Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Munculnya Nama Andika Perkasa sebagai Pilihan Nasdem dalam Kontestasi Pilpres 2024...

Kompas.com - 18/06/2022, 16:22 WIB
Tatang Guritno,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh membacakan tiga kandidat calon presiden (capres) yang bakal diusungnya.

Kandidat itu merupakan hasil Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Partai Nasdem yang berlangsung Rabu (15/6/2022) hingga Jumat (17/6/2022).

“Pertama, Anies Rasyid Baswedan. Kedua, Andika Perkasa. Ketiga, Ganjar Pranowo,” tutur Surya, Jumat malam.

Baca juga: Anies, Ganjar, dan Jenderal Andika Diusulkan Jadi Capres 2024 Hasil Rakernas Nasdem

Anies dan Ganjar memang telah diprediksi sebelumnya menjadi tokoh yang diminati oleh Partai Nasdem.

Apalagi, dalam rapat pleno Rakernas itu, mayoritas Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Nasdem memang mengusulkan keduanya.

Namun, banyak pihak tak mengira bahwa Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa bakal menjadi salah satu kandidat yang ditimbang sebagai jagoan utama Partai Nasdem dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Sebab, meski diusulkan oleh 13 DPW Partai Nasdem, jumlah suara Andika dalam Rakernas itu berada di peringkat kelima.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir justru berada di peringkat ketiga, dibawah Ganjar, dan diusulkan oleh 16 DPW Partai Nasdem.

Baca juga: Surya Paloh Tak Mau Terburu-buru Tentukan Capres Partai Nasdem

Lantas, mungkinkah Andika punya kans untuk berkontestasi dalam Pilpres dua tahun mendatang?

Pensiun tahun ini

Andika dilantik menjadi Panglima TNI pada 21 November 2021. Namun, pada bulan berikutnya, ia genap berusia 57 tahun.

Berdasarkan Undang-Undang (UU) Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI, usia kedinasan prajurit TNI hanya sampai 58 tahun.

Maka, jika tak ada revisi UU atau peraturan tambahan tentang masa tugas prajurit TNI, mestinya Andika bakal pensiun tahun ini.

Menyandang status sebagai pensiunan TNI, Andika berhak untuk maju sebagai capres.

Apalagi Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menyatakan pendaftaran capres dan calon wakil presiden (cawapres) bakal dimulai 19 Oktober hingga 25 November 2023.

Baca juga: Nasdem Segera Jalin Komunikasi dengan Ganjar, Anies dan Andika Perkasa

Elektabilitas

Nama Andika mulai masuk dalam survei elektabilitas calon presiden pada Februari 2022.

Kala itu, hasil survei Litbang Kompas menunjukkan, ia memiliki tingkat elektabilitas sebanyak 2 persen.

Survei yang diikuti 1.200 responden itu menempatkannya di posisi 9, satu tingkat diatas Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo.

Meski elektabilitasnya rendah, Andika pun masuk dalam simulasi pemilihan 18 dan 15 nama capres yang dilakukan lembaga survei Poltracking.

Dirilis Kamis (9/6/2022), hasil simulasi pemilihan 18 nama capres menempatkan Andika di posisi ke 14 dengan elektabilitas 0,3 persen.

Baca juga: Sudah Tentukan Tiga Kandidat Capres, Nasdem Mulai Bicarakan Koalisi Pekan Depan

Dalam simulasi 15 nama capres, Andika menempati peringkat ke 13 dengan tingkat keterpilihan 0,4 persen.

Alasan Nasdem pilih Andika

Sekretaris steering committee Rakernas sekaligus Ketua DPP Partai Nasdem Willy Aditya menjelaskan alasan pemilihan Andika sebagai salah satu kandidat capres.

Ia mengungkapkan, Andika dipilih karena faktor kualitatif.

Para anggota steering committee menilai, Andika punya komitmen untuk menjaga keutuhan bangsa dan merupakan sosok yang seimbang.

“Bagaimana komitmen menjaga negara dan bangsa, menjaga stabilitas dan keseimbangan serta merepresentasikan (kelompok) sipil dan militer,” ucap dia.

Ditanya soal alasan lebih memilih Andika ketimbang Erick Thohir yang diusulkan oleh lebih banyak DPW, Willy menegaskan bahwa proses penentuan kandidat capres Partai Nasdem tidak ditentukan dengan hasil voting semata.

Baca juga: Rencana PKB, Nasdem dan PKS Jajaki Koalisi, Mengulang Era Dukung SBY?

“Dalam rapat steering committee variabelnya lebih menonjol ke kualitatif, setelah kuantitatif. Kata Pak Surya kami tidak hanya memegang hasil survei, maka kenapa Pak Andika (dipilih) kami lebih (melihat) ke faktor kualitatif,” papar dia.

Di sisi lain, Willy mengaku belum berkomunikasi dengan tiga kandidat capres tersebut.

Setelah ini, ia segera mengirimkan surat resmi pada Anies, Ganjar dan Andika serta melakukan komunikasi langsung untuk menjalin kedekatan.

Nantinya, lanjut Willy, Partai Nasdem sudah siap jika pinangannya ditolak oleh tokoh-tokoh tersebut.

“Ya harus berbesar hati, ini konsekuensi pilihan terbuka,” pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com