JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Bidang Media dan Komunikasi Publik DPP Partai Nasdem Charles Meikyansah meminta Pemerintah memberikan penanganan terbaik untuk korban tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.
Adapun sebanyak 129 orang tewas dan 180 orang mengalami luka-luka akibat kerusuhan tersebut usai laga Arema FC versus Persebaya, Sabtu malam (1/10/2022).
"Kami berharap pemerintah maksimal dalam memberikan pelayanan dan perawatan medis agar jumlah korban meninggal dunia tidak bertambah," kata Charles dalam pernyataan tertulisnya, Minggu (2/10/2022).
Baca juga: Jokowi: Kerusuhan Kanjuruhan Tragedi Kemanusiaan, Jangan Sampai Terulang Lagi
Ia menganggap kerusuhan tersebut sangat tragis bagi dunia sepak bola Indonesia yang sedang berkembang maju.
Lebih lanjut, Charles mengatakan, periswita ini merupakan “Tragedi kemanusiaan luar biasa”, sebab tewasnya ratusan orang merupakan tragedi terburuk di dunia sejak tahun 1964.
Oleh karena itu, ia mengatakan, pihak terkait perlu menjelaskan kepada masyarakat pengebab kerusuhan ini, serta mendorong penegak hukum mengusut tuntas penyebab kerusunan ini.
"Diharapkan tidak terjadi lagi di masa mendatang. Semua pihak harus berbenah bersama-sama," kata dia.
Baca juga: Catatan YLKI soal Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang
Diberitakan sebelumnya, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menyampaikan, jumlah korban jiwa akibat tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, bertambah menjadi 129 orang.
Hal itu disampaikan Khofifah saat berkunjung ke markas Polres Malang untuk menangani kerusuhan itu.
Menurut Khofifah, dari 129 korban jiwa itu, dua di antaranya adalah anggota polisi, yakni anggota Polres Tulungagung dan Polres Trenggalek yang diperbantukan dalam pengamanan pertandingan Liga 1 antara Arema FC dan Persebaya.
"Semua jenazah korban saat ini dievakuasi di beberapa rumah sakit di Kepanjen dan Kota Malang," kata Khofifah.
Baca juga: Gas Air Mata di Stadion Kanjuruhan, Dosen UM Surabaya: Salahi Aturan
Sementara itu, dari 129 korban jiwa itu, 18 belas di antaranya belum diketahui identitasnya.
Mereka telah dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Daerah Saiful Anwar (RSSA) Malang. Sebab, untuk korban jiwa yang belum diketahui identitasnya dikumpulkan di RSSA.
"Menurut Direktur Utama RSSA Saiful Anwar menginformasikan memastikan akan ada kiriman lagi korban jiwa yang belum ditemukan identitasnya," jelasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.