Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Agar Penyaluran Dana PSR Berjalan Baik, Anggota Komisi XI Minta BPDPKS Lakukan Sosialisasi

Kompas.com - 19/11/2022, 11:10 WIB
Dwi NH,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Anggota Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) Hendrawan Supratikno meminta Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) lebih proaktif menyosialisasikan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) kepada masyarakat.

Sosialisasi tersebut, kata dia, perlu dilakukan agar penyaluran dana PSR untuk masyarakat dapat berjalan dengan baik.

"Sosialisasi ditingkatkan. BPDPKS juga harus menggunakan sistem jemput bola jangan menunggu, supaya dana itu terserap oleh rakyat,” ujar Hendrawan dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Sabtu (19/11/2022).

Menurutnya, peremajaan sawit penting dilakukan agar kelapa sawit tidak menua. Dengan begitu, sawit bisa menjadi andalan sebagai penerima devisa terbesar di Indonesia meski produksi dan produktivitasnya menurun.

Pernyataan tersebut Hendrawan sampaikan usai melakukan pertemuan dengan Direktur Keuangan, Umum, Kepatuhan dan Manajemen Risiko BPDPKS Zaid Burhan Ibrahim di Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel), Jumat (18/11/2022).

Baca juga: Komplotan Spesialis Pengganjal ATM Asal Sumsel Ditangkap Polisi

Ia mengungkapkan bahwa dana PSR di Sumsel tidak terserap dengan baik karena adanya peraturan Kementerian Pertanian (Kementan) terkait syarat peremajaan sawit.

Peraturan Kementan tersebut, di antaranya harus memiliki surat keterangan yang menyebutkan bahwa lahan tidak berdiri di lahan gambut, tidak berada di kawasan hutan, dan tidak tumpang tindih Hak Guna Usaha (HGU).

Menurut Hendrawan, berbagai persyaratan itu menyulitkan masyarakat. Oleh karena itu, ia kembali meminta BPDPKS lebih aktif dalam menyosialisasikan program PSR kepada masyarakat.

Selain BPDPKS, ia berharap ada keberpihakan dari dinas-dinas terkait yang berada di provinsi, kabupaten, dan kota dalam memfasilitasi rekomendasi mengenai sosialisasi tersebut.

"Pasti Komisi XI DPR RI mendorong. Misalnya tadi, rekomendasi-rekomendasi tidak ada di lahan gambut, lahan yang tidak ada di kawasan hutan, dan macam-macam ini kan beda-beda kalau di tingkat kabupaten," imbuh Hendrawan.

Ia memastikan, Komisi XI DPR RI akan menindaklanjuti hal tersebut melalui pertemuan dengan seluruh direksi BPDPKS agar sosialisasi bisa dilakukan lebih sistematis dan masif.

Baca juga: Usai Jokowi Resmi Cabut Larangan Ekspor CPO, Organisasi Petani Kelapa Sawit Minta Pembenahan Regulasi di BPDPKS

Selain itu, kata Hendrawan, Komisi XI DPR RI juga akan mencoba mengurai berbagai kendala yang dihadapi oleh rakyat untuk mengakses dana PSR tersebut.

Ia meyakini bahwa seluruh badan layanan umum yang berada di bawah Kementerian Keuangan (Kemenkeu) umumnya memiliki progress yang cukup sehat. Begitu pula lembaga di lingkungan Kemenkeu cukup kuat dalam hal pendanaan

Akan tetapi, sebut Hendrawan, permasalahan utamanya adalah bagaimana agar dana PSR dapat tersalurkan dan terserap dengan baik.

"Justru masalah yang terjadi adalah bagaimana dana ini bisa disalurkan tepat sasaran, tepat manfaat, dan tepat aturan, itu yang menjadi concern kami. Itu sebabnya kenapa kami cek ini ada dana PSR tapi malah surplus. Berarti akses rakyat untuk memperoleh dana ini mengalami kendala," ucapnya.

Baca juga: Lewat Program PSR, Sinar Mas Agribusiness and Food Berusaha Tingkatkan Produktivitas Sawit Petani

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com