Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sudah 32.000 Orang Tanda Tangani Petisi Desak Iwan Bule Mundur dari PSSI

Kompas.com - 07/10/2022, 11:41 WIB
Vitorio Mantalean,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Sedikitnya 32.680 orang menandatangani petisi lewat laman Change.org mendesak Komjen (Purn) Mochamad Iriawan alias Iwan Bule mundur dari jabatannya sebagai Ketua Umum PSSI, imbas Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan sedikitnya 131 orang di Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022).

Jumlah 32.000 tanda tangan tersebut terbagi menjadi dua petisi yang diunggah di Change.org.

Petisi pertama datang dari praktisi hukum Emerson Yuntho. Hingga artikel ini disusun pada Jumat (7/10/2022) pukul 10.18 WIB, petisi itu sudah diteken 13.142 orang dari target 15.000.

Baca juga: Daftar dan Peran Enam Tersangka Tragedi Kanjuruhan

Tidak ada satu pun warga atau ‘hadirin’ yang berbahagia atas peristiwa kelabu ini,” tulis Emerson dalam unggahan petisinya, menyindir pernyataan Iwan dalam konferensi pers tempo hari.

Emerson menjelaskan, hingga petisi itu dibuat, belum ada satu pun pengurus dan pimpinan PSSI ataupun PT Liga Indonesia Baru (LIB) yang mengundurkan diri sebagai bentuk tanggung jawab moral.

PSSI dan PT LIB dinilai bertanggung jawab atas musibah ini karena mengabaikan rekomendasi dari pihak kepolisian agar laga Arema FC vs Persebaya Surabaya tidak digelar malam hari. Federasi dan PT LIB tetap melanjutkan pertandingan pada malam hari. Muncul kesan mereka lebih mengutamakan bisnis daripada kepentingan keselamatan suporter Indonesia,” ujarnya.

Baca juga: Tersangka Tragedi Kanjuruhan: Akibat Perintah Steward Tinggalkan Pintu Stadion

Melalui Petisi ini Kami Suporter Sepak Bola Indonesia dan Masyarakat Pecinta Sepak Bola Indonesia mendesak Mochamad Iriawan, Ketua Umum PSSI beserta semua pengurus di PSSI serta Akhmad Hadian Lukita, Direktur PT LIB untuk mengundurkan diri dari jabatannya,” tambah Emerson.

Ia menambahkan, petisi ini selain diprakarsai olehnya, juga diprakarsai dan didukung beberapa pihak lain, yakni Richard Ahmad Supriyanto, Purnomo Wijoyo, Bagus Ari Wibowo, Richo Vebrian, Febrianto, Suprapto Koting, Syahyang Sukma, Ervan Nurachman, Nugroho Dewanto, Arry Anggadha, Kenrick Philbert, Rapco Tarigan, dan Haris Azhar.

Petisi kedua diunggah di laman yang sama oleh Perkumpulan Jurnalis Rakyat (Pijar), ditulis oleh Suhari Ete. Ete menyinggung soal skala Tragedi Kanjuruhan yang jadi tragedi sepak bola terbesar sepanjang sejarah Indonesia.

Baca juga: Hujan Gas Air Mata di Stadion Kanjuruhan, 8 Ditembakkan ke Tribune, 3 ke Lapangan

Petisi dari Pijar telah diteken 19.538 orang hingga berita ini disusun dan terus bertambah.

Sama seperti Emerson dkk, Pijar juga mempersoalkan laga Arema vs Persebaya yang dilangsungkan tanpa mengindahkan rekomendasi untuk memajukan jadwal.

“Polisi sudah benar dengan analisisnya. Panitia sudah benar dengan suratnya ke LIB. Juga sudah benar tidak mengalokasikan jatah kursi untuk suporter Persebaya.Di dalam stadion sebenarnya sudah tidak ada lagi faktor penentu yang bisa memicu kerusuhan. Kalau pun mereka kecewa kepada tim Arema, itu kekecewaan orang yang mencinta. Tidak akan mencelakakan mereka,” kata Ete.

“Maksimum yang akan terjadi adalah merusak stadion, maka yang terbaik dilakukan di dalam stadion Kanjuruhan malam itu adalah: mereka yang masuk ke lapangan itu jangan diusir. Jangan dihardik. Diminta saja untuk duduk. Di atas rumput. Seluruh pemain dan ofisial juga memulai duduk. Petugas juga duduk. Biarkan emosi tercurah dulu. Perlu waktu untuk meredakan emosi,” lanjutnya.

Baca juga: Tragedi Kanjuruhan Jatuhkan Kepercayaan Publik, Apa yang Harus Dilakukan Polri?

Ete menilai tidak ada faktor yang menakutkan malam itu, tetapi tembakan gas air mata membuat panik, sesak napas, dan para suporter berdesakan.

Kita juga meminta Ketua Umum dan semua pengurus Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) untuk mundur dari jabatannya, sebagai bentuk hormat dan respek terhadap korban tragedi kerusuhan Stadion Kanjuruhan, Malang dan untuk pembenahan sepakbola secara keseluruhan,” tulis dia.

Saat ini, Direktur PT LIB Akhmad Hadian Lukita telah ditetapkan sebagai tersangka bersama dengan pengumuman lima tersangka lain oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo kemarin.

Sementara itu, Ketum PSSI Iwan Bule sama sekali tak tebersit pikiran untuk mengundurkan diri. Merespons desakan yang marak dari warganet dan suporter agar dirinya mundur, Iwan menolak.

Baca juga: Tragedi Kanjuruhan: Urgensi Stadion Berstandar FIFA di Indonesia

"Bentuk pertanggungjawaban saya adalah seperti sekarang (di Malang). Ini bentuk pertanggungjawaban saya sebagai Ketua Umum (PSSI)," kata pria yang biasa disapa Iwan Bule itu ketika ditemui awak media di Malang, Selasa (5/10/2022) sore.

"Saya kalau mau lepas tanggung jawab di Jakarta saja. Ini saya namanya mengunjungi, menunggui anggota gitu ya. (Saya berada) di Malang sampai selesai. Salam buat netizen ya (sambil tertawa)," imbuhnya sembari berjalan dan menyudahi sesi wawancara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Polri Usulkan Penambahan Atase Kepolisian di Beberapa Negara

Polri Usulkan Penambahan Atase Kepolisian di Beberapa Negara

Nasional
Kopasgat Kerahkan 24 Sniper dan Rudal Chiron Amankan World Water Forum di Bali

Kopasgat Kerahkan 24 Sniper dan Rudal Chiron Amankan World Water Forum di Bali

Nasional
Sentil Prabowo yang Mau Tambah Kementerian, JK: Itu Kabinet Politis, Bukan Kabinet Kerja

Sentil Prabowo yang Mau Tambah Kementerian, JK: Itu Kabinet Politis, Bukan Kabinet Kerja

Nasional
Jelang Hari Jadi Ke-731, Pemkot Surabaya Gelar Berbagai Atraksi Spektakuler

Jelang Hari Jadi Ke-731, Pemkot Surabaya Gelar Berbagai Atraksi Spektakuler

BrandzView
Resmi Ditahan, Gus Muhdlor Punya Harta Rp 4,7 Miliar

Resmi Ditahan, Gus Muhdlor Punya Harta Rp 4,7 Miliar

Nasional
KPK Sebut Gus Muhdlor Terima Uang Korupsi Lewat Sopirnya

KPK Sebut Gus Muhdlor Terima Uang Korupsi Lewat Sopirnya

Nasional
Polri Tangkap 142 Tersangka hingga Blokir 2.862 Situs Judi Online

Polri Tangkap 142 Tersangka hingga Blokir 2.862 Situs Judi Online

Nasional
Cuaca di Arab Sangat Panas, Ma'ruf Amin: Jangan Sampai Jemaah Haji Meninggal Kepanasan

Cuaca di Arab Sangat Panas, Ma'ruf Amin: Jangan Sampai Jemaah Haji Meninggal Kepanasan

Nasional
Prabowo Diminta Hindari Kepentingan Bagi-bagi Kursi, Jika Tambah Jumlah Kementerian

Prabowo Diminta Hindari Kepentingan Bagi-bagi Kursi, Jika Tambah Jumlah Kementerian

Nasional
Ada Wacana Duet dengan Ahok di Pilkada DKI, Anies: Memutuskan Saja Belum

Ada Wacana Duet dengan Ahok di Pilkada DKI, Anies: Memutuskan Saja Belum

Nasional
Anies Ingin Memastikan Pilkada Berjalan Jujur dan Bebas Intervensi Sebelum Tentukan Langkah

Anies Ingin Memastikan Pilkada Berjalan Jujur dan Bebas Intervensi Sebelum Tentukan Langkah

Nasional
Kegiatan Ibadah Mahasiswa di Tangsel Dibubarkan Warga, Menko Polhukam Minta Saling Menghormati

Kegiatan Ibadah Mahasiswa di Tangsel Dibubarkan Warga, Menko Polhukam Minta Saling Menghormati

Nasional
JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang 'Toxic'

JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang "Toxic"

Nasional
Tanggapi Luhut soal Orang 'Toxic', Anies: Saya Hindari Diksi Merendahkan atas Perbedaan Pandangan

Tanggapi Luhut soal Orang "Toxic", Anies: Saya Hindari Diksi Merendahkan atas Perbedaan Pandangan

Nasional
Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com