JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus Covid-19 terus mengalami tren peningkatan seiring meluasnya penyebaran varian Omicron.
Kasus harian Covid-19 kembali meningkat yaitu sebanyak 12.422 pada Minggu (30/1/2022). Angka tersebut merupakan penambahan kasus harian tertinggi terhitung sejak lima bulan terakhir.
Berdasarkan catatan Kompas.com, penambahan kasus Covid-19 di atas 12.000 terakhir terjadi pada 27 Agustus 2021 yaitu sebanyak 12.618.
Dengan demikian, total kasus positif Covid-19 di Indonesia kini mencapai 4.343.185.
Adapun penambahan 12.422 kasus harian Covid-19 diperoleh setelah dilakukan pemeriksaan spesimen sebanyak 314.397 yang diambil dari 205.803 orang.
Sementara itu, Satgas Penanganan Covid-19 juga melaporkan sebanyak 3.241 kasus sembuh dari Covid-19 sehingga total kasus menjadi 4.137.164.
Selain itu, kasus kematian akibat Covid-19 dilaporkan bertambah 18, sehingga total kasus menjadi 144.303.
Baca juga: Cara Dapat Paket Obat Gratis untuk Pasien Isoman Covid-19 Omicron
Adapun peningkatan kasus harian Covid-19 dalam beberapa hari terakhir berdampak pada peningkatan jumlah pasien yang menjalani perawatan.
Satgas melaporkan, kasus aktif tembus di angka 60.000, tepatnya 61.718 setelah terjadi penambahan 9.163 dalam 24 jam terakhir kemarin.
Kasus aktif adalah pasien yang masih terkonfirmasi positif virus corona, dan menjalani perawatan di rumah sakit atau isolasi mandiri.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengimbau masyarakat yang memiliki gejala seperti terjangkit Covid-19 segera memeriksakan diri.
Sebab, varian Omicron umumnya memiliki gejala ringan tapi tetap berisiko berat bahkan memicu kematian.
"Walaupun gejala yang ditunjukkan umumnya ringan, tapi risiko untuk sakit berat bahkan kematian tetap ada," kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmizi, dikutip dari Antara, Minggu.
Pernyataan tersebut disampaikan Nadia, menjawab kecenderungan perilaku masyarakat yang bergejala tapi enggan melakukan tes di fasilitas pelayanan kesehatan.
Situasi ini dipicu sikap masyarakat yang masih menganggap enteng gejala Covid-19 Omicron.
Nadia mengatakan, pihaknya melaporkan laju tes Covid-19 melalui metode tes antigen maupun tes cepat PCR dalam kurun sepekan terakhir berkisar kurang dari 2,54 persen per pekan.
Baca juga: Masker yang Tepat untuk Anak di Tengah Ancaman Omicron
Padahal, pada kurun Juli 2021 Indonesia mencatatkan rekor tes tertinggi di sejumlah provinsi rata-rata 50-90 persen.
Nadia mengatakan, target tes Covid-19 per hari di level populasi di Indonesia mencapai 324 ribu orang.
Oleh karenanya, ia mengimbau masyarakat untuk mengetahui lebih di potensi penularan Omicron melalui sejumlah gejala yang timbul.
Laporan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) pada 17 pasien Omicron di RSUP Persahabatan Jakarta Timur menunjukan gejala seperti, batuk kering 63 persen, nyeri tenggorokan 54 persen, pilek 27 persen, sakit kepala 36 persen dan demam 18 persen.
Gejala tersebut, lanjut Nadia, dapat berujung sakit berat bahkan kematian bila penanganan telat dilakukan.
"Kita tetap mengimbau masyarakat untuk mengetahui lebih dini Omicron sehingga bisa mengisolasi diri dan menghindari gejala jadi berat," katanya.
Nadia meminta sejumlah daerah untuk meningkatkan testing di antaranya Jawa Timur, Jawa Tengah dan Bali.
"Seperti Yogyakarta, kasusnya masih rendah, Bali masih rendah. Tapi kapasitas untuk tracing-nya belum maksimal," ucapnya.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyarankan pelaksanaan work from home (WFH) atau bekerja dari rumah jika memang bisa dilakukan.
Langkah ini perlu dilakukan untuk menghindari potensi tertular Covid-19 di tengah situasi kenaikan kasus yang terus terjadi.
"Di kantor-kantor kalau tidak terlalu perlu, mau WFH lebih baik. Lebih less risky. Kalau kita mau lebih berhati-hati karena kasusnya naik itu (WFH) lebih baik," kata Budi dalam sesi tanya jawab secara virtual bersama media dan tenaga kesehatan pada Kamis (27/1/2022).
"Kita di Kemenkes juga sudah begitu. Karena kemarin sempat ada beberapa yang kena, ya sesuai protokol kita bersihkan dulu daerahnya lalu WFH dulu," sambungnya.
Baca juga: Kemenkes: Risiko Kematian Akibat Omicron Tetap Ada, Masyarakat yang Bergejala Segera Tes!
Budi mengatakan, untuk menghadapi kenaikan kasus Covid-19 saat ini protokol yang dilakukan sama seperti sebelumnya.
Masyarakat tetap diminta disiplin memakai masker dan sebisa mungkin tidak memaksakan diri berada di kerumunan.
"Yang penting kita enggak usah terlalu berlebih-lebihan. (Misalnya) kita lockdown satu Jakarta. Enggak begitu," ucap Budi.
"Tapi kalau ternyata ada yang kena satu kantor saya bilang WFH dulu lah satu minggu. Toh masih bisa jalan (pekerjaan). Nanti kita balik lagi (ke kantor)," lanjut dia.
Selain itu, Budi meminta masyarakat untuk menghindari bepergian ke luar kota dan berpartisipasi dalam mempercepat penyuntikan vaksin dosis lengkap atau dosis kedua dan vaksinasi booster.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.