Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hadiri Sarasehan Pergunu, Wapres: Guru Harus jadi Teladan, jadi Uswatun Hasanah

Kompas.com - 03/06/2022, 23:42 WIB
Ardito Ramadhan,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Ma'ruf Amin menghadiri acara Sarasehan Bersama Pimpinan Pusat dan Wilayah Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) di Institut K.H. Abdul Chalim, Mojokerto, Jumat (3/6/2022).

Dalam kesempatan itu, Ma'ruf berpesan agar guru harus menjadi teladan yang baik atau uswatun hasanah bagi murid-muridnya.

"Tugas guru ini adalah menciptakan, membangun masa depan sesuai dengan nama guru, itu kata orang Jawa digugu, ditiru. Artinya didengarkan omongannya dan diikuti perilakunya. Oleh karena itu, guru harus menjadi teladan, harus menjadi uswatun hasanah sehingga bisa diikuti oleh murid-muridnya," kata Ma'ruf, dikutip dari siaran pers.

Baca juga: 5.000 Guru di Sumbar Bakal Terdampak Penghapusan Honorer

Ma'ruf mengakui, tantangan guru ke depan memang berat seiring dengan perkembangan zaman, mulai dari disinformasi, krisis pangan, pemberdayaan umat, hingga perilaku menyimpang

"Tantangan kita jangan sampai anak-anak kita rusak. Pertama tentu menjaga akidah-akidah yang rusak, ini akidah-akidah banyak yang menyimpang," kata Ma'ruf.

Ma'ruf juga mengingatkan, Indonesia merupakan negara hukum sehingga segala tindakan harus berdasarkan regulasi yang ada.

Oleh karena itu, ia menegaskan, guru memiliki peran penting dan strategis dalam mengantisipasi berbagai tantangan zaman yang terjadi, baik dari sisi keilmuan dan dari sisi regulasi.

"Wajibnya kita bersiap untuk menghadapi semua bahaya yang diduga datang. Jadi harus melakukan antisipasi terhadap berbagai bahaya yang majnun, apalagi yang sudah nyata," kata Ma'ruf.

Baca juga: Pergunu Usulkan Pemerintah Bentuk Komisi Perlindungan Guru

"Sekarang bahayanya sudah ada, dan dikira-kira ke depan nanti akan lebih besar lagi gelombang bahayanya. Ini tugas guru memberikan pengertian kepada murid-murid kita itu," imbuh dia.

Selain dari sisi keilmuan, Wapres juga menyampaikan bahwa Indonesia adalah negara hukum. Sehingga, segala tindakan harus berdasarkan hukum.

"Saya kira kiai penting untuk legitimasi undang-undangnya, penting. Kalau pemerintah itu kalau ada undang-undangnya itu tinggal dieksekusi. Tapi kalau tidak ada undang-undangnya, nah itu dianggap melanggar undang-undang," papar Wapres.

Baca juga: Lulusan S1 Mau Jadi Guru? Daftar Pendidikan Profesi Guru Kemendikbud 2022

Untuk itu, pada kesempatan ini sekali lagi Wapres menegaskan, bahwa guru memiliki peran penting dan strategis dalam mengantisipasi berbagai tantangan zaman yang terjadi, baik dari sisi keilmuan (ilmu agama, dan ilmu dunia), juga dari sisi regulasi yang ada.

"Wajibnya kita bersiap untuk menghadapi semua bahaya yang diduga datang. Jadi harus melakukan antisipasi terhadap berbagai bahaya yang majnun, apalagi yang sudah nyata," imbau Wapres.

"Sekarang bahayanya sudah ada, dan dikira-kira ke depan nanti akan lebih besar lagi gelombang bahayanya. Ini tugas guru memberikan pengertian kepada murid-murid kita itu," lanjutnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Nasional
Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com