JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI-P Hasto Kristiyanto mengatakan pihaknya mencari sosok pemimpin yang bertanggung jawab untuk menjadi pemimpin bangsa Indonesia pada tahun 2024 nanti.
Hasto menyebut PDI-P tidak mencari sosok pemimpin yang kerap menarasikan keberhasilan.
"Yang dicari memang sosok yang betul-betul mampu mengemban tanggung jawab. Yang dicari bukan sosok yang menarasikan keberhasilan," ujar Hasto dalam jumpa pers di Kantor DPP PDI-P, Jakarta Pusat, Minggu (9/10/2022).
Baca juga: Survei Algoritma: 29 Persen Responden Ingin Anies Nyapres pada Pilpres 2024
Hasto lantas menyindir Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang membandingkan jumlah RT terkena banjir di Jakarta, dengan total RT di Jakarta.
Diketahui, Anies kini telah diusung oleh Partai Nasdem, rekan sekoalisi PDI-P di pemerintah, sebagai calon presiden.
"Sehingga ketika ada banjir, dikatakan 30 ribu RT, kalau ada banjir berarti itu hanya satu persen. Politik itu bukan kalkulasi 1-5 persen, tetapi merupakan suatu bentuk tanggung jawab bagi bangsa dan negara," tuturnya.
Baca juga: Diteriaki Presiden oleh JRMK, Anies Sebut Amanah dari Orang-orang Terjepit
Kemudian, Hasto menegaskan bahwa Indonesia memerlukan pemimpin dengan rekam jejak baik yang panjang.
Apalagi, mengingat jumlah penduduk Indonesia yang sangat banyak.
"Sehingga hal tersebut juga dibahas di dalam pertemuan antara Bu Megawati Soekarnoputri dan Bapak Presiden Jokowi. Tetapi ini semua akan dilakukan bagi masa depan bangsa dan negara, bagi kesinambungan kepemimpinan sejak Bung Karno, kemudian Bu Mega, Pak Jokowi, dan kepemimpinan yang akan datang," imbuh Hasto.
Sebelumnya, Anies Baswedan mengatakan, banjir bukan permasalahan utama di Ibu Kota.
Baca juga: Prabowo Vs Anies di Pilpres, Siapa Menang Siapa Tumbang?
Namun, menurut Anies, permasalahan banjir di DKI Jakarta justru menjadi perbincangan utama di media sosial.
"Misalnya banjir di medsos jadi masalah, nyatanya dari RT kita ada 30 ribu, yang terkena banjir sekitar 30, it's not even one percent," kata Anies di Gedung Kompas Gramedia, Gelora, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (5/10/2022).
Anies mengatakan, ada gap yang besar antara pembicaraan orang di media sosial dengan kebutuhan warga Jakarta.
"Jadi secara real sebagai problem, itu proporsinya kecil, tetapi sebagai persepsi itu (gede)," ujar Anies.
Baca juga: Kembali Diteriaki Presiden, Anies: Ini Sebuah Amanah dan Kepercayaan
Anies menambahkan, permasalahan utama di Jakarta sebetulnya terkait biaya hidup.
"Kalau lihat 11 juta penduduk yang ada, 3,6 juta kepala keluarga, trust issue yang nomor satu itu biaya hidup. Yang kedua soal kesehatan," kata Anies.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.