Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lewat Ritual Kendi Nusantara, Jokowi Dinilai Ingin IKN Jadi Kota yang Hidup dan Menghidupi

Kompas.com - 14/03/2022, 23:29 WIB
Elza Astari Retaduari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ritual Kendi Nusantara yang digelar Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama seluruh gubernur se-Indonesia dinilai sebagai simbol harapan terhadap ibu kota negara baru di Sepaku, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.

Budayawan Irfan Afifi menilai, keputusan Jokowi menggelar ritual Kendi Nusantara di Ibu Kota Negara (IKN) punya filosofi yang cukup mendalam.

"Air itu sumber hidup. Jika dikucurkan air atas proses tertentu, ia bermakna doa dan harapan akan hal atau sesuatu yang hidup," ujar Irfan saat dihubungi Kompas.com, Senin (14/3/2022) malam.

"Agar IKN menjadi kota yang hidup dan menghidupi. Hidup sejahtera lahir-batin," tambahnya.

Baca juga: Kendi Air Dipakai Jokowi untuk Resmikan Mobil Esemka hingga IKN, Ternyata Ini Maknanya...

Dalam ritual kendi yang dilakukan hari ini di titik nol IKN Nusantara, 34 gubernur diminta membawa 1 liter air dan 2 kilogram tanah dari daerah masing-masing. Air dan tanah tersebut disatukan dalam kendi besar yang disebut bejana Nusantara.

Bejana Nusantara ini kemudian diletakkan dekat titik nol IKN Nusantara yang menjadi simbol titik awal pembangunan IKN Nusantara.

"Kendi itu kan yang bikin seolah-olah airnya masih berada di alam. Seolah-olah airnya masih alami. Alami ini kemudian dialirkan," ucap Irfan.

Baca juga: Luruskan Anggapan Ritual Kendi Nusantara Sebagai Klenik, Budayawan: Itu Simbolisasi Tekad Kuat

Pendiri Yayasan Langgar ini mengatakan, air dan tanah yang ada di dalam bejana hanyalah sebuah simbol. Dalam budaya Jawa, menurut Irfan, simbol air sebagai sumber kehidupan biasa dilengkapi dengan cara pengucuran dari kendi.

"Dan bukan hanya dilakukan Pak Jokowi. Semua orang Jawa lama pasti melakukan. Itu kayak nalar pengetahuan lama. Kayak krentek (hasrat) hati, doa, yang kemudian diwujudkan lewat simbol," jelas dia.

Mengenai ritual Kendi Nusantara, Kepala Sekretariat Presiden, Heru Budi Hartono mengatakan hal tersebut merupakan simbol pemersatuan 34 provinsi di Indonesia menjadi satu Tanah Air.

Simbol itu terwujud dengan prosesi penyatuan tanah dan air yang dibawa oleh para gubernur dari daerahnya masing-masing.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal 'Presidential Club' Prabowo, Bamsoet Sebut Dewan Pertimbangan Agung Bisa Dihidupkan Kembali

Soal "Presidential Club" Prabowo, Bamsoet Sebut Dewan Pertimbangan Agung Bisa Dihidupkan Kembali

Nasional
KPK Periksa Dirut Nonaktif PT Taspen Antonius Kosasih

KPK Periksa Dirut Nonaktif PT Taspen Antonius Kosasih

Nasional
KPU Ungkap 13 Panitia Pemilihan di Papua Tengah yang Tahan Rekapitulasi Suara Berujung Dipecat

KPU Ungkap 13 Panitia Pemilihan di Papua Tengah yang Tahan Rekapitulasi Suara Berujung Dipecat

Nasional
Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen, Jokowi: Negara Lain Masuk Jurang, Kita Naik

Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen, Jokowi: Negara Lain Masuk Jurang, Kita Naik

Nasional
Eks Anak Buah SYL Beri Tip untuk Paspampres, Gratifikasi Disebut Jadi Kebiasaan

Eks Anak Buah SYL Beri Tip untuk Paspampres, Gratifikasi Disebut Jadi Kebiasaan

Nasional
TPN Resmi Dibubarkan, Hasto Tegaskan Perjuangan Tetap Dilanjutkan

TPN Resmi Dibubarkan, Hasto Tegaskan Perjuangan Tetap Dilanjutkan

Nasional
Kelakar Jokowi soal Kemungkinan Pindah Parpol Usai Tak Dianggap PDI-P

Kelakar Jokowi soal Kemungkinan Pindah Parpol Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
 Gerindra Sebut Indonesia Negara Besar, Wajar Kementerian Diperbanyak

Gerindra Sebut Indonesia Negara Besar, Wajar Kementerian Diperbanyak

Nasional
Satu Pejabat Pemprov Malut Jadi Tersangka Baru Kasus Gubernur Abdul Ghani Kasuba

Satu Pejabat Pemprov Malut Jadi Tersangka Baru Kasus Gubernur Abdul Ghani Kasuba

Nasional
RI Ajukan Penyesuaian Pembayaran Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae ke Korsel, Kemenhan Jelaskan Alasannya

RI Ajukan Penyesuaian Pembayaran Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae ke Korsel, Kemenhan Jelaskan Alasannya

Nasional
 Prabowo Disebut Ingin Tambah Jumlah Kementerian, Jokowi Klaim Tak Beri Masukan

Prabowo Disebut Ingin Tambah Jumlah Kementerian, Jokowi Klaim Tak Beri Masukan

Nasional
Menag Bertolak ke Arab Saudi Cek Persiapan Ibadah Haji untuk Jemaah Indonesia

Menag Bertolak ke Arab Saudi Cek Persiapan Ibadah Haji untuk Jemaah Indonesia

Nasional
Luhut Ingatkan Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic', Jokowi: Benar Dong

Luhut Ingatkan Prabowo Jangan Bawa Orang "Toxic", Jokowi: Benar Dong

Nasional
Ganjar Harap Buruknya Pilpres 2024 Tak Dikloning ke Pilkada

Ganjar Harap Buruknya Pilpres 2024 Tak Dikloning ke Pilkada

Nasional
Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pengamat Intelijen: Masyarakat Harus Beri Dukungan untuk Perbaikan

Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pengamat Intelijen: Masyarakat Harus Beri Dukungan untuk Perbaikan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com