Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Aboe Bakar Al Habsyi
Anggota DPR-RI

Anggota DPR RI Komisi III dan Sekjend DPP PKS

Mencari Pahlawan Penegakan Hukum

Kompas.com - 13/11/2022, 13:27 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PERINGATAN Hari Pahlawan 10 November 2022, dihadiahi dengan ditetapkan tersangka baru Hakim Agung dalam kasus OTT Sudrajad Dimyati.

Padahal persoalan pembunuhan anggota Kepolisian oleh salah satu pimpinan Polri bernama Ferdy Sambo masih terus membayangi layar televisi Indonesia.

Walhasil, realitas horor tentang budaya hukum di Indonesia telah mengubah cara bangsa Indonesia dalam bernegara.

Fenomena gunung es

Menurut Edward Twitchell Hall, budaya dimetaforakan sebagai gunung es (Ice Berg Theory). Puncak gunung es merupakan presentasi 10 persen yang dapat dilihat nyata oleh publik.

Adapun hal-hal yang tidak nampak di bawah permukaan laut biasanya berbobot 90 persen sebuah kebudayaan.

Bagian dalam gunung es merupakan representasi budaya organisasi, yang terdiri dari sistem nilai, keyakinan, falsafah, norma, peraturan dan cara beripikir dalam sebuah organisasi.

Fenomena ditetapkannya Hakim Agung dan petinggi Kepolisian sebagai tersangka kasus berat merupakan pucuk gunung es yang menyingkap budaya hukum yang sedang terjadi di Indonesia.

Berdasarkan Ice Berg Theory, penampakan kasus Sudrajat Dimyati dan Ferdy Sambo menunjukkan buruknya sistem nilai dan organisasi penegakkan hukum di Indonesia.

Hal ini menandakan, apa yang mungkin terjadi dalam tubuh Mahkamah Agung dan Kepolisian bisa lebih besar dan lebih buruk daripada yang ditampilkan oleh kasus Sudrajat Dimyati dan Ferdy Sambo.

Budaya hukum yang dinampakkan saat ini memberikan pesan kepada anggota di luar institusi penegakkan hukum.

Cara hidup, perilaku, kepribadian, gaya koruptif dan sewenang-wenang memberikan pengaruh kepada anggota dan orang-orang yang ada di luar organisasi untuk berperilaku dengan cara demikian.

Pesan ini yang berbahaya; Masyarakat pada umumnya bisa saja berpikir bahwa hanya dengan cara menyuap dan membeking polisi baru akan dapat keadilan.

Jika perilaku ini terus diyakini, bisa jadi perilaku koruptif tersebut dapat menjadi adat istiadat penegakkan hukum di Indonesia.

Kebiasaan

Sebuah perilaku akan menjadi kebiasaan (habits) jika dilakukan berulang-ulang. Dollard dan Miller menyatakan bahwa kebiasaan lahir dari stimulus respons yang bertahan lama dalam kepribadian.

Secara sederhana, kebiasaan dihasilkan dari pengulangan yang ekstensif dalam diri seseorang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com