Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Politisi PDI-P: Ganjar 8 Tahun Jadi Gubernur Selain Main Medsos, Apa Kinerjanya?

Kompas.com - 02/06/2022, 09:46 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Politisi PDI-P Trimedya Panjaitan tiba-tiba saja menyoroti Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang dinilai memiliki langkah ambisius untuk maju pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Trimedia mempertanyakan kinerja rekannya sesama kader PDI-P itu selama menjabat gubernur.

"Ganjar apa kinerjanya 8 tahun jadi Gubernur selain main di medsos apa kinerjanya?" kata Trimedya dalam keterangannya, Rabu (1/6/2022).

Anggota DPR dari Fraksi PDI-P itu kemudian membandingkan kinerja Ganjar dengan Ketua DPR Puan Maharani.

Adapun Puan juga merupakan politisi PDI-P yang menjabat Ketua DPP.

Baca juga: Peringati Hari Lahir Pancasila, Ganjar Hadirkan Bulan Pancasila untuk Generasi Muda Jateng

Menurut Trimedya, rekam jejak Puan Maharani jelas mulai dari Ketua Fraksi PDI Perjuangan di DPR ketika era oposisi pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Dia menilai Puan berhasil mengorganisir anggota saat pemerintahan SBY.

Dari situ, Puan melanjutkan langkahnya menjadi Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK). Selain itu juga diklaim berhasil mengoordinasikan 7 Kementerian dan memiliki kinerja yang baik.

Lanjut Trimedya, ketika menjadi Ketua DPR, Puan bisa memimpin di tengah kader-kader terbaik partai politik di level pimpinan.

"Tolong gambarkan track record Ganjar di DPR kemudian sebagai gubernur selesaikan Wadas itu. Selesaikan rob itu, berapa jalan yang terbangun kemudian sekarang diramaikan kemiskinan di Jateng malah naik tolong masyarakat juga apple to apple memperbandingkan,” tegas Trimedya.

Baca juga: Atasi Banjir Rob Pantura Jateng, Ganjar Ajukan Dana Rp 3 Triliun ke Pemerintah Pusat

Sebagai informasi, dilihat Kompas.com, dari data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Tengah, tercatat kenaikan garis kemiskinan di provinsi itu selama periode 2019-2021.

Jumlah penduduk miskin di Jateng meningkat tiap tahunnya. Pada 2019 jumlahnya 3.743,23 jiwa. Kemudian 2020 3.989,90 dan 2021 menjadi 4.109,75 orang.

Bagi Trimedya, langkah Ganjar yang bermanuver untuk Pilpres 2024 sudah kelewat batas.

Bahkan, dirinya menilai Ganjar kemlinthi atau dalam istilah orang Jawa bisa disebut sombong dan congkak.

“Kalau kata orang Jawa kemlinthi ya, sudah kemlinthi dia, harusnya sabar dulu dia jalankan tugasnya sebagai gubernur Jateng dia berinteraksi dengan kawan-kawan stuktur di sana DPD DPC DPRD provinsi DPRD kab kota, itu baru,” ujar Trimedya.

Wakil Ketua Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR ini melihat langkah Ganjar terlalu menampilkan syahwat politiknya.

Baca juga: Pemilik Usaha Ukir di Jepara Akui Senang Dapat Bantuan Energi Alternatif dari Ganjar Pranowo

Hal ini tampak dari safarinya ke berbagai wilayah di Indonesia beberapa waktu belakangan.

Ia menyebutkan, Ganjar aktif keliling Indonesia mulai dari Sumatera Utara hingga Makassar, Sulawesi Selatan.

“Ini kan kelihatan main semua, ke mana-mana semua jalan. Ke Medan ke Makassar, ya kita ketawa-ketawa saja pada saat PON Papua ada yang teriak Ganjar... ganjar... siapa orang Papua yang tahu Ganjar, kelihatan benar by design (sudah diatur) apalagi orang yang mengerti politik,” ungkap legislator dapil Sumut II ini.

Trimedya menekankan, seharusnya Ganjar sebagai salah satu kader yang tergolong lama memahami karakter PDI-P dan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.

Namun, bagi Trimedya, Ganjar terkesan tidak menghargai Megawati dengan manuver-manuver pilpres yang dilakukannya.

Pernyataan Trimedya semakin menambah kesan adanya kerenggangan di internal PDI-P terkait Pilpres.

Baca juga: Temuan Ganjar soal Kualitas Bangunan Puskesmas Jeruklegi Cilacap, Ini Respons Pemkab

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto menepis kabar kerenggangan itu.

Hasto menegaskan bahwa hubungan PDI-P dan Gubernur Jawa Tengah sekaligus kader, Ganjar Pranowo, baik-baik saja.

Dia memastikan tak ada keretakan dalam relasi PDI-P dan Ganjar.

"Renggang, jauh, dekat itu kan persepsi, suatu skenario politik yang digalang pihak lain," kata Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto ditemui di Parkir Timur Senayan, Jakarta, Jumat (27/5/2022).

Isu keretakan muncul setelah Ganjar selalu disebut sebagai salah satu calon presiden dengan elektabilitas relatif tinggi dalam sejumlah survei.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dilema Prabowo Membawa Orang 'Toxic'

Dilema Prabowo Membawa Orang "Toxic"

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Nasional
Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Nasional
Menakar Siapa Orang 'Toxic' yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Menakar Siapa Orang "Toxic" yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Nasional
Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Nasional
Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Nasional
'Presidential Club' Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

"Presidential Club" Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com