Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fahmi Idris Wafat, Bamsoet Sebut Golkar Kehilangan Tokoh 3 Zaman

Kompas.com - 22/05/2022, 19:10 WIB
Adhyasta Dirgantara,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengungkapkan MPR, DPR, DPD, maupun Partai Golkar kehilangan besar atas wafatnya mantan Menteri Perindustrian (Menperin) Fahmi Idris, Minggu (22/5/2022).

Bambang mengatakan, Fahmi Idris merupakan sosok teladan bagi Partai Golkar.

"Tentu ini kehilangan besar bagi kami di parlemen maupun di Partai Golkar. Beliau sosok yang menjadi teladan kami, baik sebagai politisi maupun pengusaha ataupun tokoh pergerakan," ujar Bambang saat ditemui di rumah duka, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Minggu.

Bambang menyebut Fahmi Idris sebagai tokoh tiga zaman karena telah memberi warna di tiap era pemerintahan.

Baca juga: Fadli Zon: Fahmi Idris Berani Lawan Intel Pengancam Mahasiswa, Peristiwa Tak Terlupakan

"Memberikan warna bagi bangsa ini dari mulai Orde Lama ke Orde Baru, dari mulai Orde Baru ke Orde Reformasi. Semoga beliau diberikan jalan yang lapang oleh Allah SWT. Dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan," tuturnya.

Lebih lanjut, Bambang mengatakan, pihaknya akan tetap konsisten berjuang seperti Fahmi Idris yang jujur dan membela masyarakat demi memenuhi rasa keadilan.

Bambang juga mengatakan Fahmi Idris merupakan salah satu mentornya di dunia politik.

"Sosoknya humble, rendah hati, dan mendidik adik-adiknya. Memberikan keteladanan yang sejauh yang saya tahu beliau tekun dalam menjalankan amanah, dua kali menjadi menteri maupun sebagai politisi," tekan Bambang.

Sementara itu, Ketua Umum PAN sekaligus Wakil Ketua MPR RI Zulkifli Hasan (Zulhas) mengungkapkan dirinya memiliki banyak kenangan bersama Fahmi Idris.

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo saat ditemui di rumah duka Fahmi Idris pada Minggu (22/5/2022). KOMPAS.com/ADHYASTA DIRGANTARA Ketua MPR RI Bambang Soesatyo saat ditemui di rumah duka Fahmi Idris pada Minggu (22/5/2022).
"Detik-detik akhir saya masih terus berkomunikasi. Tapi dulu waktu beliau menteri, saya anggota DPR, baru pertama kali di Komisi VI kunjungan ke Korea, saya waktu masuk zaman itu sulit, sehingga diperiksa 2 jam," kenang Zulhas.

"Bang Fahmi mendampingi saya 2 jam, sebagai Menteri Perindustrian, kalau tak salah saya Komisi VI, itu saya paling berkesan, 2 jam nungguin saya, cuma berdua saja, diperiksa akhirnya lolos juga masuk ke Korea," sambungnya.

Fahmi Idris meninggal dunia pada Minggu. Kabar duka itu dibenarkan oleh Ketua DPP Partai Golkar Dave Laksono. Dave mengatakan, Fahmi meninggal dunia sekitar pukul 10.00 WIB di Rumah Sakit Medistra, Jakarta.

Fahmi dimakamkan di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan siang tadi.

Baca juga: Anies: Fahmi Idris Hibahkan Waktu dan Harta untuk Bangsa

Fahmi Idris pernah menjabat sebagai Menteri Perindustrian pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Dia duduk sebagai Menperin pada 2005 hingga 2009.

Sebelumnya, almarhum dipercaya SBY sebagai Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi pada 2004 hingga 2005.

Di masa Presiden BJ Habibie, Fahmi juga menjabat sebagai Menakertrans (1998-1999).

Politisi senior Partai Golkar meninggalkan seorang istri dan dua anak serta dua menantu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com