Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cak Imin: Pemilu yang Tidak Baik Akan Lahirkan Pemerintahan yang Tidak Konsisten

Kompas.com - 21/11/2022, 15:01 WIB
Ardito Ramadhan,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar meluncurkan Lembaga Saksi Pemenangan Nasional DPP PKB yang akan mengawal pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

Muhaimin menyatakan, Pemilu 2024 harus dikawal kareana sistem pemilu yang tidak baik akan melahirkan pemerintahan yang tidak konsiten terhadap sistem.

"Kalau sistem pemilihan yang tidak baik pasti akan melahirkan anak haram pemerintahan yang jadah, pemerintahan yang tidak konsisten terhadap jalannya sistem yang kita bangun," kata Muhaimin di kantor DPP PKB, Jakarta, Senin (21/11/2022).

Pria yang akrab disapa Cak Imin itu menuturkan, pelaksanaan pemilu mesti diawasi oleh seluruh elemen, termasuk partai politik, agar menghasilkan pemerintahan yang memiliki legitimasi.

Baca juga: PKB Akan Bentuk Komposisi Baru bila Prabowo Duet dengan Ganjar

Ia pun berkaca dari pelaksanaan Pemilu 1999 lalu yang menurutnya paling demokratis karena semua kelompok masyarakat terlibat mengawasi pelaksanaan pemilu.

Oleh karena itu, menurut Cak Imin, lembaga saksi yang dibentuk PKB bukan hanya untuk mengawal suara yang diberikan pemilih ke PKB.

"Apa yang kita lakukan bukan semata-mata untuk kemenangan PKB tetapi untuk sebuah negeri yang demokratis terbuka, adil dan makmur," ujar Cak Imin.

Wakil ketua DPR itu menambahkan, lembaga saksi yang dibentuk PKB akan didirikan hingga tingkat tempat pemungutan suara (TPS) dan akan bekerja pada pemilihan legislatif, presiden, maupun kepala daerah.

Baca juga: Survei Litbang Kompas: Pemilih Ganjar, Anies, dan Prabowo Cenderung Loyal

"Level TPS ini jadi ujung tombak mengawal agar penghitungan di paling ujung setelah pemungutan suara benar-benar terjaga dan aman, kita menginginkan pemilu tahun 99 terulang dengan baik," kata Cak Imin.

Direktur Eksekutif Lembaga Saksi Pemenangan Nasional DPP PKB Chusnunia Halim menambahkkan, ada lebih dari satu juta orang saksi yang disiapkan PKB untuk mengawal pelaksanaan pemilu.

Ia menyebutkan, para saksi akan dikerahkan di 695.105 TPS serta tingkat kecamatan, kabupaten, dan provinsi.

"Keberadaan begitu banyak TPS tentu penting keberadaan saksi partai untuk mengamankan titipan suara dari seluruh pemilih kepada partai. Satu suara pun sangat berharga tidak boleh ada yang lepas karena itu amanat rakyat," kata Chusnunia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Tanggal 17 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 17 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Putusan MK Diketok 2011, Kenapa DPR Baru Revisi UU Kementerian Negara Sekarang?

Putusan MK Diketok 2011, Kenapa DPR Baru Revisi UU Kementerian Negara Sekarang?

Nasional
Indikator Politik: 90,4 Persen Pemudik Puas dengan Penyelenggaraan Mudik Lebaran Tahun Ini

Indikator Politik: 90,4 Persen Pemudik Puas dengan Penyelenggaraan Mudik Lebaran Tahun Ini

Nasional
Di Sidang Tol MBZ, Pejabat Waskita Mengaku Bikin Proyek Fiktif untuk Penuhi Permintaan BPK Rp 10 Miliar

Di Sidang Tol MBZ, Pejabat Waskita Mengaku Bikin Proyek Fiktif untuk Penuhi Permintaan BPK Rp 10 Miliar

Nasional
Tiba-tiba Hampiri Jokowi, ASN di Konawe Adukan Soal Gaji yang Ditahan Selama 6 Tahun

Tiba-tiba Hampiri Jokowi, ASN di Konawe Adukan Soal Gaji yang Ditahan Selama 6 Tahun

Nasional
TKN Sebut Jokowi Tak Perlu Jadi Dewan Pertimbangan Agung: Beliau Akan Beri Nasihat Kapan pun Prabowo Minta

TKN Sebut Jokowi Tak Perlu Jadi Dewan Pertimbangan Agung: Beliau Akan Beri Nasihat Kapan pun Prabowo Minta

Nasional
ASN yang Tiba-Tiba Hampiri Jokowi di Konawe Ingin Mengadu Soal Status Kepegawaian

ASN yang Tiba-Tiba Hampiri Jokowi di Konawe Ingin Mengadu Soal Status Kepegawaian

Nasional
Khofifah Sebut Jokowi Minta Forum Rektor Bahas Percepatan Indonesia Emas 2045

Khofifah Sebut Jokowi Minta Forum Rektor Bahas Percepatan Indonesia Emas 2045

Nasional
Presiden Jokowi Serahkan Bantuan Pangan bagi Masyarakat di Kolaka Utara

Presiden Jokowi Serahkan Bantuan Pangan bagi Masyarakat di Kolaka Utara

Nasional
Ditanya Bakal Ikut Seleksi Capim KPK, Nawawi: Dijawab Enggak Ya?

Ditanya Bakal Ikut Seleksi Capim KPK, Nawawi: Dijawab Enggak Ya?

Nasional
Soal Revisi UU MK, Pengamat: Rapat Diam-diam adalah Siasat DPR Mengecoh Publik

Soal Revisi UU MK, Pengamat: Rapat Diam-diam adalah Siasat DPR Mengecoh Publik

Nasional
Pertamina Gandeng JCCP untuk Hadapi Tantangan Transisi Energi

Pertamina Gandeng JCCP untuk Hadapi Tantangan Transisi Energi

Nasional
Imbas Kecelakaan di Subang, Muhadjir: Jangan Menyewa Bus Kecuali Betul-betul Bisa Dipercaya

Imbas Kecelakaan di Subang, Muhadjir: Jangan Menyewa Bus Kecuali Betul-betul Bisa Dipercaya

Nasional
Antisipasi Rumor, Fahira Idris Minta Penyelenggara dan Legislator Klarifikasi Penerapan KRIS secara Komprehensif

Antisipasi Rumor, Fahira Idris Minta Penyelenggara dan Legislator Klarifikasi Penerapan KRIS secara Komprehensif

Nasional
Kenaikan Beras Tak Setinggi Negara Lain, Jokowi: Patut Disyukuri Lho...

Kenaikan Beras Tak Setinggi Negara Lain, Jokowi: Patut Disyukuri Lho...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com