Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komisi I DPR Setujui Anggaran Kemenhan Rp 134 Triliun, Prabowo Sebut Kurang

Kompas.com - 27/09/2022, 10:29 WIB
Adhyasta Dirgantara,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi I DPR RI menyetujui anggaran Kementerian Pertahanan (Kemenhan) untuk tahun anggaran 2023 sebesar Rp 134 triliun.

Namun, Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto disebut merasa anggaran itu kurang.

Hal itu diketahui dari Ketua Komisi I DPR Meutya Hafid yang memimpin rapat dengan Menhan dan turut dihadiri oleh Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman, dan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono.

"Rp 134 triliun," ujar Meutya Hafid saat ditanya perihal anggaran Kemenhan saat ditemui di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (26/9/2022).

Baca juga: Rapat DPR Bareng Prabowo, Panglima TNI, dan KSAD Dudung Digelar Tertutup

Meutya Hafid lalu menjelaskan, Prabowo sempat komplain dengan anggaran pertahanan sebesar Rp 134 triliun.

Oleh karenanya, mereka akan mengagendakan rapat dengan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani.

"Ya tadi kan Pak Prabowo menyampaikan kekurangannya dari segi pertahanan. Sehingga tadi teman-teman sepakat untuk mengagendakan rapat dengan Menkeu," katanya.

Pemanggilan Sri Mulyani diperlukan dalam rangka mendiskusikan bagaimana solusi terhadap anggaran pertahanan.

Baca juga: Ketika Prabowo Rekatkan Tangan Jenderal Andika dan Dudung Abdurachman...

Meutya Hafid menyebut, pihaknya akan mendorong agar ada rapat untuk membahas mengenai anggaran pertahanan dengan Menkeu Sri Mulyani.

Hanya saja, Meutya Hafid belum mengetahui kapan rapat dengan Sri Mulyani bakal dilaksanakan.

"Karena ini kan nanti untuk persetujuan RKA-KL (Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga) 2023," ujar Meutya Hafid.

Sementara itu, anggota Komisi I DPR Fraksi PDI-P Tb Hasanuddin mengungkapkan anggaran Rp 134 triliun itu dibagi ke tiga matra TNI, Mabes TNI, dan Kemenhan.

Tb Hasanuddin yang merupakan seorang purnawirawan jenderal bintang 2 TNI, merasa kondisi alat utama sistem pertahanan (alutsista) perlu peremajaan. Sehingga diperlukan ada penambahan anggaran.

"Ya karena alutsistanya sudah relatif tua, perlu reorganisir dan sebagainya, termasuk pemeliharaan. Jadi ya memang butuh uang ya. Makanya minimal sesuai dengan janji Presiden, 1,5 persen dari GDP, itu sekitar Rp 225 triliun," ujar Tb Hasanuddin saat ditemui terpisah.

Baca juga: Ini yang Dibahas Prabowo, Panglima TNI, dan KSAD Dudung Saat Rapat Tertutup di DPR

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com