Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PDPI: Gejala Utama Varian Omicron Batuk, Hidung Tersumbat hingga Sesak Napas

Kompas.com - 24/01/2022, 11:08 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Pokja Infeksi Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Erlina Burhan mengatakan, data dari sejumlah penelitian menunjukkan bahwa gejala infeksi Omicron yang paling banyak dikeluhkan pasien adalah batuk.

Ia mengatakan, gejala tersebut berbeda dengan keluhan pasien yang terinfeksi varian Delta.

"Saya ingin menyampaikan data dari luar, gejala-gejala Omicron dikatakan gejala paling banyak adalah batuk (89 persen), berbeda dengan delta, Delta kan dulu 80 persen demam," kata Erlina dalam konferensi pers secara virtual, Senin (24/1/2022).

Baca juga: Kemenkes: Total 1.626 Kasus Covid-19 Omicron di Indonesia

Dia menambahkan, selain batuk, pasien yang terinfeksi Omicron mengeluhkan badan lemas atau kelelahan, hidung tersumbat, demam dan mual atau muntah.

"Jadi jangan beranggapan kalau demam perlu memeriksakan diri, ternyata sekarang batuk merupakan entry poinnya yaitu sebanyak 89 persen," ujarnya.

Erlina mengatakan, pihaknya juga mengamati gejala yang dialami pasien Omicron yang dirawat di RS Persahabatan sejak 10 Januari sampai 22 Januari 2022. Menurut dia, ada 17 pasien Omicron yang dirawat di RS Persahabatan dan mayoritas mengalami gejala batuk kering dan nyeri tenggorokan.

"Batik kering (63 persen), nyeri tenggorokan (54 persen), pilek 27 persen, sakit kepala (36 persen), nyeri perut, demam (18 persen)," ucapnya.

Lebih lanjut, Erlina mengatakan, 6 dari 17 pasien Omicron yang dirawat di RS Persahabatan memiliki penyakit penyerta (komorbid).

Baca juga: Kasus Omicron Meningkat, 5 Organisasi Profesi Dokter Minta Pemerintah Evaluasi Pembelajaran Tatap Muka 100 Persen

Karena itu, kata dia, pihaknya berupaya memberikan perawatan optimal, mengingatkan ada kecenderungan perburukan bila pasien yang memiliki komorbid terpapar Covid-19.

"Memang kita harus waspada kalau ada komorbid, karena ada kecendrungan pasien ini akan mengalami perburukan," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Nasional
Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Nasional
BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

Nasional
Luhut Ingatkan soal Orang 'Toxic', Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Luhut Ingatkan soal Orang "Toxic", Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Nasional
Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Nasional
[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

Nasional
Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Nasional
Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com