Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Demer: Bali Ingin Pemimpin Seperti Jokowi

Kompas.com - 12/02/2022, 18:23 WIB
Aningtias Jatmika,
Yohanes Enggar Harususilo

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Anggota Legislatif Daerah Pemilihan (Dapil) Bali Gde Sumarjaya Linggih mengatakan salah satu masalah krusial yang dihadapi Bali adalah menyeimbangkan ketimpangan pertumbuhan antara wilayah Bali Selatan dan Bali Utara.

Dalam gelaran “Diskusi Politik dan Ekonomi Bali” bersama Consulate General of The United States of America, pria yang akrab disapa Demer itu menilai bahwa Bali membutuhkan pemimpin seperti Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menyeimbangkan ketimpangan tersebut.

“Jika tidak (ada pemimpin yang mampu), ketimpangan akan semakin terlihat. Harga (bahan pokok) yang terlalu tinggi akan menjadi beban masyarakat Bali Selatan,” ujar Demer dalam keterangan pers yang diterima Kompas.com, Sabtu (12/2/2022).

Di sisi lain, lanjut Demer, masyarakat Bali Utara mengeluhkan tingginya tingkat pengangguran akibat pembangunan yang rendah.

(Baca juga: Resmikan Monumen Soekarno di Maluku Utara, Puan: Indonesia Bukan Hanya Jawa)

Demer menjelaskan bahwa pandangan kritis tersebut dikemukakan untuk tujuan konstruktif demi kepentingan orang banyak.

“Jika dikaji dengan benar, (keberhasilan kepemimpinan Jokowi) merupakan prestasi bagi dirinya sendiri,” imbuh Demer.

Seperti diketahui, kawasan timur Indonesia dinilai sebagai wilayah yang masih tertinggal, baik dari segi pembangunan, ekonomi, maupun infrastruktur. Adapun kawasan ini mencakup Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, dan Papua.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Nasional
Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com