Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peluang Besar Berubahnya Peta Politik 2024 Setelah Megawati Tentukan Langkah...

Kompas.com - 19/12/2022, 10:44 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Peta politik Pemilu 2024 dinilai masih sangat cair. Koalisi partai yang sudah terbentuk saat ini diprediksi masih mungkin berubah.

Sebabnya, belum ada koalisi yang resmi mengumumkan pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres).

Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) besutan Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) misalnya. Meski terbentuk sejak awal Juni 2022, hingga kini koalisi tersebut belum punya capres maupun cawapres.

Baca juga: Ini Nomor Urut Partai Politik Pemilu 2024, Tentukan Pilihanmu!

Kondisi serupa juga terjadi di koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) milik Partai Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Kursi calon RI-1 dan RI-2 di koalisi yang dideklarasikan pada Agustus 2022 itu masih nihil.

Namun begitu, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto telah mengumumkan kesiapannya maju sebagai capres. Pun, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar juga mengatakan ingin maju di panggung pemilu.

Sementara, Partai Nasdem pada awal Oktober lalu mengumumkan mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai capres yang bakal mereka usung. Namun, partai pimpinan Surya Paloh tersebut belum punya koalisi.

Memang, sejak lama Nasdem gembar-gembor akan berbesan dengan Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Namun, kongsi antara ketiganya hingga kini belum juga resmi.

Sisanya, hanya PDI Perjuangan yang belum buka suara soal capres dan cawapres 2024.

Baca juga: Profil Singkat Parpol Pemilu 2024: 17 Partai Nasional, 6 Lokal Aceh

Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Adi Prayitno mengatakan, PDI-P menjadi kunci dari konstelasi politik 2024. Dia mengatakan, seluruh parpol kini sedang menanti keputusan partai banteng soal pencapresan.

Peta koalisi yang ada kini sangat mungkin berubah jika PDI-P sudah menentukan langkah.

"Semua konfigurasi politik, semua poros yang terbentuk, semua partai politik, pasti sangat menuggu siapa yang akan diusung oleh PDI-P," kata Adi kepada Kompas.com, Jumat (16/12/2022).

Adi yakin, koalisi partai politik yang sudah terbentuk hanya sebatas narasi. Kongsi-kongsi tersebut belum berani memunculkan nama capres cawapres definitif lantaran PDI-P masih bergeming.

Bagaimanapun, PDI-P merupakan partai penguasa. Partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu punya banyak instrumen yang mampu memengaruhi langkah parpol lainnya.

Misalnya, keberadaan Ganjar Pranowo yang digadang-gadang sebagai kandidat capres terkuat. Kader PDI-P itu menjuarai mayoritas survei elektabilitas capres dengan tingkat elektoral tembus 30 persen.

Baca juga: PDI-P Kumpulkan 40 Senior Partai Jelang HUT ke-50, Ada Apa?

PDI-P juga menjadi partai pemenang pemilu dua kali berturut-turut, yakni pada 2014 dan 2019. Pada Pemilu 2019, suara partai banteng menyentuh 19,33 persen dari total suara nasional dengan perolehan 128 kursi DPR RI.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com