Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenkes: 265 Balita Meninggal Akibat Covid-19 Selama Gelombang Omicron

Kompas.com - 10/03/2022, 17:54 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Koordinator Substansi Penyakit Infeksi Emerging Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan, Ditjen P2P Kemenkes Endang Budi Hastuti mengatakan, 265 orang atau 3 persen dari total 8.230 pasien Covid-19 yang meninggal dunia di rumah sakit merupakan kelompok balita dengan rentang usia 0-5 tahun.

Endang mengatakan, data tersebut dihimpun selama periode 21 Januari sampai 6 Maret 2022.

"Dari segi usia, (265) 3 persennya (pasien Covid-19 meninggal dunia) ada di rentang umur 0-5 tahun, 82 persen pasien meninggal dengan usia di atas 45 tahun," kata Endang dalam diskusi secara virtual yang disiarkan Media Publik BBPK Ciloto Kemenkes, Kamis (10/3/2022).

Baca juga: Mengapa Ada Orang yang Tak Pernah Terinfeksi Covid-19 Selama Pandemi?

Endang juga mengatakan, 51 persen dari total 8.230 pasien Covid-19 yang meninggal dunia merupakan kelompok yang memiliki penyakit penyerta (Komorbid) dan 56 persen di antaranya merupakan kelompok lansia.

"Dan 70 persen di antaranya belum divaksinasi lengkap, jadi vaksinasi penting untuk mencegah keparahan dan meninggal akibat Covid-19," ujarnya.

Berdasarkan data tersebut, Endang mengatakan, kelompok lansia dan kelompok rentan seperti individu yang memiliki komorbid merupakan kelompok prioritas untuk mendapatkan vaksinasi.Baca juga: Saat Gelombang Omicron Renggut Nyawa 80 Balita Indonesia...

Sebab, kedua kelompok tersebut memiliki risiko keparahan dan kematian lebih tinggi apabila terpapar Covid-19.

"Data menunjukan lansia memiliki risiko 3,5 kali lipat lebih besar untuk meninggal dibandingkan yang bukan lansia, dan lebih tinggi pada lansia dengan komorbid diabetes melitus, gagal ginjal, dan darah tinggi," ucapnya.

Lebih lanjut, Endang meminta masyarakat yang belum mendapatkan vaksinasi untuk segera mendatangi lokasi vaksinasi agar terhindar dari keparahan bila terinfeksi Covid-19.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polri Ungkap Peran 2 WN Nigeria dalam Kasus Penipuan Berkedok E-mail Bisnis

Polri Ungkap Peran 2 WN Nigeria dalam Kasus Penipuan Berkedok E-mail Bisnis

Nasional
Hakim MK Pertanyakan KTA Kuasa Hukum Demokrat yang Kedaluwarsa

Hakim MK Pertanyakan KTA Kuasa Hukum Demokrat yang Kedaluwarsa

Nasional
Di Hadapan Wapres, Ketum MUI: Kalau Masih Ada Korupsi, Kesejahteraan Rakyat 'Nyantol'

Di Hadapan Wapres, Ketum MUI: Kalau Masih Ada Korupsi, Kesejahteraan Rakyat "Nyantol"

Nasional
Polri Tangkap 5 Tersangka Penipuan Berkedok 'E-mail' Palsu, 2 di Antaranya WN Nigeria

Polri Tangkap 5 Tersangka Penipuan Berkedok "E-mail" Palsu, 2 di Antaranya WN Nigeria

Nasional
Terobosan Menteri Trenggono Bangun Proyek Budi Daya Ikan Nila Salin Senilai Rp 76 Miliar

Terobosan Menteri Trenggono Bangun Proyek Budi Daya Ikan Nila Salin Senilai Rp 76 Miliar

Nasional
Terdakwa Korupsi Tol MBZ Pakai Perusahaan Pribadi untuk Garap Proyek dan Tagih Pembayaran

Terdakwa Korupsi Tol MBZ Pakai Perusahaan Pribadi untuk Garap Proyek dan Tagih Pembayaran

Nasional
Rayakan Ulang Tahun Ke-55, Anies Gelar 'Open House'

Rayakan Ulang Tahun Ke-55, Anies Gelar "Open House"

Nasional
KSAU Tinjau Kesiapan Pengoperasian Jet Tempur Rafale di Lanud Supadio Pontianak

KSAU Tinjau Kesiapan Pengoperasian Jet Tempur Rafale di Lanud Supadio Pontianak

Nasional
Jokowi: Alat Komunikasi Kita Didominasi Impor, Sebabkan Defisit Perdagangan Rp 30 Triliun

Jokowi: Alat Komunikasi Kita Didominasi Impor, Sebabkan Defisit Perdagangan Rp 30 Triliun

Nasional
Wapres Ma’ruf Amin Minta Penyaluran Dana CSR Desa Diperhatikan agar Tepat Sasaran

Wapres Ma’ruf Amin Minta Penyaluran Dana CSR Desa Diperhatikan agar Tepat Sasaran

Nasional
Hakim MK Tegur KPU karena Renvoi Tak Tertib dalam Sengketa Pileg

Hakim MK Tegur KPU karena Renvoi Tak Tertib dalam Sengketa Pileg

Nasional
Soal Silaturahmi Kebangsaan dengan Presiden dan Wapres Terdahulu, Bamsoet: Tinggal Tunggu Jawaban

Soal Silaturahmi Kebangsaan dengan Presiden dan Wapres Terdahulu, Bamsoet: Tinggal Tunggu Jawaban

Nasional
Hormati Ganjar, Waketum Gerindra: Sikap Oposisi Bukan Pilihan yang Salah

Hormati Ganjar, Waketum Gerindra: Sikap Oposisi Bukan Pilihan yang Salah

Nasional
Ganjar Pilih di Luar Pemerintahan, Bamsoet: Boleh, tapi Kita Bekerja Gotong Royong

Ganjar Pilih di Luar Pemerintahan, Bamsoet: Boleh, tapi Kita Bekerja Gotong Royong

Nasional
Hanya Ada 2 'Supplier' Indonesia yang Pasok Perangkat untuk Apple, Jokowi: Memprihatinkan

Hanya Ada 2 "Supplier" Indonesia yang Pasok Perangkat untuk Apple, Jokowi: Memprihatinkan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com