Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PTM 100 Persen, KPAI Minta Pemprov DKI Evaluasi Penerapan Jaga Jarak di Sekolah

Kompas.com - 04/04/2022, 10:38 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Retno Listyarti mengatakan, sekolah-sekolah di DKI Jakarta umumnya secara infrastruktur adaptasi kebiasaan baru (AKB) sangat siap menerapkan PTM 100 persen. Selain itu, cakupan vaksinasi anak usia 6-11 tahun dan usia 12-17 tahun sudah mencapai 90 persen.

Namun, Retno mengatakan, pihaknya menemukan bahwa pelaksanaan PTM 100 persen di sekolah mengalami kesulitan dalam menjaga jagak.

"Kesulitan jaga jarak ketika 100 persen di sekolah-sekolah tertentu, misalnya sekolah-sekolah dengan gedung tua dan meruapakan cagar budaya sehingga tidak bisa diperluas kelasnya, seperti SDN Menteng 01 Jakarta Pusat," kata Retno dalam keterangan tertulis, Minggu (4/4/2022).

Baca juga: Wagub DKI Ingatkan Sekolah Tetap Terapkan Protokol Kesehatan Selama PTM 100 Persen

Hal itu berdasarkan hasil memantau pelaksanaan pembelajaran tahap muka (PTM) dengan kapasitas 100 persen di DKI Jakarta seiring dengan melandai kasus Covid-19.

Retno melanjutkan, kesulitan jaga jarak ditemukan saat penjemputan peseta didik pulang sekolah, terutama di satuan pendidikan Sekolah Dasar (SD).

Ia mengatakan, para orang tua yang tidak bisa menjemput anak-anaknya kemudian memesan ojek online sehingga menyebabkan penumpukan di gerbang sekolah.

"Kemudian, pada awal Januari 2022, saat pulang pengawasan dari salah satu sekolah di Jakarta, ada sejumlah siswa SMA yang nongkrong di tempat tertentu usai pulang sekolah, kebetulan sekolah terletak dekat tempat tongkrongan anak-anak muda," ujarnya.

Baca juga: Kemendikbud Ristek: Vaksinasi Covid-19 Bukan Syarat Wajib PTM

Berdasarkan kondisi tersebut, Retno meminta Pemprov DKI melakukan evaluasi penerapan jaga jarak di sekolah-sekolah yang memiliki kelas yang tidak sesuai standar sarana dan prasarana yang ditetapkan Kemendikbudristek.

Sebab, dengan peserta didik antara 32-40 orang membuat jaga jarak yang ideal antara satu siswa dengan siswa lainnya di masa pandemi menjadi sulit dilakukan.

"KPAI mendorong sinergi dan kerjasama antara sekolah dan orang tua dan masyarakat sekitar sekolah untuk memastikan anak-anak tetap menerapkan prokes dan tidak nongkrong dulu seusai jam sekolah," ucapnya.

Retno mengatakan, diperlukan kerja sama yang baik antara para wali kelas dan para orang tua untuk memastikan peserta didik langsung pulang ke rumah usai jam belajar.

Baca juga: Jelang PTM 100 Persen di Sejumlah Wilayah, Epidemiolog: “Mindset” Pemimpin Daerah Harus Dihomogenkan

Lebih lanjut, Retno meminta agar kebijakan PTM 100 persen fleksibel dan penerapannya mengedepankan kepentingan terbaik bagi anak.

Selain itu, kebijakan PTM harus di evaluasi secara berkala, misalnya per 2 minggu untuk memutuskan kebijakan kembali ke 50 persen atau malah PJJ 100 persen ketika terjadi peningkatan kasus covid di wilayah sekolah berada.

"Termasuk ketika usai libur Idul Fitri, sebaiknya menunggu 14 hari usai libur Idul Fitri untuk melihat peningkatan kasus atau positivity rate," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polri Tangkap 142 Tersangka hingga Blokir 2.862 Situs Judi Online

Polri Tangkap 142 Tersangka hingga Blokir 2.862 Situs Judi Online

Nasional
Cuaca di Arab Sangat Panas, Ma'ruf Amin: Jangan Sampai Jemaah Haji Meninggal Kepanasan

Cuaca di Arab Sangat Panas, Ma'ruf Amin: Jangan Sampai Jemaah Haji Meninggal Kepanasan

Nasional
Prabowo Diminta Hindari Kepentingan Bagi-bagi Kursi, Jika Tambah Jumlah Kementerian

Prabowo Diminta Hindari Kepentingan Bagi-bagi Kursi, Jika Tambah Jumlah Kementerian

Nasional
Ada Wacana Duet dengan Ahok di Pilkada DKI, Anies: Memutuskan Saja Belum

Ada Wacana Duet dengan Ahok di Pilkada DKI, Anies: Memutuskan Saja Belum

Nasional
Anies Ingin Memastikan Pilkada Berjalan Jujur dan Bebas Intervensi Sebelum Tentukan Langkah

Anies Ingin Memastikan Pilkada Berjalan Jujur dan Bebas Intervensi Sebelum Tentukan Langkah

Nasional
Kegiatan Ibadah Mahasiswa di Tangsel Dibubarkan Warga, Menko Polhukam Minta Saling Menghormati

Kegiatan Ibadah Mahasiswa di Tangsel Dibubarkan Warga, Menko Polhukam Minta Saling Menghormati

Nasional
JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang 'Toxic'

JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang "Toxic"

Nasional
Tanggapi Luhut soal Orang 'Toxic', Anies: Saya Hindari Diksi Merendahkan atas Perbedaan Pandangan

Tanggapi Luhut soal Orang "Toxic", Anies: Saya Hindari Diksi Merendahkan atas Perbedaan Pandangan

Nasional
Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Nasional
Buru WN Nigeria di Kasus Email Bisnis Palsu, Bareskrim Kirim 'Red Notice' ke Interpol

Buru WN Nigeria di Kasus Email Bisnis Palsu, Bareskrim Kirim "Red Notice" ke Interpol

Nasional
Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Nasional
Anggap 'Presidential Club' Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

Anggap "Presidential Club" Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

Nasional
Dituntut 1 Tahun Penjara Kasus Pencemaran Nama Ahmad Sahroni, Adam Deni Ajukan Keberatan

Dituntut 1 Tahun Penjara Kasus Pencemaran Nama Ahmad Sahroni, Adam Deni Ajukan Keberatan

Nasional
Anies Mengaku Belum Bicara Lebih Lanjut Terkait Pilkada DKI Jakarta dengan Surya Paloh

Anies Mengaku Belum Bicara Lebih Lanjut Terkait Pilkada DKI Jakarta dengan Surya Paloh

Nasional
KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com