Salin Artikel

Bersama Mengatasi Bencana

Perbedaan ramalan kedua instansi itu tentang ada tidaknya badai, yang viral di media sosial, bahkan membuat banyak orang lebih paham tentang cuaca ekstrem.

Himbauan Penjabat Gubernur DKI Heru Budi Hartono kepada dunia usaha agar karyawannya bekerja di rumah (work from home, WFH) supaya tidak mengalami pemborosan biaya karena jalanan macet akibat banjir, tentunya membuat banyak orang tambah paham dan waspada terhadap banjir.

Kita tentu tidak ingin kejadian beberapa tahun lalu terulang lagi. Sejak dini hari tanggal 1 Januari 2020 itu, saat banyak orang masih terlelap setelah begadang menyambut Tahun Baru, hujan lebat mengguyur Jakarta dan sekitarnya.

Banjir besar menggenangi sebagian wilayah kota, karena curah hujan yang tinggi, tertinggi sejak 24 tahun sebelumnya. Bencana pun terjadi, tanpa ada peringatan sebelumnya.

Memitigasi risiko

Belajar dari pengalaman pahit itu, kita ingin banjir dapat terkendali dengan lebih waspada. Dengan kewaspadaan yang lebih baik, bencana banjir diharapkan tidak terjadi.

Pemerintah daerah sejak satu-dua bulan yang lalu umumnya sudah menyiapkan diri untuk menghadapi banjir.

Kepala daerah memimpin apel kesiapsiagaan bencana dengan melibatkan BPBD, TNI, Polri, Dinas Kesehatan, Satpol PP, Damkar, PMI, relawan kebencanaan, dll. Tujuannya agar tidak terjadi kebingungan saat bencana terjadi, melainkan dengan cepat dan terpadu menangani korban.

Namun upaya mengatasi banjir mestinya dilakukan jauh-jauh hari sebelumnya. Banjir seharusnya tidak menjadi bencana, karena pola kejadiannya selalu berulang.

Saat hujan deras, air hujan dari atas tidak seluruhnya merembes ke dalam tanah, melainkan mengalir ke sungai/kanal, dan sebagian mengalir ke permukiman penduduk. Inilah penyebab banjir, atau genangan di sana-sini.

Air tidak langsung meresap ke bumi karena tanah tertutup bangunan atau tanaman semusim. Air tidak mengalir ke sungai karena banyak sampah di dalamnya. Penyebab banjir biasanya selalu dua hal itu, ditambah hujan lebat akibat cuaca ekstrem.

Maka apel kesiapsiagaan bencana perlu dilakukan justru pada awal-awal tahun, bahkan setahun sebelumnya.

Segenap instansi yang terlibat perlu duduk satu meja membahas rencana memitigasi risiko bencana. Artinya bencana bisa selalu ada, namun risiko adanya fenomena alam, seperti hujan lebat, terhadap kehidupan warga diusahakan untuk dikurangi sekecil mungkin.

Tindakan yang dilakukan bisa berupa pembuatan waduk dan tanggul sungai, mulai dari hulu hingga hilir; pengubahan aliran sungai, pengerukan sampah di sungai, penataan permukiman sepanjang daerah aliran sungai, dll.

Semua upaya itu sudah biasa dilakukan pemerintah daerah, namun umumnya parsial, tidak terhubung antara satu instansi dengan instansi lain. Rencana aksi daerah untuk mengatasi bencana mungkin belum ada, atau sudah ada, tetapi tidak dijadikan acuan.

Namun yang biasa terjadi adalah keterbatasan dana untuk mengendalikan bencana. Lebih tepat lagi, upaya pencegahan bencana tidak mendapat prioritas pendanaan yang sewajarnya oleh pemerintah daerah, kalah oleh kegiatan-kegiatan lain yang kurang bermanfaat.

Padahal bencana alam bisa merusak bangunan, kegiatan ekonomi, atau bahkan mengorbankan nyawa dan harta benda. Kerugian yang ditimbulkan bisa sangat besar.

Upaya bersama

Mengatasi bencana bukan tugas pemerintah daerah semata. Warga secara orang per orang dan secara bersama-sama perlu ikut serta dalam upaya itu.

Setiap orang harus membuang sampah pada tempatnya, jangan sekali-kali membuang sampah ke sungai atau ke pinggir jalan, atau ke selokan.

Warga secara individu juga dapat memberikan kontribusi finansial pada penghijauan bukit atau ruang terbuka yang gersang. Ide “satu pohon satu nama” adalah salah satu upaya kreatif untuk menghijaukan kota sekaligus mencegah banjir.

Secara bersama-sama warga dapat mengolah sampah, organik maupun anorganik, untuk didaur ulang sehingga hanya sebagian kecil yang dibuang ke tempat pembuangan akhir.

Adalah ide yang cemerlang untuk menjadikan sampah rumah tangga sebagai pengganti biaya pelayanan umum seperti angkutan kota atau klinik kesehatan. Biaya mengolah sampah kota bisa lebih besar dari subsidi pelayanan umum.

Masyarakat juga dapat membersihkan selokan dari endapan lumpur, atau bahkan mengubah selokan menjadi kolam ikan untuk rekreasi dan usaha, tanpa mengubah fungsinya sebagai penyalur air hujan atau air buangan.

Mungkin di banyak kota perlu diadakan hari bersih-bersih sungai yang dilakukan secara beramai-ramai, sebagai upaya untuk menyadarkan warga mengenai pentingnya merawat sungai dan tidak menjadikannya sebagai keranjang sampah.

Pembersihan lingkungan juga dapat dilakukan oleh alumni sekolah/perguruan tinggi, atau anggota perkumpulan/komunitas/organisasi/perusahaan di sekitar gedung/lingkungan/kantor masing-masing, pada setiap acara reuni/pertemuan/perayaan tahunan.

Kerja bakti itu tentu lebih bermanfaat dan berkesan daripada acara santai berhura-hura.

Itu semua sekadar gagasan ringan agar peristiwa alam, khususnya fenomena hidrometeorologi seperti hujan lebat, tidak berubah menjadi bencana, yang dapat melumpuhkan kota, atau membuat sebagian warga kota menderita berjam-jam bahkan berhari-hari.

https://nasional.kompas.com/read/2022/12/29/07300041/bersama-mengatasi-bencana

Terkini Lainnya

Yakin MK Tolak Gugatan Anies dan Ganjar, TKN: Gugatannya Tidak Masuk Akal

Yakin MK Tolak Gugatan Anies dan Ganjar, TKN: Gugatannya Tidak Masuk Akal

Nasional
Kemenko Polhukam Identifikasi 1.900 Mahasiswa Jadi Korban TPPO Bermodus 'Ferienjob' di Jerman

Kemenko Polhukam Identifikasi 1.900 Mahasiswa Jadi Korban TPPO Bermodus "Ferienjob" di Jerman

Nasional
Lewat Telepon, Putra Mahkota Abu Dhabi Ucapkan Selamat ke Gibran

Lewat Telepon, Putra Mahkota Abu Dhabi Ucapkan Selamat ke Gibran

Nasional
Cerita soal Saham Freeport, Jokowi: Seperti Tak Ada yang Dukung, Malah Sebagian Mem-'bully'

Cerita soal Saham Freeport, Jokowi: Seperti Tak Ada yang Dukung, Malah Sebagian Mem-"bully"

Nasional
Akui Negosiasi Alot, Jokowi Yakin Indonesia Bisa Dapatkan 61 Persen Saham Freeport

Akui Negosiasi Alot, Jokowi Yakin Indonesia Bisa Dapatkan 61 Persen Saham Freeport

Nasional
Kubu Ganjar-Mahfud Tolak Gugatan ke MK Disebut Salah Alamat oleh KPU

Kubu Ganjar-Mahfud Tolak Gugatan ke MK Disebut Salah Alamat oleh KPU

Nasional
Jokowi Gelar Buka Puasa di Istana, 2 Menteri PDI-P Tak Tampak

Jokowi Gelar Buka Puasa di Istana, 2 Menteri PDI-P Tak Tampak

Nasional
Polisi Tangkap 5 Tersangka Pengoplos BBM Pertalite Jadi Pertamax

Polisi Tangkap 5 Tersangka Pengoplos BBM Pertalite Jadi Pertamax

Nasional
Jokowi Buka Puasa Bersama Para Menteri, Duduk Semeja dengan Prabowo-Airlangga

Jokowi Buka Puasa Bersama Para Menteri, Duduk Semeja dengan Prabowo-Airlangga

Nasional
Skandal Pungli di Rutan, Dewas KPK Minta Seleksi Pegawai Diperketat

Skandal Pungli di Rutan, Dewas KPK Minta Seleksi Pegawai Diperketat

Nasional
Saat Karutan KPK Tutup Mata soal Pungli Berujung Sanksi Etik Berat...

Saat Karutan KPK Tutup Mata soal Pungli Berujung Sanksi Etik Berat...

Nasional
Kubu Ganjar Dalilkan Suaranya Nol, Tim Prabowo: Tak Ada Buktinya

Kubu Ganjar Dalilkan Suaranya Nol, Tim Prabowo: Tak Ada Buktinya

Nasional
Di Sidang MK, Tim Hukum Prabowo-Gibran Bantah Menang karena Intervensi Jokowi

Di Sidang MK, Tim Hukum Prabowo-Gibran Bantah Menang karena Intervensi Jokowi

Nasional
Soal Bakal Oposisi atau Tidak, PDI-P: Sudah 'Clear', Diserahkan pada Ketua Umum

Soal Bakal Oposisi atau Tidak, PDI-P: Sudah "Clear", Diserahkan pada Ketua Umum

Nasional
Jokowi Targetkan Negosiasi Kepemilikan Saham PT Freeport Selesai Juni 2024

Jokowi Targetkan Negosiasi Kepemilikan Saham PT Freeport Selesai Juni 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke