Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PDI-P Sebut "Biru" Lepas dari Pemerintahan, Nasdem Tegaskan Dukung Jokowi sampai 2024

Kompas.com - 09/10/2022, 18:49 WIB
Adhyasta Dirgantara,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Nasdem Ahmad Ali menegaskan partainya tetap berada di dalam koalisi pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) hingga tahun 2024.

Ali merespons PDI-P yang menyebut ada "biru" yang keluar dari pemerintahan Jokowi karena sudah memiliki calon presiden (capres) sendiri.

Diketahui, Nasdem yang identik dengan warna biru memang sudah mengusung Anies Baswedan menjadi Capres di pemilihan presiden (Pilpres) 2024.

"Komitmen Partai Nasdem mengusung Pak Jokowi-Ma'ruf Amin sampai 2024," ujar Ahmad Ali saat dihubungi Kompas.com, Minggu (9/10/2022).

Baca juga: PDI-P Singgung Soal Biru: Dulu Dirobek karena Bendera Belanda, Sekarang Jadikan Anies Capres

Ali menjelaskan, pencalonan yang Nasdem lakukan sekarang tidak ada kaitannya dengan posisi mereka di dalam pemerintahan.

Pasalnya, masa periode Jokowi akan berakhir pada tahun 2024. Sementara, Nasdem merasa tidak punya kontrak dengan Jokowi setelah tahun 2024.

"2024 itu adalah pencalonan presiden pasca Pak Jokowi. Wong ini kita mencalonkan presiden setelah periode Pak Jokowi," katanya.

Ali lantas mempertanyakan sikap PDI-P yang menyebut bahwa ada partai biru keluar dari pemerintahan Jokowi.

Menurutnya, pemerintahan yang ada saat ini adalah pemerintahan Jokowi, bukan pemerintahan PDI-P.

"Jadi saya pikir kita saling menghargai keputusan tiap-tiap partai. Itu hal yang lebih bijak menurut saya," kata Ali.

Baca juga: Cak Imin Akui Sulit Koalisi dengan Nasdem Setelah Deklarasi Anies Capres

Untuk itu, Ali meminta agar PDI-P tidak perlu memusingkan keputusan partai lain.

Bahkan, menurut Ali, Nasdem akan menghargai keputusan PDI-P apabila memutuskan sesuatu.

"Kami merasa dalam perjalanan koalisi kami mengusung Pak Jokowi, mendukung Pak Jokowi dari 2014 sampai hari ini, kami selalu tempatkan Pak Jokowi sebagai Presiden RI. Kami berkomitmen menjaga pemerintahan ini sampai dengan berakhirnya periode beliau," ujarnya.

Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto saat sedang memamerkan lukisan Peristiwa 10 November di Kantor DPP PDI-P, Jakarta Pusat, Minggu (9/10/2022). KOMPAS.com/ADHYASTA DIRGANTARA Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto saat sedang memamerkan lukisan Peristiwa 10 November di Kantor DPP PDI-P, Jakarta Pusat, Minggu (9/10/2022).

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI-P Hasto Kristiyanto menyinggung pendeklarasian Anies Baswedan seperti Peristiwa 10 November 1945, yakni peristiwa perobekan kain biru dari bendera Belanda di Hotel Yamato.

Baca juga: Koalisi Segera Terbentuk, Demokrat Sebut Miliki Kesamaan Tujuan dengan Nasdem-PKS

Semua berawal dari perayaan HUT TNI Tahun 2022 di Kantor DPP PDI-P, Jakarta Pusat, Minggu (9/10/2022), Hasto memamerkan lukisan Peristiwa 10 November 1945.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya

'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com