Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Epidemiolog Sebut Kasus Hepatitis Akut Belum Mengarah ke Pandemi

Kompas.com - 08/05/2022, 15:15 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Para epidemiolog sampai saat ini tidak terburu-buru menyimpulkan apakah kasus hepatitis akut misterius yang terjadi di sejumlah negara, termasuk Indonesia, bisa berdampak ke seluruh dunia dan menjadi pandemi.

"Bahwa adanya kasus seperti ini, apakah bisa menjadi pandemi baru, rasanya menurut saya, melihat data yang ada, tren yang ada masih jauh akan menyebabkan pandemi," kata Epidemiologi Griffith University, Dicky Budiman, seperti dikutip dari Tribunnews, Minggu (8/5/2022).

Penyebab utama penyakit itu pun menurut Dicky sampai saat ini masih diteliti. Selain itu, guna mengambil kesimpulan apa yang menjadi penyebab dan mekanisme penyebaran hepatitis akut misterius menurut dia juga membutuhkan data yang memadai.

Baca juga: Kasus Hepatitis Akut, Pemerintah Diharapkan Belajar dari Deteksi Dini Covid-19

Meski demikian, menurut Dicky ada kemungkinan penyakit hepatitis akut itu berkembang menjadi epidemi, yakni merebak di lingkup kawasan tertentu saja.

Menurut Dicky, upaya yang paling utama dilakukan oleh masyarakat adalah dengan melakukan pencegahan. Yaitu dengan membiasakan menjaga kebersihan diri dan lingkungan, serta hidup sehat dengan menjaga kebersihan bahan makanan.

"Personal higiene, sanitasi, kebersihan makanan dan minuman, maupun bagaimana menjaga 5M, kedisiplinan yang harus kita lakukan. Selain itu gencarkan pada publik literasi pencegahan dini," ujar Dicky.

Senada dengan Dicky, Epidemiolog Hermawan Saputra mengatakan, cara paling utama yang bisa dilakukan masyarakat dalam menghadapi hepatitis akut misterius itu adalah dengan menjaga kebersihan diri, makanan, dan lingkungan, termasuk anak-anak.

Dia berharap masyarakat menyadari pentingnya hidup bersih dan sehat supaya tidak memicu penyakit.

Baca juga: Gejala Hepatitis Akut Misterius pada Anak, Orangtua Harus Tahu

"Jadi tidak hanya berkaitan dengan virus, ada kuman, bakteri, dan juga berbagai mikroorganisme lain yang menjadi penyebab penyakit menular seperti protozoa juga bisa dicegah dengan perilaku hidup bersih dan sehat. Ini pencegahan yang paling utama," kata Hermawan saat dihubungi Kompas.com, Minggu (8/5/2022).

"Jadi anak-anak harus kita berikan keteladanan, pengajaran tentang perilaku hidup bersih dan sehat, dan kebiasaan cuci tangan adalah salah satunya," ucap Hermawan.

Hermawan mengatakan, bila ada anak-anak yang merasakan demam, diare, atau gejala yang berkaitan dengan penyakit-penyakit gangguan pada bagian perut yang dirasa tiba-tiba ada atau akut segera memeriksakan diri ke dokter. Menurut dia itu adalah cara yang ampuh supaya dokter bisa melakukan deteksi dini dan segera melakukan penanganan yang tepat jika terjadi infeksi hepatitis akut atau tidak.

Sampai saat ini, kata Hermawan, belum ditemukan penyebab utama kasus hepatitis akut. Para pakar masih menelaah apakah penyakit itu diakibatkan oleh infeksi adenovirus atau terkait dengan riwayat SARS-CoV-2 yang menyerang anak-anak pada tahun sebelumnya.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bersama Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi DKI Jakarta masih terus menginvestigasi faktor risiko kasus hepatitis akut yang menyebabkan kasus kematian pada 3 anak yang dirawat di RS dr. Cipto Mangunkusumo pada 1 Mei 2022 lalu.

Baca juga: Ini Imbauan Kemenkes Hadapi Dugaan Hepatitis Akut Misterius Pada Anak

Beberapa daerah juga melaporkan adanya tambahan kasus terkait hepatitis akut tersebut. Namun, hal tersebut masih harus diselidiki lebih lanjut guna memastikan kasusnya terkait hepatitis akut atau bukan.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, hingga saat ini, tiga kasus kematian anak yang diduga akibat penyakit tersebut belum bisa digolongkan sebagai penyakit hepatitis akut dengan gejala berat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies di Pilkada DKI

Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies di Pilkada DKI

Nasional
Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Nasional
PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

Nasional
Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti juga Kebagian

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti juga Kebagian

Nasional
Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Projo: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Projo: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com