JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Satgas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Zubairi Djoerban mengatakan, pemerintah harus memperbanyak pemeriksaan sampel Covid-19 menggunakan Whole Genome Sequencing (WGS), menyusul ditemukannya satu kasus Omicron dari transmisi lokal.
"Lakukan pemeriksaan tes PCR kemudian harus dilanjutkan ke arah WGS agar kalau ada Omicron ketahuan jumlahnya berapa kita tahu dengan cepat," kata Zubairi saat dihubungi Kompas.com, Rabu (29/12/2021).
Zubairi mengatakan, pemerintah dapat mempelambat penyebaran varian Omicron dengan melakukan penelusuran kontak erat kasus pertama transmisi lokal minimal kepada 30 orang dari satu kasus terkonfirmasi tersebut.
Baca juga: 68 Kasus Omicron di RI, Paling Banyak Pelaku Perjalanan dari Turki
"Contohnya yang bagus sekali kemarin yang di Wisma Atlet yang satu positif yang diperiksa lebih dari 2.000 itu bagus," ujarnya.
Zubairi juga meminta masyarakat untuk memperketat protokol kesehatan seperti mencuci tangan, menggunakan masker dan tidak berkerumun.
Selain itu, ia mendorong masyarakat untuk segera mendapatkan vaksinasi Covid-19 agar memiliki proteksi terhadap virus.
"Vaksinasi sekarang belum sebagian besar yang dua kali. Sekali lagi orang punya komorbid diabetes, darah tinggi, lupus, kanker HIV, lebih cepat vaksinasi lebih baik, kalau ragu hubungi dokter yang merawat tetapi ini dianjurkan," ujar dia.
Baca juga: Serangan Balik terhadap Giring Ganesha usai Sindir Anies...
Terkait mayoritas kasus Omicron berasal dari pelaku perjalanan luar negeri, Zubairi menilai pelarangan WNI untuk bepergian ke luar negeri tidak akan efektif.
Ia meminta pemerintah cukup memberikan edukasi kepada masyarakat bahwa kasus Covid-19 dari varian Omicron di luar negeri jauh lebih tinggi dibandingkan Indonesia, sehingga kegiatan selama akhir tahun lebih baik dilakukan di dalam negeri.
"Pelarangan orang (ke luar negeri) tidak akan efektif. Jadi lebih baik memberikan edukasi soal bepergiannya dengan kondisi Covid-19 di Indonesia yang baik dan kondisi di luar negeri yang berisiko Covid-19," ucap dia.