Ketua Umum PB IDI M Adib Khumaidi mengatakan, PB IDI terus berkoordinasi dengan Kemenkes dan Dinas Kesehatan mengenai kewaspadaan penyakit cacar monyet di Indonesia.
Selain itu, pihaknya juga meminta tim medis dan tenaga kesehatan untuk tetap waspada.
“Segera melaporkan pada Dinas Kesehatan setempat apabila ditemukan pasien dengan gejala mirip cacar monyet, supaya bisa segera ditangani dan ditindaklanjuti," kata Adib dalam siaran pers.
Baca juga: 5 Fakta Kasus Cacar Monyet Pertama Indonesia
Ketua Satgas Monkeypox atau Clades PB IDI Hanny Nilasari mengingatkan perlunya mempertahankan protokol kesehatan secara ketat serta lebih aktif menjalankan perilaku hidup bersih dan sehat.
Cara ini perlu diterapkan sekalipun ada kelonggaran melakukan berbagai kegiatan di berbagai tempat.
"Bagi yang merasa bergejala dapat segera berobat menemui dokter terdekat," terang Hanny.
Peneliti Pusat Riset Kedokteran Praklinis dan Klinis Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Zulvikar Syambani Ulhaq menjelaskan, penularan cacar monyet tidak selalu melalui hubungan seksual.
Walaupun pada kenyataannya bahwa penularan tersebut merupakan salah satu caranya menular pada orang lain, termasuk pada kelompok lelaki yang berhubungan seks dengan lelaki (LSL).
Baca juga: Kemenkes: Semua Bisa Kena, Cacar Monyet Tak Menyerang Kelompok Tertentu
Sebab, cara penularan yang utama dari penyakit cacar monyet ialah sentuhan kulit ke kulit.
"Bisa juga misalnya melalui berkerumun, melihat konser, itulah menurut gambaran saya yang sebenarnya terjadi di negara-negara Amerika atau Eropa, kenapa penyebaran ini terjadi dengan cepat. Jadi tidak selalu melalui seks," ujar dia.
Zulvikar juga mengungkapkan kemungkinan mengapa hal itu bisa terjadi.
"Ini menurut pandangan saya pada LSL kenapa banyak ditemukan (cacar monyet), karena mereka misalnya memang suka party, dancing, dan sebagainya di mana itu kan sangat berdekatan dengan kerumunan yang banyak," ucap Zulvikar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.