umumnya sudah menyiapkan diri untuk menghadapi banjir.

Kepala daerah memimpin apel kesiapsiagaan bencana dengan melibatkan BPBD, TNI, Polri, Dinas Kesehatan, Satpol PP, Damkar, PMI, relawan kebencanaan, dll. Tujuannya agar tidak terjadi kebingungan saat bencana terjadi, melainkan dengan cepat dan terpadu menangani korban.

Namun upaya mengatasi banjir mestinya dilakukan jauh-jauh hari sebelumnya. Banjir seharusnya tidak menjadi bencana, karena pola kejadiannya selalu berulang.

Saat hujan deras, air hujan dari atas tidak seluruhnya merembes ke dalam tanah, melainkan mengalir ke sungai/kanal, dan sebagian mengalir ke permukiman penduduk. Inilah penyebab banjir, atau genangan di sana-sini.

Air tidak langsung meresap ke bumi karena tanah tertutup bangunan atau tanaman semusim. Air tidak mengalir ke sungai karena banyak sampah di dalamnya. Penyebab banjir biasanya selalu dua hal itu, ditambah hujan lebat akibat cuaca ekstrem.

Maka apel kesiapsiagaan bencana perlu dilakukan justru pada awal-awal tahun, bahkan setahun sebelumnya.

Segenap instansi yang terlibat perlu duduk satu meja membahas rencana memitigasi risiko bencana. Artinya bencana bisa selalu ada, namun risiko adanya fenomena alam, seperti hujan lebat, terhadap kehidupan warga diusahakan untuk dikurangi sekecil mungkin.

Tindakan yang dilakukan bisa berupa pembuatan waduk dan tanggul sungai, mulai dari hulu hingga hilir; pengubahan aliran sungai, pengerukan sampah di sungai, penataan permukiman sepanjang daerah aliran sungai, dll.

Semua upaya itu sudah biasa dilakukan pemerintah daerah, namun umumnya parsial, tidak terhubung antara satu instansi dengan instansi lain. Rencana aksi daerah untuk mengatasi bencana mungkin belum ada, atau sudah ada, tetapi tidak dijadikan acuan.

Namun yang biasa terjadi adalah keterbatasan dana untuk mengendalikan bencana. Lebih tepat lagi, upaya pencegahan bencana tidak mendapat prioritas pendanaan yang sewajarnya oleh pemerintah daerah, kalah oleh kegiatan-kegiatan lain yang kurang bermanfaat.

Padahal bencana alam bisa merusak bangunan, kegiatan ekonomi, atau bahkan mengorbankan nyawa dan harta benda. Kerugian yang ditimbulkan bisa sangat besar.

Upaya bersama

Mengatasi bencana bukan tugas pemerintah daerah semata. Warga secara orang per orang dan secara bersama-sama perlu ikut serta dalam upaya itu.

Setiap orang harus membuang sampah pada tempatnya, jangan sekali-kali membuang sampah ke sungai atau ke pinggir jalan, atau ke selokan.

Warga secara individu juga dapat memberikan kontribusi finansial pada penghijauan bukit atau ruang terbuka yang gersang. Ide “satu pohon satu nama” adalah salah satu upaya kreatif untuk menghijaukan kota sekaligus mencegah banjir.

Secara bersama-sama warga dapat mengolah sampah, organik maupun anorganik, untuk didaur ulang sehingga hanya sebagian kecil yang dibuang ke tempat pembuangan akhir.

Adalah ide yang cemerlang untuk menjadikan sampah rumah tangga sebagai pengganti biaya pelayanan umum seperti angkutan kota atau klinik kesehatan. Biaya mengolah sampah kota bisa lebih besar dari subsidi pelayanan umum.

Masyarakat juga dapat membersihkan selokan dari endapan lumpur, atau bahkan mengubah selokan menjadi kolam ikan untuk rekreasi dan usaha, tanpa mengubah fungsinya sebagai penyalur air hujan atau air buangan.

Mungkin di banyak kota perlu diadakan hari bersih-bersih sungai yang dilakukan secara beramai-ramai, sebagai upaya untuk menyadarkan warga mengenai pentingnya merawat sungai dan tidak menjadikannya sebagai keranjang sampah.

Pembersihan lingkungan juga dapat dilakukan oleh alumni sekolah/perguruan tinggi, atau anggota perkumpulan/komunitas/organisasi/perusahaan di sekitar gedung/lingkungan/kantor masing-masing, pada setiap acara reuni/pertemuan/perayaan tahunan.

Kerja bakti itu tentu lebih bermanfaat dan berkesan daripada acara santai berhura-hura.

Itu semua sekadar gagasan ringan agar peristiwa alam, khususnya fenomena hidrometeorologi seperti hujan lebat, tidak berubah menjadi bencana, yang dapat melumpuhkan kota, atau membuat sebagian warga kota menderita berjam-jam bahkan berhari-hari.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

KPU Tambah Memori Banding, Bantah Klaim Janggal PN Jakpus soal Mediasi Prima

KPU Tambah Memori Banding, Bantah Klaim Janggal PN Jakpus soal Mediasi Prima

Nasional
Cerita Serka Sunardi, Babinsa yang Gagalkan Peredaran Ganja sampai Terseret Motor 10 Meter

Cerita Serka Sunardi, Babinsa yang Gagalkan Peredaran Ganja sampai Terseret Motor 10 Meter

Nasional
Sahkan Perppu Ciptaker Jadi UU, Buruh: DPR RI Hanya Stempel Pemerintah

Sahkan Perppu Ciptaker Jadi UU, Buruh: DPR RI Hanya Stempel Pemerintah

Nasional
Soroti Pengawalan Polantas untuk Masyarakat, Kapolri: Tertib, Bukan Beri Prioritas Melanggar

Soroti Pengawalan Polantas untuk Masyarakat, Kapolri: Tertib, Bukan Beri Prioritas Melanggar

Nasional
Kemenlu Benarkan Indonesia-Singapura Ajukan Perubahan Batas Ruang Udara FIR ke ICAO

Kemenlu Benarkan Indonesia-Singapura Ajukan Perubahan Batas Ruang Udara FIR ke ICAO

Nasional
Soal Sirene dan Strobo, Kapolri Imbau Anggotanya Lebih Sensitif Baca Situasi Jalan

Soal Sirene dan Strobo, Kapolri Imbau Anggotanya Lebih Sensitif Baca Situasi Jalan

Nasional
Kodam Mulawarman Akui Masih Kekurangan 3 Kodim untuk Antisipasi Masuknya Ancaman ke IKN

Kodam Mulawarman Akui Masih Kekurangan 3 Kodim untuk Antisipasi Masuknya Ancaman ke IKN

Nasional
Momen Mikrofon Mati Saat Demokrat Tolak Pengesahan Perppu Cipta Kerja dalam Rapat Paripurna...

Momen Mikrofon Mati Saat Demokrat Tolak Pengesahan Perppu Cipta Kerja dalam Rapat Paripurna...

Nasional
Kejanggalan Baru Putusan Tunda Pemilu, PN Jakpus Mengaku Sudah Mediasi Prima-KPU padahal Belum

Kejanggalan Baru Putusan Tunda Pemilu, PN Jakpus Mengaku Sudah Mediasi Prima-KPU padahal Belum

Nasional
KPK Akan Panggil Lagi Dito Mahendra untuk Diklarifikasi soal 15 Senjata Api

KPK Akan Panggil Lagi Dito Mahendra untuk Diklarifikasi soal 15 Senjata Api

Nasional
Pengamat Nilai PDI-P dan Gerindra Bakal Koalisi jika Elektabilitas Anies Melejit

Pengamat Nilai PDI-P dan Gerindra Bakal Koalisi jika Elektabilitas Anies Melejit

Nasional
KPK Akan Perbaiki Kinerja dalam Merespons Laporan PPATK

KPK Akan Perbaiki Kinerja dalam Merespons Laporan PPATK

Nasional
MAKI Akan Laporkan PPATK ke Polisi soal Data Transaksi Mencurigakan Rp 349 Triliun

MAKI Akan Laporkan PPATK ke Polisi soal Data Transaksi Mencurigakan Rp 349 Triliun

Nasional
Pengamat Nilai Jokowi-Megawati Sudah Sepaham soal Capres 2024

Pengamat Nilai Jokowi-Megawati Sudah Sepaham soal Capres 2024

Nasional
PKB: Kemesraan Prabowo-Ganjar Semu

PKB: Kemesraan Prabowo-Ganjar Semu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke