Sementara itu, jenazah Brigadir J juga telah dipulangkan ke pihak keluarga di Jambi.
Keluarga pun memakamkan Brigadir J pada Senin (11/7/2022).
Rumah duka Brigadir J terletak di Sungai Bahar Unit 1 Desa Suka Makmur, Perumahan SDN 074, Kabupaten Muarojambi.
Indonesia Police Watch (IPW) sempat menyampaikan bahwa di tubuh jenazah Brigadir J ditemukan ada luka sayatan di badannya.
Ketua IPW Sugeng Teguh Santoso menilai peristiwa ini cukup aneh.
Baca juga: Saat Ratusan Polisi Kepung Rumah Orangtua Brigadir J dan Mengunci Gerbang, Keluarga Ketakutan
Keanehan lainnya, Sugeng juga menyoroti lokasi kejadian perkara di rumah Irjen Ferdy Sambo.
Terkait kejadian ini, IPW juga pun mendesak Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta untuk mengusut kasus tewasnya Brigadir J setelah terlibat dalam baku tembak.
Kepolisian menyebutkan, sayatan di tubuh jenazah Brigadir J terjadi akibat proyektil yang ditembakkan oleh Bharada E.
“Iya, itu sayatan itu akibat amunisi atau proyektil yang ditembakan Bharada E,” kata Ramadhan.
Terdapat sejumlah kejanggalan dalam kasus baku tembak antara 2 polisi di rumah dinas Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) Mabes Polri Irjen Ferdy Sambo pada Jumat (8/7/2022) pekan lalu.
Dua polisi yang terlibat dalam peristiwa itu adalah Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat alias Brigadir J dan Bharada E.
Brigadir J tewas dalam kejadian itu. Sedangkan Bharada E saat ini masih diamankan.
Peristiwa itu terjadi di perumahan dinas pejabat Mabes Polri di Duren Tiga, Jakarta Selatan.
Berikut ini sejumlah kejanggalan dalam kasus itu yang dirangkum Kompas.com.
Perbedaan waktu kejadian dan pengungkapan
Menurut keterangan Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan di Mabes Polri pada Senin (11/7/2022), peristiwa maut itu terjadi pada pekan lalu.
"Benar telah terjadi (penembakan) pada hari Jumat 8 Iuli 2022. Kurang lebih jam 17 atau jam 5 sore," kata Ramadhan.
Akan tetapi, Polri baru membeberkan kasus itu pada Senin siang kemarin. Jadi ada jeda waktu 3 hari sejak kejadian hingga Polri mengungkapkan kasus itu.
Baca juga: Banyak Berita Liar Soal Baku Tembak di Rumah Irjen Ferdy Sambo, Kapolri Bentuk Tim Khusus
Polri awalnya tidak mengungkapkan lokasi kejadian tempat kejadian perkara (TKP) penembakan dan jabatan korban secara rinci.
Ramadhan hanya mengatakan, TKP kejadian berlokasi di rumah salah satu pejabat Mabes Polri yang berlokasi di Kawasan Duren Tiga, Jakarta.
Disebutkan juga bahwa Brigadir J yang menjadi korban bertugas di Divisi Propam Polri.
"Yang jelas tadinya (Brigadir J), personel dari Bareskrim, tetapi kemudian diperbantukan di Propam, belum tahu apakah ajudan atau apa, tapi dia diperbantukan di Propam," ujar Ramadhan.
Setelah itu, Ramadhan kemudian mengatakan, Brigadir J diperbantukan sebagai sopir untuk Irjen Ferdy Sambo.
Sedangkan Bharada E dilaporkan merupakan anggota Brimob yang juga diperbantukan sebagai asisten pengawal pribadi Ferdy Sambo.
Kronologi berbeda
Ramadhan juga sempat membeberkan kronologi berbeda terkait kasus itu.
Dalam jumpa pers Senin lalu, Ramadhan mulanya mengatakan, kejadian maut itu berawal saat Brigadir J masuk ke rumah dinas Ferdy Sambo.
Kemudian, lanjut Ramadhan, Bharada E yang sedang menjaga rumah dinas itu menegur Brigadir J.
Brigadir J, kata dia, kemudian mengacungkan senjata dan melakukan penembakan.
Hal itu lantas membuat Bharada E menghindar dan membalas tembakan itu. Aksi saling tembak pun terjadi sehingga menewaskan Brigadir J.
Baca juga: Kapolri Didesak Bentuk TGPF Terkait Baku Tembak 2 Polisi yang Tewaskan Brigadir J
“Ada anggota lain atas nama Bharada E menegur dan saat itu yang bersangkutan (Brigadir J) mengacungkan senjata, kemudian melakukan penembakan, dan Bharada E tentu menghindar dan membalas tembakan terhadap Brigadir J,” ujar Ramadhan.
Beberapa jam kemudian, Ramadhan membeberkan kronologi yang berbeda.
Menurut Ramadhan, Brigadir J sempat masuk ke kamar Kadiv Propam.
Saat itu, di dalam kamar ada istri Irjen Ferdy Sambo, Putri.
Kemudian, Brigadir J disebutkan melakukan tindakan pelecehan serta menodongkan senjata pistol ke kepala istri Irjen Ferdy.
“Itu benar melakukan pelecehan dan menodongkan senjata dengan pistol ke kepala istri Kadiv Propam itu benar,” kata Ramadhan saat dihubungi Kompas.com.
Ramadhan menambahkan, saat peristiwa itu terjadi, istri Kadiv Propam juga berteriak.
Hal ini kemudian membuat Brigadir J panik dan keluar kamar.