Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Calon Boneka Dikhawatirkan Muncul jika Nasdem dan Demokrat Gabung KIB

Kompas.com - 08/06/2022, 11:03 WIB
Adhyasta Dirgantara,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik yang juga Founder KedaiKopi Hendri Satrio (Hendri) menilai akan timbul kekhawatiran jika Partai Nasdem dan Partai Demokrat bergabung ke dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bentukan Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Hendri menyebutkan, jika Nasdem dan Demokrat bergabung dengan KIB, bisa membuat demokrasi di Indonesia memburuk.

"Jadi artinya terlalu banyak partai dalam satu koalisi yang membuat nanti kemungkinan besar yang akan muncul hanya calon boneka," ujar Hendri saat dihubungi Kompas.com, Rabu (8/6/2022).

Baca juga: Membaca Arah Politik Nasdem Setelah Bertemu SBY, Ingin Gabung Oposisi?

Hendri mengatakan, pasangan calon pada Pemilu 2024 yang diusung oleh KIB akan membuat pasangan calon lainnya hanya menjadi calon boneka.

Menurut dia, sudah pasti calon boneka itu hanya untuk mengisi kekosongan sebagai lawan pasangan calon yang diusung KIB.

"Maka, kemungkinan besar akan muncul lagi calon boneka. Yang ujung-ujungnya bakal jadi menteri lagi nanti siapa pun presidennya," tuturnya.

Hendri pun menyarankan agar Demokrat dan Nasdem untuk menarik partai ketiga apabila benar-benar membentuk koalisi bersama, seperti Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), atau Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) yang hingga saat ini belum punya koalisi.

Lebih jauh, Hendri tidak yakin terbentuknya koalisi-koalisi partai bakal memengaruhi reshuffle kabinet oleh Presiden Joko Widodo.

"Kalau kocok ulang kabinet sih, dengan waktu yang tipis enggak akan memengaruhi koalisi partai-partai politik. Justru Pak Jokowi akan sangat berhati-hati bila dalam waktu injury time ini kemudian mengurangi jatah parpol," kata Hendri.

Kemudian, apabila terbentuk koalisi antara Demokrat dengan Nasdem, kata Hendri, tidak ada konsekuensi yang diterima oleh kedua partai.

Diketahui, Demokrat memilih untuk di luar pemerintahan, sedangkan Nasdem berada di dalam kabinet pemerintahan Jokowi.

"Justru malah bila Pak Jokowi ingin memperkuat kabinetnya, malah dirangkul benar-benar, siapa pun nanti partainya. Konsekuensi negatifnya akan kecil sekarang," imbuhnya.

Baca juga: PKS Dinilai Bisa Bermitra dengan Nasdem Asal Anies Baswedan Diusung Jadi Capres

Sebelumnya, Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dengan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh bertemu.

Pertemuan itu berlangsung di Nasdem Tower, Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (5/6/2022).

Foto SBY yang ditemani Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) tengah berjalan dengan Surya Paloh pun tersebar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com