Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jelaskan Pentingnya Miliki NIB bagi UMKM, Jokowi: Bisa Akses Modal ke Bank

Kompas.com - 31/08/2022, 11:42 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo menjelaskan pentingnya usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) memiliki nomor induk berusaha (NIB).

Hal itu disampaikannya saat menyerahkan 2.700 NIB untuk pemilik UMKM di Jayapura, Papua, Rabu (31/8/2022).

Menurut Presiden, belum semua UMKM di Indonesia punya NIB.

"Yang telah dorong oleh Kementerian Investasi baru 1,8 juta, artinya yang lain belum NIB, belum memiliki NIB. Oleh sebab itu, bapak ibu beruntung telah memiliki NIB," ujar Jokowi sebagaimana disiarkan YouTube Sekretariat Presiden.

 Baca juga: Bagikan NIB Usaha di Jayapura, Jokowi Minta Maaf Datang Pakai Kaus

"Apa gunanya setelah dapat NIB? Bapak, Ibu menjadi pengusaha formal karena telah memiliki izin yang namanya nomor induk berusaha NIB seperti ini. Terus kalau sudah pegang ini untuk apa? Bapak, Ibu bisa akses permodalan ke bank, minta yang namanya kredit usaha rakyat (KUR)," tegasnya.

Jokowi lantas menceritakan pengalamannya saat pertama kali mendirikan usaha.

Saat itu dia meminjam modal sebesar Rp 30 juta ke bank. Akan tetapi, menurutnya, bunga pinjaman modal saat itu sangat mahal.

"Enggak kayak KUR sekarang. KUR sekarang bunganya berapa? 3 persen. Tapi itu disubsidi pemerintah loh, bukan dari bank. Itu disubsidi oleh pemerintah supaya UMKM kita bisa berkembang dengan cepat," jelas Jokowi.

"Jadi segera memanfaatkan yang namanya NIB ini, kemudian akses ke permodalan yang namanya KUR. Tapi saya titip hati-hati yang namanya pinjam ke bank itu hati-hati harus dikalkulasi, harus dihitung yang detail jangan sampai keliru menghitung karena itu bukan duit Bapak Ibu semuanya," tegas Presiden.

Chrisstella Efivania Rosaline Presiden Joko Widodo menginstruksikan pemberian bantalan sosial tambahan yang akan diberikan kepada 20,65 juta warga Indonesia sebesar Rp 600.000.

 

Baca juga: Jokowi: Kita Mulai Bagi BLT BBM Hari Ini agar Daya Beli Masyarakat Lebih Baik

Kepala negara mengingatkan, saat meminjam modal ke bank, berarti ada uang bank yang harus dikembalikan.

Pengembalian dilakukan secara mencicil setiap bulan.

Kemudian, apabila dari hasil perhitungan ternyata keuntungan usaha belum bisa digunakan untuk mencicil pinjaman modal, Jokowi menyarankan untuk tidak usah meminjam.

"Kalau menghitung kira-kira enggak masuk enggak usah pinjam. Dihitung masih untung bisa ngangsur silahkan pinjam dan kalau sudah pinjam hati-hati pinjam dapat Rp 50 juta jangan sekali-sekali separuhnya untuk beli sepeda motor atau pinjam Rp 200 juta, yang Rp 100 jutanya untuk beli mobil," kata Jokowi.

Baca juga: Dulu, Megawati Cibir Program BLT Milik SBY, Kini Dilestarikan Jokowi

"Sekali-kali jangan dipakai yang namanya uang bank itu untuk beli barang-barang kenikmatan dan kemewaan seperti itu. Endak. Harus semuanya untuk modal kerja, semuanya untuk modal investasi semuanya untuk modal usaha 100 persen dipakai," tegasnya.

Menurut Presiden, jika usaha sudah membuahkan keuntungan baru bisa dipergunakan untuk menabung dan membeli berbagai kebutuhan .

"Kalau dapat keuntungan sisihkan, tabung. Wah pengin beli mobil sisihkan sebulan, untung Rp 2 juta sisihkan, untung Rp 3 juta sisihkan, untung Rp 4 juta sisihkan. Kalau cukup silakan mau beli mobil silakan, tapi jangan pakai yang namanya pinjaman pokok bank itu dipakai untuk beli mobil di sepeda motor atau beli TV atau beli yang lain-lain. Endak. Saya titip itu aja," tambah Kepala Negara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Menag Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji: Semua Baik

Menag Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji: Semua Baik

Nasional
Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet di Pilkada DKI Jakarta

Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet di Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Nasional
Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Utak-Atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Utak-Atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Nasional
Gibran Lebih Punya 'Bargaining' Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Gibran Lebih Punya "Bargaining" Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Nasional
'Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran'

"Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran"

Nasional
Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

Nasional
Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Nasional
Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com