Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Aiman Witjaksono
Jurnalis

Jurnalis

Misteri Lem di Kepala Belakang Brigadir Yosua

Kompas.com - 08/08/2022, 05:45 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

KEMBALI sejumlah fakta baru terungkap seiring dengan perkembangan kasus hukum yang menyelimuti misteri terbunuhnya Brigadir Yoshua.

Mulai dari "penempatan khusus" Irjen Ferdy Sambo di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, sampai lem yang secara eksklusif saya temukan dari dokumen otopsi kedua Brigadir Yoshua. Ada apa?

Akhir pekan kemarin, kita dikejutkan dengan sejumlah Pasukan Brimob dengan senjata lengkap dan kendaraan taktis yang melakukan penebalan keamanan di Mabes Polri Jakarta.

Selang beberapa jam, kita juga mendengar informasi mutakhir, Irjen Ferdy Sambo masuk ke tempat khusus karena dugaan pelanggaran etik soal perusakan CCTV di sekitar TKP.

Yang menjadi perhatian adalah, kasus ini seolah berbalik 180 derajat.

Sumber sejumlah perwira di lingkungan Mabes Polri yang saya dapatkan adalah terkait dengan pengakuan jujur Bharada Eliezer, akan peristiwa yang sesungguhnya terjadi.

Informasi yang didapatkan, bukan Bharada Eliezer yang menembak Yoshua. Pada saat Eliezer datang, Yoshua sudah bersimbah darah di salah satu ruangan di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo.

Soal kebenaran hal ini, tentu menjadi fokus penyelidikan Tim Khusus (Timsus) bentukan Kapolri. Karena Timsus bekerja dengan asas Pro Justitia, alias demi keadilan-yang berarti hasil penyelidikannya akan berlanjut ke penyidikan hingga ke sidang pengadilan.

Apa yang menjadi tanda tanya adalah, bagaimana peristiwa ini terjadi. Biarlah ini menjadi isu yang terus diselidiki dan diinvestigasi oleh sejumlah pihak, Polisi, Komnas HAM, dan juga tak terlepas, wartawan.

Misteri lem di kepala

Di sisi lain, saya mendapatkan fakta yang tak kalah mengejutkan. Pekan lalu ada fakta bahwa kepala bagian belakang Brigadir Yoshua diketahui berlubang hingga ke hidung.

Lubang itu diduga merupakan jalan peluru yang ditembakkan dari kepala belakang hingga menembus keluar hidung.

Kini saya mendapati fakta baru, bahwa bagian kepala belakang Brigadir Yoshua dilem!

Sumber yang mengutip pernyataan Dokter Forensik yang sempat memeriksa mengungkapkan bahwa sejumlah dokter forensik terkejut dengan lem ini. Mengapa?

Karena biasanya luka hasil pemeriksaan forensik, selalu dijahit. Tak pernah dilem. Apalagi bentuknya seperti hendak ditutupi dengan rambut bagian belakang, ada apa?

Saya mendapatkan dokumen otopsi kedua Brigadir Yoshua secara eksklusif, dan akan tayang di Program AIMAN setiap Senin pukul 20.30 WIB, di Kompas TV.

Pertanyaan lem yang misterius ini digabungkan dengan kondisi misterius lainnya, yakni bagian kepala belakang, yang tidak diinfokan sama sekali pada proses otopsi pertama.

Keterangan polisi kala itu, berdasarkan otopsi pertama, luka di hidung akibat goresan peluru. Padahal merupakan dugaan tembakan dari arah kepala belakang menembus hidung.

Muncul analisa di sini, apakah luka ini hendak ditutupi, karena proses tembak menembak yang disebutkan sebelumnya berhadap-hadapan, lalu kenapa bisa ada di kepala belakang?

Sebuah pertanyaan!

Organ hilang pada otopsi pertama

Dalam proses otopsi kedua diketahui posisi organ otak telah berpindah. Sejumlah dokter forensik menganggap hal ini wajar.

Tapi ada pula pertanyaan lainnya, pankreas dan kantung kemih Brigadir Yoshua hilang sampai sekarang, kemana?

Ada pernyataan Tim Dokter Forensik saat melakukan otopsi kedua Yoshua, Dokter Ade Firmasnyah.

"Kalau jenazah sudah diotopsi, organnya dilepas sehingga saluran luka akan sulit dicari tahu pada otopsi kedua," ungkap Ade kepada wartawan di Jambi, kala itu.

Pertanyaan berikutnya, apakah dilepas lalu dikembalikan pada otopsi pertama, ataukah ada yang hilang sehingga akan semakin sulit untuk diketahui kejadian sesungguhnya?

Lagi-lagi sebuah fakta yang memunculkan pertanyaan besar.

Saya Aiman Witjaksono... Salam!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com